Garuda Pancasila Punya 5 Lambang, Salah Satunya Ketuhanan Yang Maha Esa, Apa Maksudnya?

0
2600

Garuda Pancasila – Dalam UUD 1945 lambang Negara Indonesia merupakan burung Garuda dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyannya. Garuda tersebut memiliki perisai yang melekat di dadanya dengan lima lambang, yakni bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng serta padi dan kapas.

Bintang emas mencerminkan sila pertama Pancasila, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, Rantai sebagai sila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Pohon Beringin sebagai sila ketiga berbunyi Persatuan Indonesia, Kepala Banteng sebagai sila keempat berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Padi dan Kapas sebagai sila kelima berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sobat Cahaya Islam saat ini kita akan membahas mengenai Ketuhanan yang Maha Esa dalam Garuda Pancasila. Apa saja makna yang terkandung di dalamnya? Berikut informasinya.

Mengenal Makna Ketuhanan yang Maha Esa dalam Garuda Pancasila

Sila pertama dalam perisai burung Garuda ialah Ketuhanan yang Maha Esa dengan simbol bintang berwarna kuning emas. Bintang tersebut dimaknai sebagai cahaya seperti Tuhan yang menjadi sumber cahaya kerohanian bagi setiap umatnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan bahwa bintang emas menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan agamanya masing-masing.

Sementara latar belakang hitam pada lambang bintang emas mencerminkan warna alam sebagai berkah dari Tuhan sebagai sumber segalanya di muka bumi ini.

Pada hakekatnya sesuai Pasal 29 UUD 1945 bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap warga negaranya untuk memeluk agama sesuai kepercayaanya masing-masing. Meski demikian nilai Pancasila tidak melarang masyarakat Indonesia untuk berjiwa nasionalisme dan tidak bertentangan dengan ajarannya masing-masing.

Rasa nasionalisme juga terdapat dalam ayat Al Quran ataupun hadist-hadist. Berikut penjelasannya.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa..” (Al Baqarah: 126).

Nabi Muhammad SAW pun bernah berdo’a untuk Madinah saat pertama kali menginjakan kaki di sana.

“Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR Al-Bukhari 7/161).

Sobat Cahaya Islam kita bisa menerapkan makna sila pertama Ketuhanan yang Maha Esa di kehiduan sehari-hari seperti berikut ini.

Implementasi Sila Ketuhanan yang Maha Esa dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Percaya kepada Tuhan yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agamanya

Mempercayai adanya Tuhan adalah aspek yang paling utama, dengan hal itu kita juga sudah menerapkan sila pertama dalam Pancasila.

  1. Menjalankan perintah agama sesuai dengan agamanya masing-masing

Ketika kita sudah memeluk suatu agama maka kita harus beriman dan bertakwa pada Tuhan sesuai dengan agama yang dipilih. Menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya adalah wujud dari keimanan.

  1. Menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan agar tetap rukun

Pergesekan antar agama sering kali terjadi karena banyak perbedaan. Hal itu terjadi karena rendahnya toleransi di tengah masyarakat. Untuk itu kita perlu meningkatkan toleransi agar tercipta kerukunan.

  1. Bekerjasama meski memiliki perbedaan agama demi kemajuan bangsa

Mengadakan kegiatan bersama untuk satu tujuan, contohnya seperti menggelar bakti sosial.

Demikianlah makna Ketuhanan yang Maha Esa di lambang Garuda Pancasila beserta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita menjadi warga negara yang beriman dan bertakwa sesuai nilai-nilai Pancasila.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY