Denise Cadel – Beberapa hari yang lalu, perseteruan antara Denise Cadel dan salah satu pedangdut ternama kembali mencuat di publik. Hal ini terjadi lantaran Denise mengkritik pedangdut tersebut untuk tak sering melontarkan kata – kata yang kurang sopan untuk konsumsi publik. Namun, sebagian netizen menganggap bahwa nasehat yang disampaikan oleh Denise kurang ahsan.
Sobat Cahaya Islam, terlepas dari penyampaian Denise Cadel, umat harus memahami bahwa nasehat yang diberikan harus didasari dengan keikhlasan hati. Walaupun ikhlas itu niatnya ada di dalam hati namun niat tersebut dapat terlihat dari gesture tubuh umat.
Bagaimana Tanggapan Umat terhadap Konflik Denise Cadel?
Sebagai kaum muslimin, tentu umat harus bertabayyun sebelum mengambil tindakan sehingga yang terpenting yakni terungkapnya kebenaran, bukanlah pembenaran.
Terkait dengan metode yang digunakan Denise, perlu peninjauan kembali. Apakah benar kalimat yang diucapkan tidak ahsan atau tidak sesuai dengan syariat? Ataukah sebenarnya itu hanya bumbu dari media massa untuk menarik pembaca?
Dalam Islam, penyampaian nasihat alias dakwah haruslah dengan cara ahsan atau ucapan yang baik. Sebab, secara fitrah kebaikan dalam ucapan akan mengantarkan ketenangan dalam hati si pendengar. Tentu, nasihat yang baik ini akan dengan mudah untuk diresapi daripada harus dengan kemarahan maupun makian.
Pun, nasihat juga perlu tersampaikan dengan cara yang lembut. Kelembutan dalam ucapan adalah tersampaikan dengan tata bahasa yang baik serta tidak mengandung kemarahan. Bukan berarti ucapannya meniadakan ketegasan. Aspek ini tetap harus ada.
Mengapa Menasehati Harus Dengan Kelembutan Hati?
Salah satu hal yang tak biasa ada dalam diri manusia yakni bersikap lembut kala menasehati. Sebab, biasanya menasehati dengan kelembutan seringkali tak pernah mendapat respon bahkan sekedar bagai angin lalu. Tentu, umat tak ingin kejadian tersebut terulangi lagi.
Metode menasehati dengan lembut ini telah Allah SWT sampaikan pada surat Fussilat ayat 9 yakni :
۞ قُلْ اَىِٕنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُوْنَ لَهٗٓ اَنْدَادًا ۗذٰلِكَ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ ۚ
Artinya : Katakanlah, “Pantaskah kamu ingkar kepada Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan pula sekutu-sekutu bagi-Nya? Itulah Tuhan seluruh alam.”
Rasulullah SAW beserta para sahabat telah banyak mencontohkan bagaimana agar umat dapat tetap menasehati dan mendapat respon yang baik. Salah satunya yakni dengan mengikuti panduan dari Kitabullah.
Sebagai permisalan Kisah Abu Bakar R.A, beliau adalah seseorang dengan puncak ketinggian pada aspek kelembutan. Hatinya bersih dan seringkali menangis manakala melihatn peristiwa yang menyentuh hati, seperti pembacaan Kitab AlQuran oleh Rasulullah SAW.
Contoh lain yakni Umar Ibnu Khattab, kelembutan beliau tergambarkan dengan sosok yang tegas dan tenang, Apabila terdapat sahabat yang telah melanggar syariat Islam maka beliau tak segan untuk menghukumnya.
Sehingga, dari kedua contoh tersebut, sebagai umat perlu untuk memahami bahwa kelembutan hati tidak menjadikan hati seorang umat lembek apabila melihat syariat disalahgunakan atau dilanggar. Ketegasan juga dapat dikombinasikan dengan kelembutan.
Apa Dampaknya Jika Nasehat Tersampaikan Dengan Cara yang Buruk?
Salah satu cara yang buruk menyampaikan nasehat yakni dengan cacian dan makian. Tentu, sikap ini tak akan banyak yang menyukai. Orang akan enggan memasukkan nasihat apabila lisannya penuh dengan pembicaraan yang buruk bahkan sampai mengumbar aib. Seringkali umat yang menyampaikan nasehat dengan cara yang buruk berakhir dengan kebencian dari orang yang dinasehati. Alih – alih menjadi wasilah kebaikan, malah menjadi wasilah kemaksiatan.
Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan mengenai konflik Denise Cadel dan lawannya dalam pandangan Islam. Semoga kedepan, tak ada lagi konflik antar umat Islam sebab pr perjuangan Islam masih besar dan harus segera tersolusikan.