Kaum difabel – Pada perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, seluruh masyarakat Indonesia memperingati dengan melakukan upacara bendera. Begitu juga di Yayasan Kinasih Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar. Tiga penyandang disabilitas atau difabel bertugas menjadi pengibar bendera. Meskipun memiliki keterbatasan, mereka bahkan tidak ingin menjadi nomor dua dalam merayakan hari kemerdekaan ini. Tuna wicara bernama Raisa bertugas membawa bendera, didampingi Ahmad Amirul yang merupakan tuna grahita dan Agus, seorang tuna netra.
Yayasan Kinasih ini menaungi kaum difabel, sehingga yang menjadi bagian dari pelaksanaan upacara juga kaum penyandang disabilitas. Meskipun begitu, mereka bisa melaksanakan upacara dengan baik. Ada bantuan dari relawan yang memberikan aba-aba dan juga insting yang mereka gunakan. Kaum difabel adalah kaum yang dilahirkan dengan kekurangan atau keterbatasan. Meskipun begitu, Allah selalu memberikan kelebihan pada setiap kekurangan yang dimiliki makhlukNya.
Kaum Difabel Jadi Petugas Upacara HUT RI, Begini Derajat Manusia Dihadapan Allah SWT
Kaum difabel di Blitar berusaha untuk memperingati HUT RI yang ke-75 dengan melaksanakan upacara. Meskipun memiliki keterbatasan, namun penyandang disabilitas ini membuktikan bahwa mereka juga manusia. Mereka pun bisa menjadi warga negara yang baik dengan memperingati hari istimewa untuk negara Indonesia ini. Bahkan mereka juga bisa memproduksi batik dan mandiri dalam ekonomi. Dalam islam, manusia yang memiliki keterbatasan dengan yang tidak semuanya adalah sama.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.(1)
Dalam ayat diatas ditegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam perbedaan. Namun perbedaan ini bukan menjadikan derajat manusia berbeda dihadapan Allah. Semua manusia tetaplah sama, yang membedakannya adalah akhlak dan ketaqwaannya tentu saja.
Perbedaan Tiap Manusia Dihadapan Allah Adalah Ketaqwaannya
Dalam islam, tidak ada ajaran mengenai rasisme atau membeda-bedakan antara manusia yang satu dengan yang lain. Meskipun memiliki ras yang berbeda, warna kulit yang tidak sama, bahkan juga kelebihan yang tidak sama. Tidak semua orang terlahir dalam keadaan sempurna, Allah selalu menyelipkan kekurangan dalam diri manusia. Namun kekurangan itu sendiri tentu juga ketetapan Allah SWT. Meskipun begitu, Allah mendampingkan kekurangan dengan kelebihan.
Islam tidak mengajarkan kita untuk saling membeda-bedakan, jika Allah saja tidak membedakan hamba-hambaNya. Pembeda antara manusia yang satu dengan yang lain adalah ketaqwaan dan akhlaknya. Itu sebabnya, sebagai seorang muslim kita dianjurkan untuk saling berlomba dalam kebaikan. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, tentu saja memiliki derajat yang mulia dihadapan Allah. Namun walaupun kita semua saling memiliki perbedaan, namun kita tetaplah saling bersaudara.
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara (2)
Kaum difabel – merupakan orang yang terlahir dengan keterbatasan. Meskipun begitu, mereka juga makhluk Allah yang diberikan berbagai kelebihan. Jadi sobat Cahaya Islam, tidak ada yang membedakan manusia dihadapan Allah kecuali ketaqwaannya.
Catatan Kaki:
(1) – Surat Al-Hujurat Ayat 13
(2) – Surat Ali ‘Imran Ayat 103