Sinopsis Film Stronger – Banyak film seru yang bisa menjadi hiburan di rumah. Salah satu judul film yang recommended untuk Sobat saksikan adalah Stronger. Sebelum melihat filmnya, tak ada salahnya Sobat mengetahui sinopsis film Stronger.
Film Stronger sendiri rilis pada tahun 2017 lalu dan menarik perhatian banyak orang. Bintang dalam film tersebut antara lain Jake Gyllenhaal sampai Tatiana Maslany. Film satu ini bergenre biografi yang berbalut drama garapan sutradara David Gordon Green.
Cerita dalam Sinopsis Film Stronger
Kisah dalam sinopsis film Stronger berpusat pada karakter Jeff Bauman yang harus mengalami kejadian pahit di hidupnya. Bagaimana tidak, ia terpaksa kehilangan kedua kakinya ketika terjadi dua bom pada tahun 2013.
Jeff berusaha memberikan dukungan kepada orang terdekatnya yakni Erin. Sebagai mantan kekasih, Jeff tertarik menjalin hubungan yang baik bersama Erin. Salah satunya yaitu dengan mengadakan donasi di tempatnya bekerja untuk ia sumbangkan.
Rupanya Erin menjadi salah satu pelari di dalam acara tersebut, dan Jeff menunggunya di garis finish. Sayang ketika berdiri menunggu, terjadi ledakan bom tidak jauh dari lokasi tempatnya berdiri.
Akibat kejadian itu, Jeff pun harus dilarikan ke rumah sakit. Karena ledakan bom tersebut, dokter juga mengamputasi kaki Jeff dari bagian atas lututnya.
Penyandang Disabilitas dalam Islam
Sobat Cahaya Islam, sinopsis film Stronger menjadi salah satu film yang mengisahkan tentang penyandang disabilitas. Di dunia nyata pun tidak sedikit orang yang pada akhirnya menjadi difabel karena sebuah kejadian.
Dalam agama islam, mereka yang termasuk penyandang disabilitas mempunyai harkat dan martabat dengan manusia pada umumnya. Al Quran dengan tegas menyatakan bahwa Allah SWT memandang semua orang sama, terlepas dari kemampuan fisiknya.
Karena itulah, Allah SWT juga menekankan pentingnya memperlakukan semua orang dengan hormat dan bermartabat. Kemampuan dan keterbatasan fisik seseorang tidak menjadi alasan dalam memperlakukan orang tersebut.
Di samping itu, islam juga memandang para penyandang disabilitas dengan pandangan tertentu. Pandangan tersebut di antaranya:
1. Orang yang Mendapat Ujian
Agama islam memandang disabilitas sebagai ujian dari Allah SWT dan kesempatan individu tersebut mendapat derajat yang tinggi di sisi-Nya. Karena itu, para penyandang disabilitas hendaknya tidak berputus asa atau menyalahkan keadaan.
Walaupun terasa sulit, jadikan momen tersebut sebagai saat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan begitu, niscaya Allah SWT akan mengangkat derajat orang tersebut di dunia dan akhirat kelak.
Di sisi lain, bagi orang yang normal apabila melihat kaum difabel maka bisa meningkat keimanannya. Sebab sepatutnya ia bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. Ini sebagaimana firman Allah SWT,
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Surat Ibrahim Ayat 7)
2. Orang yang Setara
Seperti yang disinggung sebelumnya, islam memandang penyandang disabilitas sama seperti manusia pada umumnya. Bahkan dalam Al Quran, Allah SWT berfirman,
لَيْسَ عَلَى الْأَعْمَى حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْأَعْرَجِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى الْمَرِيضِ حَرَجٌ وَلَا عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَنْ تَأْكُلُوا مِنْ بُيُوتِكُمْ أَوْ بُيُوتِ آبَائِكُمْ أَوْ بُيُوتِ أُمَّهَاتِكُمْ … (النور: 61)
Artinya, “Tidak ada halangan bagi tunanetra, tunadaksa, orang sakit, dan kalian semua untuk makan bersama dari rumah kalian, rumah bapak kalian atau rumah ibu kalian …” (Surat An-Nur ayat 61).
Ayat di atas secara eksplisit menegaskan tentang kesetaraan sosial antara penyandang disabilitas dengan manusia normal. Mereka harus mendapat perlakuan secara sama tanpa diskriminasi dalam kehidupan sosial.
Sobat Cahaya Islam, begitu mulianya islam memandang para kaum disabilitas seperti karakter dalam sinopsis film Stronger. Sebagai muslim, hendaknya Sobat juga meneladani ayat tersebut dan tidak memandang rendah kaum difabel.
