Begini Tuntunan Sholat agar Sah dan Diterima!

0
3818
Tuntunan Sholat

Tafsir Al Quran dan SunnahBanyak orang Islam yang hanya sekedar Islam KTP, artinya Islam hanya dijadikan sebagai identitas tapi sholat dan ibadah lain nihil. Bagaimana dengan kalian? Sudahkan kalian rutin melaksanakan sholat? Jika belum, mau sampai kapan? Karena sholat adalah wajib dan yang melanggarnya sudah pasti neraka tempatnya. Bahkan sholat merupakan amalan yang pertama kali dihisab di akhirat. Untuk itu, mari belajar tuntunan sholat.

Begini Tuntunan Sholat agar Sah dan Diterima!

Apa Saja Syarat Sholat?

Seorang muslim atau muslimah wajib melakukan sholat apabila telah memenuhi syarat melakukan sholat. Dalam tuntunan perintah sholat, apa saja syaratnya? Yang pertama tentu saja Islam. Selain itu, kamu juga harus sudah baligh dan berakal. Kemudian, kamu juga harus suci dari hadast. Jadi, seorang wanita yang sedang haid dan nifas tidak diperintahkan sholat.

Syarat selanjutnya adalah suci baik tempat, pakaian, dan badan. Sholat juga harus menutup aurat, laki-laki dari pusar hingga lutut sedangkan wanita seluruh badan kecuali muka dan telapak tangan. Sholat juga harus dilakukan jika sudah masuk waktunya masing-masing. Syarat terakhir dalam tuntunan sholat adalah menghadap kiblat yaitu ka’bah di Mekkah.

Sholat Seperti Rasulullah

Lalu, bagaimana cara sholat yang benar? Mungkin kita sudah diajari tata cara sholat dari orang tua kita ataupun guru ngaji kita. Mereka berpedoman dari hadits-hadits nabi yang menjelaskan tentang tata cara sholat. Memang banyak sekali hadits-hadits tentang tata cara sholat dari mulai takbiratul ikhram hingga salam. Untuk tuntunan sholat, Rasulullah sendiri telah memerintahkan agar kita sholat sesuai yang diajarkannya seperti hadits berikut ini:

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah sebagaimana kalian melihat aku shalat!” [1]

Apa Saja Rukun Sholat dan ketentuannya?

Sholat tidak akan syah apabila tidak memenuhi rukun sholat. Apa saja rukun yang dimaksud? Dalam tuntunan ibadah sholat, ada 13 rukun sholat. Yang pertama adalah niat di mana letak niat adalah dalam hati. Setelah itu adalah takbiratul ikram dengan mengucap lafadz “Allahu Akbar”. Yang ketiga adalah berdiri bila mampu. Jika tidak, maka dibolehkan duduk atau berbaring bahkan telentang.

Rasulullah sendiri pernah diceritakan terjatuh dari kudanya, sehingga membuat Rasulullah tidak bisa shalat dengan berdiri. Kemudian Rasulullah mengimami sholat para sahabatnya dengan duduk (Bukhari 1114). [2]

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَنَسٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ سَقَطَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ فَرَسٍ فَخُدِشَ ـ أَوْ فَجُحِشَ ـ شِقُّهُ الأَيْمَنُ، فَدَخَلْنَا عَلَيْهِ نَعُودُهُ، فَحَضَرَتِ الصَّلاَةُ فَصَلَّى قَاعِدًا فَصَلَّيْنَا قُعُودًا وَقَالَ ‏ “‏ إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ، فَإِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوا وَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا، وَإِذَا رَفَعَ فَارْفَعُوا، وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ‏.‏ فَقُولُوا رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ‏”

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَهْمَانَ، قَالَ حَدَّثَنِي الْحُسَيْنُ الْمُكْتِبُ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ كَانَتْ بِي بَوَاسِيرُ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم عَنِ الصَّلاَةِ فَقَالَ ‏ “‏ صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ ‏”

di hadits kedua diatas diceritakan pula bahwa ada seorang sahabat Rasulullah bertanya tentang bagaimana dia bisa menunaikan shalat dengan benar sesuai tuntunan sholat yang baik ketika satu penyakit (wasir) menimpanya. kemudian Rasulullah bersabda bahwa dia bisa melaksanakan shalat dengan berbaring. [3]

Kemudian rukun selanjutnya adalah membaca Al-Fatihah. Selanjutnya, kita harus, rukuk dengan tumakninah, i’tidal dengan tumakninah, sujud 2 kali dengan tumakninah, duduk di antara 2 sujud dengan tumakninah, duduk, duduk tasyahud, membaca bacaan tasyahud, membaca sholawat nabi saat tasyahud, dan salam.

Rukun terakhir adalah runtut. Yang paling sering kita lupakan adalah tumakninah yaitu berhenti sejenak, karena kita sering tergesa-gesa. Jadi, berdasarkan tuntunan sholat di atas, kira-kira sudah sah kah sholat kalian? Ada satu riwayat hadits yang menceritakan bahwa Rasulullah marah setelah selesai mengimami shalat, karena mendengar suara gaduh dibarisan sholat. Kemudian Rasulullah memerintahkan agar para sahabat lebih bisa tuma’ninah lagi ketika sholat (H.R Muslim 198). [4]

حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ، أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُبَارَكِ الصُّورِيُّ، حَدَّثَنَا مُعَاوِيَةُ بْنُ سَلاَّمٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي قَتَادَةَ، أَنَّ أَبَاهُ، أَخْبَرَهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَسَمِعَ جَلَبَةً ‏.‏ فَقَالَ ‏”‏ مَا شَأْنُكُمْ ‏”‏ ‏.‏ قَالُوا اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلاَةِ ‏.‏ قَالَ ‏”‏ فَلاَ تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَعَلَيْكُمُ السَّكِينَةُ فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا سَبَقَكُمْ فَأَتِمُّوا ‏”‏

Bacaan-bacaan sholat pun bervariasi. Namun perbedaan itu memiliki hikmah pula yang bisa dipetik. (kami mengulas hikmanya disini). Insha Allah tim Cahayaislam akan mengulas tentang bacaan sholat dikesempatan berikutnya dengan lebih detail.

5 Sholat Wajib

Sholat wajib ada 5 waktu. Tentu saja kita sudah mengetahuinya. Mereka adalah Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’. Dengan tuntunan sholat di atas, harusnya kita sudah bisa melaksanakan sholat dengan benar.

Namun, seringkali kita masih salah bahkan kadang masih sering meninggalkan sholat. Misalnya, sholat subuh sering ditinggalkan karena alasan ngantuk dan malas untuk bangun. Selain itu, sholat maghrib juga sering ditinggalkan karena waktunya yang sempit. Jadi, mulai saat ini sobat cahayaislam tidak boleh ada alasan lagi untuk meninggalkan sholat 5 waktu.

Setelah membaca tuntunan sholat di atas, kita harus lebih sadar akan kewajiban sholat. Selain itu, kita juga harus benar-benar memenuhi seluruh rukun sholat agar sholat kita tidak sia-sia. Jika melihat anak kecil yang sudah rajin sholat, apa kita yang sudah dewasa tidak malu? Yang jelas kita harus malu kepada Allah jika tidak melaksanakan kewajiban sholat. Semoga bermanfaat ya sobat Cahayaislam semuanya!


Catatan Kaki

[1] H.R. Sahih Bukhari no. 222

[2] H.R. Sahih Bukhori no. 1114

[3] H.R. Sahih Bukhari 1117

[4] H.R. Sahih Muslim 198

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY