Dinda Hauw Tidak Bisa Masak, Ini Pandangan Islam Bagi Istri yang Tak Bisa Masak

0
933

Dinda Hauw Tidak Bisa Masak – Rey Mbayang dan Dinda Hauw menikah pada tanggal 10 Juli 2020 setelah melalui proses taaruf. Setelah menikah, Dinda Hauw mengaku kepada suaminya bahwa Dinda Hauw tidak bisa masak kepada Rey Mbayang. Akan tetapi, Rey Mbayang sebagai suaminya tidak merasa keberaratan atau mewajibkan Dinda Hauw untuk bisa memasak makanan yang enak untuknya. Hal yang terpenting baginya adalah Dinda Hauw berusaha menjadi istri yang baik.

Sobat Cahaya Islam, islam mengajarkan kepada kita yang merupakan wanita harus bisa melayani suaminya dengan sebaik-baiknya. Melayani disini dapat diartikan bisa memasakkan makanan, mengurus rumah dan anak-anak, serta mengurus semua kebutuhan suami.

Ridho suami adalah ridho Allah bagi kita para istri. Hal tersebut dikarenakan kewajiban yang tadinya dipikul oleh kedua orang tua kita, kini berpindah ke suami setelah kita menikah nantinya. Oleh karena itu, jadilah istri yang baik dan tidak banyak menuntut kepada suami. Karena apa yang dibebankan kepada dia bukanlah hal yang ringan.

Hal tersebut sebagaimana hadist yang berbunyi:

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ تُؤَدِّى الْمَرْأَةُ حَقَّ رَبِّّهَا حَتَّى تُؤَدِّى حَقَّ زَوْجِهَا وَلَوْ سَأَلَهَا نَفْسَهَا وَهِيَ عَلَى قَتَبٍ لَمْ تَمْنَعْهُ

Artinya: “Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allah sebelum ia menunaikan hak suaminya. Andaikan suami meminta dirinya padahal ia sedang berada di atas punggung unta, maka ia (isteri) tetap tidak boleh menolak.” (Al Mawaarid Nomor 1290).

Pandangan Islam Bagi Istri Seperti Dinda Hauw Tidak Bisa Masak

Memasak biasanya merupakan sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang wanita yang sudah menyandang gelar ibu atau istri. Bagi sebagian besar orang Jawa, seorang perempuan harus wajib belajar memasak agar ketika perempuan tersebut menikah, dia bisa memasakkan makanan untuk keluarganya sekaligus agar dapat berhemat dan menabung untuk masa depan keluarganya dan anak-anaknya kelak.

Selain itu, adanya aturan dalam keluarga Jawa yang berisi:

  1. Macak, artinya seorang istri wajib pintar berdandan untuk suaminya
  2. Manak, artinya seorang istri harus bisa mempunyai anak dan keturunan serta dapat mengurus anak-anaknya
  3. Masak, artinya seorang istri diwajibkan untuk bisa memasak untuk suami dan anak-anaknya

Lalu, bagaimana dengan pandangan islam terhadap istri yang tidak bisa masak? Apakah seorang istri benar-benar harus wajib bisa memasakkan makanan untuk suaminya? Lalu, jika tidak bisa memasak apakah perempuan tersebut berarti tidak bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya?

Berikut ini merupakan pendapat dari ulama mengenai hukum tentang memasak dalam pandangan islam:

  1. Menurut jumhur atau mayoritas ulama memasak bukanlah pekerjaan yang wajib harus bisa dilakukan seorang istri.
  2. Ada ulama yang berpendapat bahwa yang wajib adalah yang dianggap oleh kebiasaan masyarakat di tempat dia tinggal. Pendapat yang terakhir ini dianggap paling tepat.
  3. Menurut ustadz Fauzan Amin pengurus lembaga dakwah nahdlatul ulama adalah tidak ada dalil yang mengatakan bahwa istri wajib memasak. Aslinya, memasak dan mencuci itu kewajiban suami, istri hanya bersifat membantunya saja. Tetapi, dikarenakan sudah menjadi tradisi di Indonesia bahwa perempuan identic dengan memasak dan mencuci.

Selain itu, memasak merupakan suatu pekerjaan mengurus rumah tangga. Pekerjaan tersebut lebih utama bagi istri daripada dia keluar rumah.  Hal tersebut dikarenakan pahala mengurus rumah tangga sangat besar apabila sang istri mengerjakannya dengan ikhlas.

Itulah pandangan islam bagi istri seperti Dinda Hauw tidak bisa masak. Memasak bukan suatu suatu kewajiban utama bagi istri, tetapi apabila istri juga bisa memasak itu lebih baik lagi. Walaupun Dinda Hauw tidak bisa masak, hal yang paling terpenting adalah dia berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya, Rey Mbayang.

 

 

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY