Tips Islami – Waktu adalah sesuatu yang penting bagi kehidupan manusia. Waktu menjadi patokan seseorang dalam melakukan aktivias kehidupannya. Dengan waktu, manusia dapat mengetahui kuantitas aktivitasnya. Tak jarang sebagian manusia lalai atas waktunya, waktunya lewat begitu saja tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat, menggunakan waktu tak semestinya. Sebagai umat Islam yang taat sudah seharusnya kita memahami cara memanagement waktu yang baik dalam Islam agar waktu kita tidak terbuang sia-sia. Waktu adalah hal yang tak akan pernah bisa kembali, jadi jangan sia-siakan waktu. Allah telah banyak menyebutkan perkara waktu dalam firmannya, sabda Rasulullah juga banyak menyebutkannya.
Cara Memanagement Waktu Yang Baik
Sahabat cahaya Islam, tak ada harga untuk waktu tapi waktu dapat membuat segalanya berharga. Banyak manusia yang tak sadar akan waktu luangnya, waktunya berlalu sia-sia. Seseorang yang menggunakan waktunya dengan baik maka dia adalah orang yang mendapatkan sumber kekayaan.
حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَعِيدٍ هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ قَالَ عَبَّاسٌ الْعَنْبَرِيُّ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِنْدٍ عَنْ أَبِيهِ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِثْلَهُ
Telah menceritakan kepada kami [Al Makki bin Ibrahim] telah mengabarkan kepada kami [Abdullah bin Sa’id] yaitu Ibnu Abu Hind dari [Ayahnya] dari [Ibnu Abbas] radliallahu ‘anhuma dia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang.” [‘Abbas Al ‘Anbari] mengatakan; telah menceritakan kepada kami [Shufwan bin Isa] dari [Abdullah bin Sa’id bin Abu Hind] dari [Ayahnya] saya mendengar [Ibnu Abbas] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti hadits di atas. [1]
Satu diantara karakteristik waktu adalah cepat berlalu,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ ۚ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ
“Dan (ingatlah) akan hari (yang waktu itu) Allah mengumpulkan mereka (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah tinggal (di dunia) melainkan sesaat saja di siang hari (yang waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk.” [2]
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَبُو المُنْذِرِ الطُّفَاوِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ الْأَعْمَشِ قَالَ حَدَّثَنِي مُجَاهِدٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكِبِي فَقَالَ كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَقُولُ إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الصَّبَاحَ وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرْ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abdullah] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abdurrahman Abu Al Mundzir At Thufawi] dari [Sulaiman Al A’masy] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Mujahid] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu ‘anhuma dia berkata; “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memegang pundakku dan bersabda: ‘Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” Ibnu Umar juga berkata; “Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” [3]
“Gunakanlah lima perkara sebelum datang yang lima: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang ajalmu.” [4]
Kiat-kiat yang dapat dilakukan agar terbiasa memanfaatkan waktu dengan baik:
Pertama adalah sholat fardhu sebagai ajang membentuk ritme hidup. Sholat fardhu didirikan dalam lima kali yaitu shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya. Seseorang yang rajin mendirikan sholat tepat waktu adalah dia yang benar-benar memanfaatkan waktunya denga baik, maka dari itu sholat fardhu bisa membentuk seseorang agar menjadi bijak dan tidak menyia-nyiakan waktunya.
Kedua adalah berpola fikir investasi, yaitu tidak melakukannya segala hal dalam waktu yang instan. Hal itu dapat membuat manusia menjadi malas dalam proses, mempersiapkan segalanya untuk masa depan agar semua prosesnya bermanfaat dan tidak lewat percuma begitu saja.
Ketiga adalah menjadi produktif, waktu adalah sesuatu yang cepat berlalu dan tak bisa kembali maka jadilah seseorang yang produktif agar waktu yang dimiliki bermanfaat. Jika ada waktu gunakan sebaik mungkin, jangan hanya menggunakannya untuk santai, senang-senang, atau hal lainnya yang melalaikan sehingga lupa bahwa ada hal yang harus dikerjakan.
Keempat adalah hindari sikap menunda-nunda karena menunjukkan seseorang yang malas. Membiasakan diri menunda-nunda pekerjaan akan membuat diri kerepotan pada ujung waktu karena waktu yang mepet dan dapat membuat apa yang dikerjakan tidak sempurna karena dikejar oleh waktu.
Sahabat cahaya Islam, menjalani hidup harus dengan rencana dan diwujudkan dengan usaha dan do’a. Waktu adalah elemen penting yang menjadi saksi setiap aktivitas manusia, seseorang yang terbiasa disiplin akan terlihat dari caranya memanfaatkan waktunya dan akan sangat berbeda dengan seseorang yang malas yang hanya membiarkan waktunya lewat begitu saja. Sebagian manusia selalu bersikap seperti itu dan kemudian menyesal telah lalai akan waktunya dan semua jadi terlambat karena sikapnya yang tidak bijak memanfaatkan waktu. Dan pada hakikatnya manusia diciptakan di dunia ini diberikan waktu untuk beramal shaleh, untuk menyiapkan bekal untuk diakhirat kelak jadi janganlah menyia-nyiakan waktu kita agar tidak menyesal kelak diakhirat.
Catatan Kaki :
[1] HR. Bukhâri 5933 (shahih)
[2] Q.S. Yunus (10) ayat 45
[3] H.R. Bukhori 5973 (shahih)
[4] H.R. Hakim dishahihkan oleh Al Albani