Tips Islami – Kalau kita membaca sejarah kebudayaan islam, kita akan menemukan fakta bahwa islam dari sejak lahirnya sampai sekarang sudah berlalu sangat lama. Sudah tumbuh dan berganti banyak generasi islam. Setiap generasi islam tentu memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Tak perlu jauh-jauh, mari kita lihat saja misalnya tipikal ceramah agama islam di Indonesia, style-nya sudah berganti-ganti juga pada tiap generasi.
Pernah ada pada generasi lama penceramah yang selalu mengiringi ceramahnya dengan musik. Ada juga penceramah yang membumbui isi ceramahnya dengan lelucon. Hal itu sudah berbeda sekali dengan penceramah zaman sekarang yang cenderung lebih akrab dengan para hadirin.
Dengan kata lain, generasi yang berbeda membutuhkan cara dakwah islam yang berbeda. ceramah agama yang dilakukan dan sukses pada generasi tahun 1980-an misalnya, belum tentu bisa sukses juga ketika diterapkan pada generasi milenial sekarang. Karakteristik yang berbeda pada setiap generasi membutuhkan sensitivitas penceramah.
Tentunya hal tersebut harus diperhatikan jika dakwah yang memperkenalkan ajaran-ajaran islam memang ingin berhasil dan sampai pada hadirin. Hal termasuk bahan kajian menarik dalam ilmu komunikasi.
Ceramah Agama
Generasi Islam Milenial
Satu ciri khas yang bisa ditemukan pada generasi milenial adalah kedekatan mereka dengan gadget. Hp adalah salah satu barang yang paling akrab dengan mereka. Biasanya generasi milenial mendapatkan segala informasi yang mereka inginkan dengan sumber pertamanya hp mereka, yaitu melalui internet. Ini jelas berbeda dengan situasi umat islam generasi tahun 1980-an sampai 2000-an di mana sumber informasi ajaran islam misalnya adalah buku-buku cetak. Ceramah agama yang dibukukan juga kemudian pada zaman dahulu bisa menjadi strategi dakwah yang berhasil. Situasi yang jelas sangat berbeda dengan yang bisa ditemukan sekarang.
Ciri khas yang lain adalah mereka biasanya tidak suka dengan penyampaian yang rumit atau terlalu intelektual. Mereka suka ustaz yang memberikan ceramah agama dengan bahasa-bahasa mereka sendiri, bahasa-bahasa yang mudah mereka mengerti. Hal itu merupakan pengaruh dari ciri khas yang pertama tadi. Dunia media sosial, misalnya, adalah dunia yang memiliki bahasa sendiri dan memang ringan. Tipikal tulisan-tulisan yang banyak ditemukan di media sosial juga adalah tulisan-tulisan yang tidak rumit sekaligus tidak panjang. Dua aspek inilah yang kemudian bisa menjadi dasar bagaimana satu model dakwah untuk generasi milenial bisa dirumuskan.
Strategi Dakwah Generasi Islam Milenial
Strategi dakwah yang jelas harus diambil oleh pemberi ceramah agama islam bagi generasi milenial bertolak dari bagaimana cara bisa mengakrabkan diri dengan mereka. Pertama jelas bahwa penceramah harus sering kelihatan juga di media sosial, misalnya Instagram dan twitter atau facebook. Seorang penceramah yang secara fisik sudah dikenal oleh generasi milenial akan lebih mudah pula memikat mereka untuk mendengarkan konten yang ingin disampaikan. Selain itu, di media sosial, biasanya kemudian generasi milenial akan suka berinteraksi langsung dengan penceramah. Nah, sisi ini pun jelas harus dikelola dengan baik, sebagaimana difirmankan di dalam Al Qur’an:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Undanglah ke jalan Tuhanmu dengan kebijaksanaan dan instruksi yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik. Sungguh, Tuhanmu paling mengetahui siapa yang menyimpang dari jalan-Nya, dan Dia paling tahu siapa [yang] dibimbing. [1]
Yang kedua berkaitan dengan bahasa yang digunakan penceramah. Generasi milenial memiliki diksi-diksi khusus yang biasa mereka gunakan untuk berkomunikasi. Akan sangat baik jika pemberi ceramah agama sesekali menggunakan diksi-diksi tersebut ketika berkomunikasi dengan mereka. tentu saja untuk mencairkan suasana hal tersebut bisa dilakukan dalam atmosfir bergurau. Justru dengan demikian akan semakin mudah akrab dengan mereka. Dua hal ini adalah dua poin terpenting untuk berdakwah terhadap generasi islam milenial. Tentu saja kompetensi keilmuan juga diperlukan, terutama menyangkut permasalahan-permasalahan yang dihadapi generasi sekarang ini.
Catatan Kaki :
[1] Surat An-Nahl (16) ayat 125