Sejarah halloween, Umat Tak Boleh Latah dengan Sembarang Tradisi

0
563
sejarah halloween

Sejarah halloween – Akhir bulan Oktober selain menyenangkan, ternyata juga memiliki pesan tersendiri khususnya bagi sejarah halloween. Di hari tersebut, sebagian masyarakat di seluruh dunia bahkan termasuk Indonesia juga ikut merayakan.

Yenni Wahid, salah satu anak dari tokoh pemuka agama Islam pun juga ikut mengabadikan momen Halloween.

Ia mengenakan kostum Maleficent saat perayaan ulang tahun yang berdekatan dengan selebrasi Halloween.

Sobat Cahaya Islam, sejarah halloween sendiri sangat beragam sebab sudah mulai mengalami pergeseran makna bagi sebagian masyarakat.

Kendati selebrasinya sudah mendunia, umat tak boleh begitu saja mudah terjebak dan malah latah.

Yang harus menjadi pertanyaan besar dalam diri umat yakni apakah aktivitas tersebut diperkenankan oleh syariat atau tidak.

Bagaimana Sejarah Halloween Sebenarnya?

Sobat Cahaya Islam, awal mula perayaan ini sudha terbilang cukup lama yakni sejak tahun Masehi di awal.

Halloween sendiri merupakan tradisi suku Celtic (suku Eropa kuno) di setiap akhir musim panas dan seringkali disebut dengan Festival Samhain.

Di benua itu sendiri, secara geografis menyebabkan kedatangan musim dingin terjadi pada awal bulan November.

Selain itu, musim tersebut diyakini sebagai musim peringatan kematian setiap manusia dalam suku tersebut.

Hal ini bertujuan sebagai penghormatan terakhir pada roh yang telah mati.

Bagi kaum suku Celtic sendiri, para roh tersebut akan kembali berada di bumi sehingga mereka akan leluasa untuk berkomunikasi dengan warga yang masih hidup.

Pakaian khas dalam perayaan ini yakni penggunaan kostum dengan bentuk kepala atau bisa juga menggunakan kulit binatang dan disandingkan dengan nyalanya api unggun.

Tradisi penghormatan tersebut juga mengharuskan para warga suku untuk membakar hewan maupun tanaman yang terpilih sebagai persembahan untuk Dewanya.

Menurut keyakinan para leluhur suku Celtic, melakukan hal – hal diatas dapat membantu terusirnya para roh jahat.

Roh jahat yang ikut kembali ke bumi malah dapat menyebabkan masalah dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

Namun seiring berjalannya waktu, Halloween menjadi perayaan yang wajar dan tidak mengandung hal mistis untuk sebagian negara.

Bahkan, di Indonesia sendiri tradisi tersebut mendapat sambutan baik. Banyak dari sekian channel TV swasta negeri yang ikut menayangkan tradisi tersebut.

Umat muslim pun juga banyak merayakan Halloween dengan slogan “Trick or Treat” nya yang terkenal.

Bagaimana Seharusnya Umat Merespon Pelaksanaan Halloween?

Sobat Cahaya Islam, umat perlu mengetahui bahwa segala aktivitas maupun ucapan yang mereka lakukan dan sampaikan keseluruhannya akan dimintai pertanggung- jawaban.

Termasuk halnya jika umat menganggap bahwa perayaan Halloween adalah perayaan yang bertujuan mengusir roh jahat.

sejarah halloween

Islam memang mengharuskan umatnya untuk mempercayai adanya hal ghaib. Namun, kepercayaan tersebut tak lantas menjadikan umat untuk menjadi musyrik. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala yakni dalam surat Luqman ayat 13 :

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗاِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

Artinya : Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ”Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”

Kembalikan Pada Ilmu Allah

Sobat Cahaya Islam, segala sesuatu yang berada di luar jangkauan manusia haruslah kembali pada keilmuan Allah SWT. Sebab akan bahaya jika umat malah menelan mentah – mentah hal tersebut.

Nah Sobat Cahaya Islam , demikianlah ulasan mengenai sejarah Halloween dan pelaksanaannya di tengah – tengah umat. Semoga tulisan ini dapat menjadi rekomendasi bagi umat agar tak salah melangkah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY