Polsek Ciracas – Dikabarkan diteror orang tidak dikenal yang diduga berjumlah sekitar seratus orang tepat pada dini hari Sabtu, 29 Agustus 2020. Beberapa fasilitas Polsek yang berada di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur itu dirusak, kaca depan kantor berlubang serta dua mobil dibakar.
Kasus diteror oleh orang tidak dikenal bukanlah yang pertama terjadi di Polsek Ciracas. Sebelumnya di tahun 2018, kantor ini dibakar hingga menyebabkan tiga polisi mengalami luka-luka pasca pembakaran itu.
Teror, usaha menciptakan ketakutan yang dilakukan oleh orang seseorang maupun kelompok. Aksi teror menyerang tidak pandang waktu, lebih seringnya ketika lagi sepi-sepinya yakni saat tengah malam dengan tujuan kedoknya tidak terlihat. Sedangkan, praktik tindakan teror biasa kita kenal dengan nama terorisme.
Sobat Cahaya Islam, terorisme di Indonesia telah diatur dalam UU Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Lalu menurut agama, terorisme jelas dilarang karena membahayakan banyak pihak, serta merusak fasilitas umum.
Polsek Ciracas Diteror, Cara Islam Mengatasi Terorisme
Terorisme, sudah tentu musuh dari Islam. Islam yang mengajarkan kebaikan, dan melarang perusakan. Untuk itu sebagai umat Islam kita bahas mengenai cara mengatasi terorisme.
-
Menguatkan Paham Moderat
Adanya terorisme timbul karena adanya paham yang ekstrem (aliran keras) yang mana membekali doktrin-doktrin yang kuat, seakan-akan pihaknya yang paling benar. Maka paham moderat Islam yang merakyat perlu dikuatkan agar mereka yang fanatik dan keras tak berani bertindak.
-
Menebarkan Kasih Sayang
Kasih sayang sudah sepantasnya saling disebarluaskan, kepada siapa saja dan kapan saja. Adanya kasih sayang mampu meluluhkan jiwa yang keras, dan menghindarkan dari tindakan kekerasan dalam masyarakat luas.
-
Memperingatkan Bila Salah
Nahi mungkar berarti mencegah kemungkaran, bila ada kelompok yang agak melenceng dari agama Islam. Apalagi mengaku-ngaku termasuk golongan agama Islam, sebaiknya diperingatkan dengan cara yang baik bila tindakan mereka melenceng dari koridor syariat Islam.
Adab dalam memperingatkan juga harus dipakai seperti tidak memperingatkan ketika sedang berada di depan publik, karena itu sama halnya menghina.
Memperingatkan juga perlu dengan bahasa lemah lembut. Hati yang keras dilawan dengan bahasa yang lembut. Hati yang keras dengan bahasa yang keras malah bisa semakin melonjak. Berikut dalil memperingatkan dengan perkataan lemah lembut.
فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
“Hendaknya kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut kepada Allah” (QS. Thaha: 44).
-
Menegakkan Keadilan
Merasa tersisihkan, dikucilkan, dan tidak dipedulikan sehingga memberontak lalu salah siapa? Bisa jadi aksi terorisme yang terjadi karena merasa mereka tidak diberi porsi yang pas, sehingga dilihat adil.
Pemuka agama Islam sekaligus pemerintah perlu menegakkan keadilan tanpa pandang bulu siapa itu, dan dari mana golongan itu.
-
Toleransi
Pluralisme alias keberagaman merupakan fitrah kehidupan. Islam sendiri terdiri dari 73 golongan, apalagi Indonesia yang dari tahun ke tahun sering terjadi ketidaktoleran karena begitu beragamnya penduduknya. Maka, toleransi perlu dipupuk dan diterapkan.
Lima cara mengatasi terorisme di atas, semoga bermanfaat. Kasus teror seperti di Polsek Ciracas semoga tidak terjadi lagi, dan pelaku serta dalangnya dapat diamankan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.