Gaya Hedonis Pejabat Negara Memicu Kontroversi dan Tuduhan Miring

0
421
Gaya Hedonis Pejabat Negara

Gaya Hedonis Pejabat Negara  – Sobat Cahaya Islam, baru-baru ini sosok seorang aparatur negara menjadi sorotan akibat sering menunjukan gaya hidup mewah. Gaya hedonis pejabat Negara AKP Agnis Juwita Manurung belakangan ini mencuri perhatian public karena kerap flexing di media sosial.

AKP Agnis Juwita Manurung yang menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Malang kedapatan memakai barang-barang mewah dalam berbagai unggahan di media sosialnya. Mulai dari produk Gucci hingga Dior yang harganya tentu tidak main-main.

Gaya hidupnya yang tidak sebanding dengan gaji seorang Kasat Lantas, membuat unggahannya memancing kecurigaan dari publik hingga ia pun diperiksa oleh Propam Jawa Timur.

Perilaku Riya Dibalik Gaya Hidup Hedonis Pejabat Negara AKP Agnis Juwita Manurung

Saat diperiksa oleh Bidpropam Jawa Timur, AKP Agnis Juwita Manurung berhasil memberikan klarifikasi dan bukti yang menyatakan bahwa narasi dalam postingan mengenai dirinya dan barang-barang mewah yang dipakainya tidaklah benar. Namun kendati demikian public masih dibuat gerah dengan perilaku flexing yang ditunjukkan oleh aparatur Negara yang satu ini.

Akibat hobinya berpose dengan benda mewah melekat di tubuh, tudingan kecurangan tentu saja mengarah kepadanya mengingat gaji sebagai Kasat Lantas tidak mungkin cukup untuk membeli benda-benda mewah tersebut.

Terlebih lagi perilaku para pejabat di Negara ini memang sangat kental dengan aroma korupsi. Dalam aturan Islam, para pejabat justru harus bergaya hidup sederhana dan tidak menunjukkan perbedaan status sosial di depan masyarakat.

Pejabat mengemban amanah dari masyarakat yang harus dilaksanakan penuh tanggung jawab. Hal ini sudah menjadi etika yang harus dimiliki setiap pemimpin dalam kaca mata Islam.

Sikap Seorang Pemimpin Dalam Pandangan Islam

Menjadi pemimpin bukan berarti seseorang berhak bersikap sesukanya dan menyombongkan statusnya. Terlebih lagi menunjukkan perilaku gaya hedonis pejabat Negara seperti AKP Agnis Juwita Manurung. Pemimpin yang baik dalam kacamata agama Islam memiliki lima sikap seperti berikut ini:

1. Sabar Dalam Melaksanakan Pekerjaan

Pemimpin harus memiliki rasa ikhlas dalam menjalankan amanah yang diembannya. Sabar dan ikhlas menjadi kunci menjalankan tanggung jawab dengan mengharap ridho Allah SWT semata. Dalam QS As -Asajdah ayat 24, Allah berfirman,

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ

“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS As Sajdah :24)

2. Istiqomah Dalam Menjalankan Tugas

Istiqomah yaitu perilaku teguh hati pada perintah dan larangan dan menghindari perbuatan menyimpang. Sebagai seorang pejabat yang memimpin sebuah unit kerja, keteguhan hati menjalankan amanah dengan sebaik mungkin menjadi sebuah tameng yang membentengi diri dari penyimpangan dan godaan berupa materi.

3. Selalu Berikhtiar Dengan Maksimal

Pemimpin yang benar selalu memikirkan cara untuk dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan anjuran syariat dan menghindari hal-hal yang dilarang untuk dilakukan. Ia akan berikhtiar untuk menemukan cara dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan cara yang di ridhai Allah SWT.

4. Bertawakal Kepada Allah SWT

Modal selanjutnya bagi seorang pemimpin yaitu selalu bertawakal secara penuh kepada Allah SWT. Sikap ini akan menghadirkan rasa tenang dan selalu merasa mendapatkan curahan kasih saying dari Allah SWT. Dalam QS Ali Imran disebutkan,

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ

 “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS Ali Imran :159)

5. Ikhlas Dalam Menunaikan Kewajiban

Sikap terakhir yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah ikhlas dalam menunaikan kewajibannya mengayomi masyarakat. Dengan keikhlasan maka seberat apapun tugas yang dipikul akan terasa ringan dan menyenangkan. Keikhlasan juga akan mendatangkan rasa syukur dan meningkatkan ketakwaan.

Sobat Cahaya Islam, gaya hedonis pejabat Negara seperti AKP Agnis Juwita Manurung menjadi gambaran betapa para pejabat di Negara kita masih gemar menunjukkan perilaku yang bisa mencederai perasaan warga masyarakatnya. Hal ini harus segera diberantas dan dibenahi agar masyarakat menaruh kepercayaan kepada para pemimpinnya.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY