Pilih Pilih Teman, Apakah Boleh dalam Islam?

0
548
Pilih-Pilih-Teman

Pilih Pilih Teman – Sobat Cahaya Islam pasti sudah sering mendengar nasehat ‘jangan suka pilih-pilih teman’. Tapi, asal-asalan memilih teman bisa berdampak buruk. Faktanya, banyak anak yang terjerumus ke dalam dunia kelam gara-gara tidak bisa memilih teman. Bagaimana dengan pandangan Islam? Apakah kita juga tidak boleh pilih-pilih dalam berteman? Atau sebaliknya, kita harus memilih-milih teman?

Perintah Memilih Teman

Islam menganjurkan umatnya untuk selektif memilih teman. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang tergantung agama teman akrabnya. Maka kalian harus memperhatikan siapa teman akrab kalian.” (1)

Hadits ini sangat jelas menyuruh kita sebagai umat Islam untuk tidak sembarangan berteman dengan orang lain. Dalam hadits lain, Rasulullah bahkan mengatakan bahwa saudara mukmin (teman) kita adalah cerminan diri kita sendiri.

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ 

“Seorang mukmin adalah cerminan saudara mukminnya.” (2)

Kenapa Harus Pilih Pilih Teman?

Islam menyuruh kita untuk memilih teman bukan tanpa alasan. Seperti hadits di atas, teman itu ibarat cermin. Jadi, jika kita ingin tahu tentang diri kita, maka kita bisa lihat siapa teman kita. Seseorang dengan teman yang jauh dari agama, umumnya orang itu juga demikian. Sebaliknya, seseorang yang berteman dengan orang dekat dengan agama, biasanya ia juga dekat dengan agama.

Pasalnya, sosok teman punya pengaruh besar dalam kehidupan seseorang, entah itu didunia ataupun akhirat. Meski tidak selalu, seseorang yang berteman dengan orang yang suka maksiat umumnya akan terpengaruh untuk melakukan maksiat juga. Oleh karena itu, penting untuk memilih teman yang saleh agar kita juga menjadi orang yang saleh.

Bolehkah Berteman dengan Ahli Maksiat Untuk Berdakwah?

Perintah Rasulullah untuk berteman dengan orang yang baik adalah untuk kehati-hatian supaya kita tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan. Tapi, bukan berarti kita sama sekali tidak boleh bergaul dengan ahli maksiat. Bahkan, bergaul dengan ahli maksiat bisa jadi hal yang bagus jika tujuannya adalah untuk berdakwah amar ma’ruf (mengajak kepada kebaikan) dan nahi munkar (mencegah kemunkaran).

Jika berhasil membuat ahli maksiat bertaubat dan dekat dengan agama, tentu menjadi pahala yang sangat besar. Namun, bergaul dengan ahli maksiat harus sangat berhati-hati. Jika tidak, bukan kita yang mengajak teman ke kebaikan, bisa-bisa kita yang terpengaruh ke dalam kemaksiatan.


Referensi:

(1) Sunan Abi Dawud 4833

(2) Sunan Abi Dawud 4918

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY