Kebiasaan Warga Arab Saudi Menyambut Tamu Jadi Sorotan, Bagaimana Adabnya dalam Islam?

0
97
Kebiasaan warga Arab Saudi

Kebiasaan warga Arab Saudi dalam menyambut tamu belakangan ini menarik perhatian masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, kebiasaan tersebut memang patut diacungi jempol. Bahkan Sobat pun tak ada salahnya juga mengikuti kebiasaan mereka dalam menyambut tamu.

Bukan tanpa alasan, kebiasaan baik dalam menyambut tamu bisa mendatangkan keberkahan. Mengingat tamu adalah orang yang menjalin silaturahmi dengan saudaranya. Untuk itulah, islam pun mengajarkan pentingnya memuliakan tamu.

Kebiasaan Warga Arab Saudi Menyambut Tamu yang Patut Diapresiasi

Banyak sekali kebiasaan warga Arab Saudi yang menarik untuk Sobat ikuti. Kebiasaan tersebut di antaranya giat bekerja, membuka usaha, mengutamakan ibadah, dan berkaitan dengan tamu. Hal yang menarik di antara kebiasaan tersebut adalah menyambut tamu seperti raja.

Ketika tamu datang, mereka akan mengucapkan tutur kata yang santun. Bukan itu saja, orang Arab juga menyajikan makanan dan minuman yang begitu banyak. Mereka dengan senang hati menyajikan makanan dan minuman untuk tamu.

Tak hanya itu, orang Arab juga akan merasa tersanjung jika para tamu berkenan makan maupun minum dengan keluarga mereka. Ini menjadi kebiasaan yang berlandaskan ajaran agama islam.

Karena itulah, Sobat Cahaya Islam sebagai muslimin perlu menirunya dan menerapkannya dalam kebiasaan sehari-hari.

Adab Menerima Tamu dalam Islam

Berbicara tentang kebiasaan warga Arab Saudi dalam menerima tamu berkaitan erat dengan ajaran agama islam. Bukan tanpa alasan, kebiasaan tersebut sejalan dengan adab menerima tamu dalam islam.

Di antara adab yang mulia dalam menerima tamu yaitu:

1. Membukakan Pintu Sebelum Tamu Datang

Kebiasaan warga Arab Saudi

Adab pertama menerima tamu dalam ajaran islam adalah membukakan pintu sebelum tamu datang. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman,

وَسِيْقَ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ اِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًاۗ حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءُوْهَا وَفُتِحَتْ اَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ ۝٧٣

Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!” (Az-Zumar · Ayat 73)

Di dalam ayat tersebut, Allah SWT memuliakan hambanya yang beriman dengan membuka pintu surga sebelum mereka tiba. Berdasarkan ayat itu, manusia diajarkan adab menerima tamu, yakni membukakan pintu untuk mereka.

2. Selalu Mengutamakan Tamu

Adab berikutnya saat menerima tamu adalah selalu mengutamakan tamu. Ada sebuah kisah yang memuat tentang kaum Anshar yang lebih mengutamakan tamu yakni Muhajirin daripada diri mereka sendiri. Kisah tersebut termuat dalam ayat Al Quran yang berbunyi,

“Dan mereka (Anshar) mengutamakan (Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Dari kisah itu, sejatinya menjadi motivasi untuk memuliakan dan memprioritaskan tamu daripada diri sendiri. Selain itu, ada juga kisah saat sahabat Nabi yang memuliakan tamu Rasulullah SAW.

3. Menyambut Tamu Sebaik Mungkin

Saat rombongan Abdul Qais sampai di hadapan Rasulullah SAW, Nabi mengucapkan,

Selamat datang para utusan yang datang tanpa penghinaan dan penyesalan.” (HR. Bukhari no. 6176 dan Muslim no. 17).

Dalam hadist tersebut, Rasulullah memberikan contoh dan keteladanan dalam menyambut tamu. Keteladanan itu adalah mengucapkan selamat datang dan kalimat-kalimat yang baik.

Sebagai umatnya, Sobat hendaknya mengikuti teladan Nabi Muhammad tersebut dengan menyambut tamu sebaik mungkin apapun tujuannya.

4. Memuliakan dan Menjamu Tamu

Kebiasaan warga Arab Saudi

Dalam sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda,

Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya. Jamuan yang wajib yaitu sehari semalam. Sedangkan hak bertamunya adalah tiga hari. Adapun selebihnya maka itu sedekah. Tidak halal bagi tamu untuk tinggal di rumah pemiliknya hingga membuat tuan rumah merasa susah.” (HR. Bukhari no. 5670 dan Muslim no. 3255) 

Hadist di atas menjelaskan bahwa memuliakan tamu termasuk ke dalam tanda keimanan. Selain itu, hendaknya tuan rumah menghidangkan jamuan istimewa di hari pertama dan menyuguhkan makanan yang sering dimakan di hari berikutnya.

Sobat Cahaya Islam, itulah adab memuliakan tamu secara islam yang sesuai dengan kebiasaan warga Arab Saudi. Sebagai muslim yang taat, hendaknya Sobat mengikuti adab tersebut agar mendapat keberkahan saat menerima tamu.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY