Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu, Hati-hati! Ini Pemicu Perbuatan Curang Menurut Pandangan Islam

0
691
Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu dan Hukumnya Dalam Islam

Perangkat desa edarkan uang – Seorang oknum yang berprofesi sebagai perangkat desa ditangkap karena mencetak dan mengedarkan uang palsu. Ini terjadi di Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Kabarnya uang palsu ini dicetaknya untuk membayar honor tim pelaksana kegiatan desa. Ini dikarenakan sebelumnya ia menggunakan uang honorium dan insentif untuk kepentingan pribadi. Sehingga untuk mengganti uang yang digunakannya, ia memutuskan mencetak sendiri uang dan memberikannya kepada para penerima honor.

Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu dan Hukumnya Dalam Islam

Tindakan mengedarkan uang palsu tentu saja bukan tindakan yang benar. Bahkan ini termasuk dalam tindakan pidana, sehingga pelakunya bisa terjerat pasal undang-undang. Seperti halnya yang terjadi di Kalimantan Barat ini, pelakunya terancam hukuman penjara hingga 15 tahun dan denda paling banyak hingga 50 miliar. Dalam agama islam sendiri, kita sebagai kaum muslimin tidaklah diajarkan untuk berbuat kecurangan. Apalagi terhadap harta orang lain yang bukan menjadi hak kita.

Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu, Apa Saja Pemicu Perbuatan Curang Menurut Pandangan Islam?

Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu Termasuk Perbuatan Dosa Besar

Perangkat desa edarkan uang palsu merupakan tindakan yang melanggar hukum. Bukan hanya hukum yang tercantum dalam undang-undang negara. Namun ini juga menyimpang dari hukum islam dan syariat yang ada. Tindakan mengedarkan uang palsu tentu saja termasuk dalam perbuatan curang. Dalam islam, curang adalah perbuatan yang dilarang dan bahkan ancamannya adalah neraka jahanam. Kecurangan juga bukan hanya dalam konteks perniagaan saja.

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (1)

Dalam potongan ayat diatas menegaskan bahwa orang-orang yang curang adalah orang yang celaka. Ini artinya perbuatan curang termasuk dalam perbuatan dosa besar. Bahkan ini mencerminkan sifat orang kafir dan munafikin. Sehingga pelaku curang akan ditempatkan di neraka jahanam dan disiksa.

Perbuatan curang yang bukan merupakan sikap seorang muslim, ini artinya harus dihindari. Namun apa saja sebenarnya pemicu perbuatan curang? Kaum muslimin wajib ketahui ini agar tidak terjerumus dalam kecurangan.

Kurangnya Keimanan Diri

Perangkat Desa Edarkan Uang Palsu dan Begini Curang Dalam Pandangan Islam

Pemicu dari perbuatan curang tentu saja asalnya adalah dari diri sendiri. Untuk menghindarkan kita dari perbuatan keji dan maksiat, maka keimanan adalah modal utama. Kita perlu meningkatkan keimanan kepada Allah SWT agar senantiasa dijauhkan dari sifat yang menjerumuskan dalam perbuatan dosa. Ini juga akan melindungi kita dari keinginan-keinginan berbuat maksiat atau yang merugikan diri sendiri. Hal ini karena kita selalu memiliki rasa takut kepada Allah dan berada dalam pengawasanNya.

Ambisi Berlebihan

Ambisi adalah sesuatu yang bisa menjerumuskan kita dalam perbuatan dosa jika tidak dikendalikan dengan baik. Ambisi yang berlebihan akhirnya bisa berubah menjadi sikap untuk menghalalkan segala cara dalam mencapai apa yang diinginkan. Apalagi jika ambisi ini ditujukan pada keinginan mengumpulkan harta dan memperkaya diri. Apapun akan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Naudzubillah.

Kurangnya Ilmu Bersyukur

Dalam islam, ilmu adalah salah satu hal yang penting untuk dimiliki setiap makhluk. Ilmu inilah yang nantinya akan menuntun kita menjadi seorang yang bermanfaat. Namun kurangnya ilmu akan membuat kita mudah tersesat. Terutama kurangnya ilmu agama dan ilmu dalam bersyukur. Sehingga membuat manusia tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Ini yang akan memicu seseorang berbuat kecurangan.

Perangkat desa edarkan uang – Pengedaran uang palsu demi kepentingan pribadi adalah suatu sikap yang menyimpang dari ajaran islam. Sikap curang ini akan menjerumuskan kita pada dosa besar. Sehingga sebisa mungkin kita harus menghindari ini. Caranya dengan memperbaiki diri dan memperkaya ilmu agama serta ilmu bersyukur.


Catatan Kaki:

(1) – Surat Al-Tatfif Ayat 1

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY