Pahami Makna Larangan agar Suara Menjadi Merdu dalam Islam

0
231
larangan agar suara menjadi merdu

Larangan agar suara menjadi merdu – Sebagai umat muslim, salah satu bahasan yang perlu dipahami dan diselaraskan pemahamannya yakni terkait topik larangan agar suara menjadi merdu.

Sobat Cahaya Islam, adanya bahasan larangan agar suara menjadi merdu tentu bukan semata – mata atas haramnya suara untuk diperdengarkan. Tentu ada hikmah dibaliknya.

Bagaimana Umat Menyikapi Larangan agar Suara Menjadi Merdu

Bahasan larangan agar suara menjadi merdu merupakan topik yang penting. Sebab ada sebagian kalangan pemuda yang merasa bahwa suara merupakan aurat, sehingga tidak boleh untuk diperdengarkan.

Nah, logikanya, bagaimana pemuda dapat menjalankah dakwah yang memang lebih efektif disampaikan dengan lisan?

Ada beberapa hukum yang mengenai suara menurut beberapa ulama’. Sebagian menyampaikan bahwa suara merupakan aurat sehingga perlu dijaga. Lantaran suara tersebut dapat menjadi fitnah bagi umat lainnya, apalagi seorang muslimah.

Seorang muslimah haruslah menjaga izzah dan iffah yakni harga diri dan kemuliaan mereka dimanapun mereka berada. Termasuk akhirnya menjaga aurat tersebut.

Namun di sisi lain, ada sebagian ulama’ yang menganggap bahwa suara bukanlah termasuk aurat. Sehingga tidak ada permasalahan di dalamnya.

Hanya saja, ada satu kesamaan dari penjelasan mengenai suara yakni melakukan penjagaan. Penjagaan suara khususnya seorang muslimah memang penting. Misalnya, bagaimana dengan menyanyi?

Maka hal ini perlu didalami. Jangankan wajah, bahkan suara sekalipun bisa menjadikan seorang laki – laki berpaling menuju seorang muslimah. Naudzubillah. Inilah letak kesamaan terkait penjagaan suara tersebut.

Berarti menyanyi dilarang? Bukan seperti itu, namun muslimah perlu mendudukkan perkaranya dengan baik. Sebab urgensitas bernyanyi pun juga perlu dilihat orientasinya. Mengarahkan pada kebaikan, atau malah menjadikan para pendengar menuju jalan kesesatan. Naudzubillah.

Padahal peran para manusia di dunia ini sama, yakni menghamba kepada Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Maka dari itu, mengimani Allah secra keseluruhan merupakan kewajiban, bukan opsional. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al Baqarah ayat 208 yakni :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.

Menjadi Pemuda Pemikir yang Pijak

Pembahasan larangan terkait suara yang merdu merupakan bagian dari salah satu amalan dalam Islam. Oleh karena itu, penting bagi para pemuda untuk senantiasa menguatkan keilmuannya agar di masa depan dapat memecahkan banyak persoalan di masa depan.

Dengan kata lain, pemuda harus berfikir secara bijak. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan para pemuda agar berfikir bijak yakni :

Tawaduk dan Kritis

Sebagai pemuda, berittiba’ memang diperlukan. Namun hal yang perlu dipastikan yakni mereka perlu memahami ranah – ranah yang dapat dipertanyakan. Bukan berarti membangkang pada perintah Allah, melainkan pertanyaan yang berkaitan dengan hal teknis.

larangan agar suara menjadi merdu

Jika hal tersebut menentramkan jiwa, maka sebenarnya amalan itu sudah lebih dekat dengan karakteristik amalan baik. Namun pemuda harus memutuskan dengan hukum yang syar’i, bukan emosional belaka.

Diskusi dengan Kawan Shalih

Hal selanjutnya yang bisa dilakukan yakni dengan memperbanyak bacaan dan diskusi bersama kawan sekitar. Penting halnya bagi para pemuda untuk ikut mendedikasikan diri dalam keilmuan.

Selain itu, menjadi seorang pembelajar juga merupakan salah satu kewajiban yang Allah perintahkan. Sebagaimana dalam surat Al Mujadilah ayat 11 yakni :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan yang berkaitan dengan larangan agar suara menjadi merdu dan bagaimana menjadi pemikir yang bijak. Semoga ulasannya bermanfaat.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY