Kebiasaan Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat

0
122
Kebiasaan Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat

Kebiasaan Membaca Surat Al-Ikhlas – Di masjid atau mushola di kampung-kampung, salah satu kebiasaan imam adalah membaca surah Al Ikhlas, khususnya pada rakaat kedua. Mungkin, bagi sekelompok orang, hal itu agak aneh. Apalagi yang menjadi imam adalah kyai atau ustadz yang hapal Al-Qur’an. Lalu, apakah kebiasaan tersebut kurang tepat?

Kebiasaan Membaca Surat Al-Ikhlas dalam Shalat Oleh Sahabat Nabi

Saat itu, ada seorang sahabat yang tiap Shalat selalu baca surah Al Ikhlas. Kisahnya ada dalam hadits dari Aisyah di bawah ini:

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ رَجُلاً عَلَى سَرِيَّةٍ، وَكَانَ يَقْرَأُ لأَصْحَابِهِ فِي صَلاَتِهِ فَيَخْتِمُ بِ ـ ‏{‏قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ‏}‏ فَلَمَّا رَجَعُوا ذَكَرُوا ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏”‏ سَلُوهُ لأَىِّ شَىْءٍ يَصْنَعُ ذَلِكَ ‏”‏‏.‏ فَسَأَلُوهُ فَقَالَ لأَنَّهَا صِفَةُ الرَّحْمَنِ، وَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أَقْرَأَ بِهَا‏.‏ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ أَخْبِرُوهُ أَنَّ اللَّهَ يُحِبُّهُ

“Nabi Muhammad pernah mengutus seseorang pada suatu pasukan, lalu ia membaca surat dalam shalat (yang diikuti) para sahabatnya, dan ia selalu tutup dengan (surat) Qul huwallahu ahad. Saat kembali, para sahabat menceritakannya ke Rasulullah. Beliau memerintahkan: Tanyakan kepadanya, kepa ia melakukan seperti itu, Mereka pun bertanya pada orang tadi. Ia pun menjawab: Karena dalam surat (Al-Ikhlas) terdapat sifat Ar-Rahman (Allah) dan aku suka membacanya. Rasulullah bersabda: Katakan padanya bahwa Allah mencintainya.” (1)

Tafsir Surah Al Ikhlas

Bunyi dari surah Al Ikhlas adalah sebagai berikut:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

1. Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ

4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

Ayat pertama menegaskan bahwa Allah adalah satu. Jadi, jika ada agama yang meyakini bahwa Tuhan ada tiga dan semacamnya, maka Al-Qur’an menolaknya dengan tegas.

Lalu, ayat kedua menjelaskan bahwa Allah adalah tempat bergantung segala sesuatu. Maksudnya, Allah tidak bergantung pada apapun dan siapapun. Sebaliknya, segala sesuatu bergantung kepada-Nya.

Kemudian, ayat ketiga menjelaskan bahwa Allah tidak beranak sebab tidak ada yang menyamai Allah. Jadi, mustahil bagi Allah memiliki anak. Jika ada agama tertentu yang meyakini adanya anak Allah, maka itu sungguh tidak masuk akal.

Terakhir, ayat keempat dalam surah tersebut menyatakan bahwa tak ada seorang pun yang setara atau semisal dengan-Nya. Pasalnya, Allah adalah pencipta (kholiq) sedangkan selain Allah adalah yang diciptakan (makhluk). Dalam sebuah ayat, disebut bahwa tidak ada satupun yang serupa atau mirip dengan-Nya.

Catatan Tentang Surah Al Ikhlas

Karena surah ini khusus membicarakan tentang Allah, surah ini disebut tsulutsul Qur’an, yakni sepertiga Al-Qur’an. Sebagai informasi, kandungan Al-Qur’an memuat tauhid, berita (cerita), dan hukum sementara surah Al Ikhlas memuat tauhid.

Meskipun hanya terdiri dari 4 ayat, namun surah ini sudah mencakup ketauhidan secara utuh. Selain maknanya yang mendalam, surah ini juga sangat indah dari sisi bahasa, di mana setiap ayat diakhiri dengan huruf ‘dal’.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 7375

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY