Berita Islami – Apakah Anda pernah mengenal, mendengar, atau mungkin mengetahui istilah Asmaul Husna atau Nama Allah SWT? Atau Anda telah rutin membacanya setiap hari, karena memahami keutamaan bagi orang yang melazimkan untuk membacanya? Atau justru Anda malah tidak pernah mendengar tentangnya sama sekali?

Ya, Asmaul Husna adalah istilah bagi kumpulan nama-nama Allah, yang tentu kesemuanya mengandung kebaikan yang luar biasa jika kita mau mengenal serta memahaminya lebih jauh. Di dalam Al Qur’an, terdapat beberapa ayat yang menjelaskan mengenai Asmaul Husna, di antaranya sebaga berikut ini:

وَلِلّهِ الأَسْمَاء الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُواْ الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَآئِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ

“Dan hanya bagi Allah nama-nama yang baik (Asmaul Husna), maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu; dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Kelak mereka akan mendapatkan balasan atas apa-apa yang mereka kerjakan.” [1]

Sounds amazing? We think so!

Keagungan ayat itu pula yang mengilhami Pondok Pesantren LDII Wali Barokah, Kediri, untuk menggelar Pengajian Syarah Asmaul Husna, terhitung sejak tanggal 7 s.d. 10 Maret 2016. Pengajian akbar yang dihadiri tak kurang dari 20 ribu peserta (terdiri dari kyai, santri, dan anggota masyarakat) ini dibuka secara langsung dan resmi oleh Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar, S. E. dan H. Sunarto M. Si. selaku Ketua Pondok Wali Barokah.

Wali-Kota-Kediri-Abdullah-Abubakar-660x330
Walikota Kediri Abdullah Abubakar saat membuka Pengajian Syarah Asmaul Husna di Pondok Wali Barokah, Kediri

Pengajian terhadap kitab yang menjelaskan 99 nama Allah SWT ini ternyata selain memberikan dampak positif terhadap aspek spiritualitas, juga sebagai perwujudan revolusi mental yang selaras dengan program pemerintah saat ini. LDII tampaknya tak ragu lagi menempatkan peran pembinaan aspek moral spiritual sebagai modal dasar dalam mendukung jargon revolusi mental menjadi kenyataan bagi seluruh bangsa Indonesia.

Tak hanya itu saja, bahkan berdasarkan penuturan Walikota Kediri Abdullah Abu Bakar S. E., kegiatan semacam ini sangat mampu mendorong pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitar pesantren.

Ungkapan itu bukan sekadar isapan jempol, terlebih jika melihat realitas yang terjadi manakala Pondok Wali Barokah dalam sekejap berubah menjadi lautan manusia sejak hari pertama pengajian ini digelar. Ya, pondok LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang tersohor karena memiliki menara masjid tertinggi di Indonesia dipadati oleh para pencari ilmu dari seluruh pelosok tanah air bahkan hingga mancanegara. Santri dari luar negeri itu di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Australia, Malaysia, Singapura, Jepang, hingga Suriname.

Suasana Pengajian Syarah Asmaul Husna
Suasana Pengajian Syarah Asmaul Husna

Kitab Syarah Asmaul Husna adalah kitab yang disusun oleh para ulama LDII yang tergabung dalam Majelis Taujih Wa Al-Irsyad berdasarkan keterangan yang dihimpun dari Al Quran dan Al Hadits. Pengajian terhadap kitab ini digelar dengan mengusung harapan untuk dapat mengajak segenap umat muslim kembali mengingat dan menghayati terhadap nama-nama Allah serta meningkatkan ketakwaan dan kedekatan terhadap-Nya dalam menghadapi dinamika kehidupan sehari-hari.

Pengajian ini semakin meriah pada ujungnya ketika di hari terakhir, Kamis (10/3), Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, tampak hadir mengikuti pengkhataman dengan khusyuk dan khidmat. Tak heran jika para kyai, santri dan segenap anggota masyarakat yang hadir pada kesempatan tersebut mengelu-elukannya tanda hormat dan bangga. Alhamdulillah, Kota Kediri menjadi saksi bisu ketika salah satu pemimpin negeri ini berbaur dengan rakyatnya dalam naungan majelis ilmu Islam yang murni, benar, dan bersinar terang.

Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan (kedua dari kiri) sekaligus memaparkan empat pilar MPR RI di Pengajian Syarah Asmaul Husna

Semoga Asmaul Husna membawa berkah dan kedamaian yang abadi bagi khususnya Kota Kediri maupun bagi seluruh bangsa Indonesia, bersama Lembaga Dakwah Islam Indonesia.


Catatan Kaki:

[1] Q.S. Al-A’raf (7) ayat 180

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY