Meneladani Bapak Ganjar Pranowo, Pentingnya Mengenali Rakyatnya

0
369
Ganjar Pranowo

Bapak Ganjar Pranowo – Nama Bapak Ganjar Pranowo baru – baru ini sedang menjadi tren dan bernilai positif. Sebab namanya dicatut Bu Megawati dalam pernyataan beliau terkait siapa yang akan dicalonkan sebagai calon presiden pada saat PEMILU mendatang.

Sobat Cahaya Islam, dipilihnya Bapak Ganjar Pranowo sebagai capres tentu melalui berbagai pertimbangan yang matang.

Baik dari segi kepemimpinan, strategi maupun kedekatan beliau dengan rakyat yang dipimpinnya. Hal ini tentu saja menarik perhatian sang pemilik partai untuk mencalonkannya sebagai seorang capres sehingga di masa depan dapat menjadi seseorang yang lebih memberikan banyak kebermanfaatan di masa depan.

Kepiawaian Bapak Ganjar Pranowo

Sebelum adanya pemberitaan pencalonan presiden, bapak Ganjar Pranowo memang sudah terbiasa dekat dengan masyarakat melalui berbagai candaan beliau.

Selain itu, dengan adanya kecanggihan teknologi hari ini, pemberitaan mengenai kedekatan beliau santer dibicarakan oleh para fans berat dan pendukungnya semakin dipermudah.

Sehingga masyarakat yang belum mengenal beliau, dapat sekaligus melihat kinerja beliau sebagai pejabat daerah.

Tips Menjadi Pemimpin yang Bijak

Idealnya di dalam Islam, menjadi seorang pemimpin adalah kebijakan bagi umat muslim.

Kepemimpinan tersebut dimulai dari diri umat itu sendiri, sampai halnya berlanjut pada bagaimana melangsungkan kehidupan tata kelola negara.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi seorang pemimpin yang bijak agar dicintai rakyatnya :

1.    Memahami Perpolitikan

Di dalam Islam, ilmu politik tidak hanya sekedar masalah kekuasaan saja dan dikenal sebagai suatu yang kotor.

Sebaliknya, politik adalah konsep untuk mengurusi segala kebutuhan umat dalam aspek apapun baik dari aspek pendidikan, budaya, ekonomi maupun lainnya.

Ganjar Pranowo

Seseorang pun dipilih untuk mengatur urusan umat lantaran keahlian dan profesionalitas yang dimilikinya. Bukan sekedar dicitrakan namun tak memiliki rekam jejak yang baik dalam aspek politik.

Pemahaman akan politik yang benar ini tentu juga perlu didukung dengan keimanan yang sempurna dalam diri seorang pemimpin.

Dengan dorongan iman yang kuat, maka setidaknya seorang pemimpin akan selalau merasa bahwa Allah Ta’ala selalu melihat dirinya dan amalan apapun yang dilakukan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Ali Imran ayat 104 yakni :

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ

Artinya : Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

2.    Berorientasi pada Rakyat

Selanjutnya, pemimpin yang bijak tentu selalu berorientasi pada rakyat utamanya mereka yang butuh diwujudkan aspirasinya misal para rakyat kecil.

Bukan seperti hari ini, yang malah terlihat adalah para pemimpin berorientasi pada kepentingan partai saja. Padahal sejatinya kedudukan yang dimiliki seorang pemimpin adalah sebagai pelayan rakyat. Ketetapan hati para pemimpin juga merupakan bagian dari ketaatan. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Hud ayat 112 yakni :

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya : Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

3.    Memisahkan Urusan Pribadi dan Pekerjaan

Penting bagi seorang pemimpin untuk dapat mengenali perbedaan antara urusan pribadi dan pekerjaan.

Apalagi dalam urusan keuangan, maka perlu dipastikan bahwa alur pemasukannya harus sesuai dengan kepentingan pemerintahan maupun pekerjaan bukan pribadi.

Ganjar Pranowo

Hal ini untuk menghindari adanya sumber harta yang tidak berhak dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga fakta terjadinya budaya korupsi tidak sampai terjadi berulang – ulang. Naudzubillah.

Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan terkait bapak Ganjar Pranowo dan beberapa hal yang bisa diistiqomahkan oleh umat muslim agar senantiasa dapat menjadi seorang pemimpin maupun pembuat kebijakan yang baik. Semoga ulasannya bermanfaat.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY