Kajian Adab dan Akhlak: Bercanda Syari? Gimana Tuh?

0
1193
bercanda syarie itu seperti apa sih

Bercanda SyariSobat cahaya islam pernah denger sebuah hadits ga sih bahwa orang orang yang suka tertawa dan sering tertawa terbahak bahak maka akan mengeras hatinya. Kami sendiri juga penasaran sih sebenernya gimana maksud dari hadits tersebut. Apakah kita sebagai orang islam tidak diperbolehkan guyon atau bercanda? Atau bila memang begitu apakah ada semacam cara bercanda syari yang sesuai dengan ajaran islam? Penasaran kan? Kita bakal bahas deh disini:

Menilik lebih jauh pada kehidupan serta Sense of Humor Rasulullah

Biar bagaimanapun, sebagai orang islam yang memegang teguh Al Quran dan Al Hadits, maka kehidupan kita seharusnya pula bercermin dari tata cara kehidupan Rasulullah pula. Bukankah Rasulullah datang ke dunia ini untuk memberikan teladan yang baik? – Nah, yang jadi pertanyaan adalah apakah dulu Rasulullah memiliki sense of humor yang sama seperti kita?

حَدَّثَنَا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ الْبَغْدَادِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْحَسَنِ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ، عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تُدَاعِبُنَا ‏.‏ قَالَ ‏ “‏ إِنِّي لاَ أَقُولُ إِلاَّ حَقًّا ‏”‏ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صحيح‏

Banyak alim ulama menjelaskan sense of humor Rasulullah salah satunya dari satu hadits dari Jami At Tirmidzi 1990 ini. Ketika para sahabat bertanya kepada Rasulullah apakah beliau bercanda kepada mereka. Tentu Rasulullah terkadang bergembira dan bercengkerama bersama para sahabat sembari tertawa. Namun tidak terlalu berlebihan dalam tertawa. Dalam hadits itu pula diberikan penjelasan lebih lanjut bahwa Rasulullah terkadang memang bercanda dengan orang dalam suatu pembicaraan. Namun yang beliau sampaikan selalu bukan hal yang dusta (kebenaran).

Adab Bercanda Syari? Ada Beberapa yang perlu di perhatikan!

Yang menjadi sebuah pertanyaan lebih jauh tentang bercanda syari ini adalah tentang seberapa jauh batas yang bisa kita capai dalam hal bercanda? – beberapa alim ulama membeberkan beberapa acuan sih:

(1) Tidak menyinggung Allah, Rasul maupun syariat islam.

(2) Bukan merupakan candaan yang merendahkan orang lain.

(3) Bukan sebuah candaan yang berangkat dari sebuah kebohongan.

(4) Tidak boleh berlebihan baik dalam candaannya itu sendiri maupun dari respon pada sebuah candaan. (contohnya: tertawa terbahak bahak tanpa kendali)

حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ، بَكْرُ بْنُ خَلَفٍ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ الْحَنَفِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ حُنَيْنٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏ “‏ لاَ تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ ‏”

Dari hadits riwayat Ibnu Majjah no. 4193 diatas dijelaskan bahwa kita dilarang tertawa terlalu berlebihan, karena Rasulullah khawatir bahwa bila itu terjadi, maka hati kita akan menjadi keras.

***

Kira kira begitu sih sobat cahaya islam. Setelah kita mencoba bertanya kepada para alim ulama dan ahli hukum islam, kesimpulan yang kita dapatkan adalah bahwa memang islam tidak melarang sebuah candaan. Namun candaan yang seperti apa dulu harus lebih diperhatikan. Istilah Bercanda syari mungkin juga lebih lekat untuk cara bercanda yang tidak berlebihan, tidak menyakiti hati orang lain, dan tidak merendahkan Allah dan Rasul. Jadi sekarang sobat cahaya islam bisa memfilter ya candaan mana yang boleh dan mana yang tidak.

BAGIKAN
Berita sebelumyaHubungan Antara Kekuatan Iman dan Sholat Subuh
Berita berikutnyaPentingnya Menjalin Tali Silaturahmi
Cahaya Islam Indonesia adalah portal web yang berfokus dalam memberi infomasi, edukasi, serta propaganda kehidupan Islami yang ideal, sempurna, dan sesuai dengan tuntunan Al Quran Al Hadits secara murni, hak, dan benar.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY