Hari Batik Nasional dan Identitas Bangsa Menurut Islam

0
944

Hari Batik Nasional – Tepat 2 Oktober 2009 lampau UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non bendawi. Warisan budaya Indonesia ini memang sudah popular sejak abad ke-18 atau awal abad ke-19.

Seiring dengan perkembangan zaman, batik pun kian populer. Tak hanya dikenakan saat acara-acara resmi dengan model seadanya saja, kini batik sudah banyak mendapat sentuhan modern dan tak lagi ketinggalan zaman.

Tak mengenal suku, ras, dan agama, dari Sabang sampai Merauke mengenakan batik dengan ciri khasnya masing-masing. Maka tak heran jika batik Indonesia sudah mendunia.

Sobat Cahaya Islam dalam agama Islam sendiri tak ada batasan untuk menjadikan pakaian sebagai identitas. Nabi Muhammad SAW pun saat melakukan dakwah tetap menggunakan pakaian masyarakat Arab.

Namun dalam dakwahnya Muhammad SAW tidak pernah mengajarkan identitas pakaian dengan budaya Arab. Melainkan tentang nilai-nilai cara berpakaiannya saja.

Nabi menggunakan jubah putih difahami sebagai lokalitas nabi saat itu dan rasa cinta nabi pada budaya Arab. Agama Islam justru hadir untuk menyingkirkan budaya masyarakat yang bersifat sombong dan melenceng dari moralitas universal.

Lalu apa makna memperingati Hari Batik Nasional dalam kacamata Islam? Berikut informasinya.

Memaknai Hari Batik Nasional Sebagai Identitas Bangsa Menurut Islam

Nabi Muhammad SAW mengajarkan identitas umat Islam dengan kebudayaanya bangsanya masing-masing. Dalam Al Quran pun tak ada anjuran untuk memakai gamis, jubah atau serban dan ini tercantum dalam surat Al- A’raf ayat 26 yang berbunyi:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat” (QS. al-A’raaf: 26).

Bercermin pada ayat tersebut, maka kita sebagai bangsa Indonesia semestinya bangga menjadikan batik sebagai identitas bangsa. Karena terdapat nilai kesunnahannya, yaitu meneguhkan identitas bangsa.

Dengan mengenakan batik maka kita mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW yaitu mencintai dan menjaga kebudayaan bangsa.

Upaya melestarikan batik sebagai budaya Indonesia

Indonesia pernah digegerkan dengan Negara Malaysia dan China yang mengklaim bahwa batik adalah milik mereka. Namun pengukuhan UNESCO pada 2 Oktober 2009 berhasil menghapus pengklaiman itu.

Untuk itu sebagai masyarakat yang berbudaya kita patut berjuang melestarikan kesenian batik, seperti cara dibawah ini:

  • Batik bukan hanya untuk kalangan orang tua dan acara formal saja, tapi bisa juga dikenakan kalangan anak milenial dengan model yang kekinian. Maka jangan malu untuk mengenakan batik ya Sobat Cahaya Islam
  • Mengenal jenis-jenis batik dan ikut dalam proses produksinya agar generasi milenial memaknai ketekunan dan ketelitian dalam menghasilkan karya
  • Pentingnya peran pemerintah untuk merangkul pelaku usaha yang bergerak di bidang kesenian batik. Sehingga para pelaku usaha batik bisa memasarkan produknya secara luas bahkan hingga mancanegara.
  • Jika kita mencintai batik Indonesia, sudah sepatutnya kita mempelajari sejarahnya.
  • Dinas terkait menagakan pelatihan-pelatihan untuk generasi baru sehingga kesenian batik tetap ada penerusnya. Selain itu untuk pemasaran ke luar daerah bisa melalui media sosial yang saat ini digandrungi kaum milenial.

Jika upaya-upaya tersebut dipraktikan maka eksistensi batik Indonesia tidak akan pernah redup. Selamat Hari Batik Nasional!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY