Pengertian Qath’i dan Zhanni dan Contohnya dalam Agama Islam

0
126
Pengertian qath'i dan zhanni dan contohnya

Pengertian qath’i dan zhanni dan contohnya – Kandungan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum dibedakan menjadi ayat-ayat yang qath’i dan zhanni. Sayangnya tidak banyak yang tahu pengertian qath’i dan zhanni dan contohnya sesuai ajaran agama Islam.

Padahal adanya ayat-ayat yang qath’i dan zhanni merupakan ciri Al-Qur’an dalam menjelaskan hukum. Sehingga bisa menjadi pertimbangan dalam pengkajian akan suatu ayat dalam Al-Qur’an.

Allah memang sengaja menempatkan beberapa ayat qath’i dan ada juga yang zhanni dengan tujuan serta makna tertentu. Pembahasan tersebut sayangnya belum diketahui oleh banyak umat Islam, maka ikuti penjelasan berikut.

Pengertian Qath’i dan Zhanni dan Contohnya

Pengertian qath'i dan zhanni dan contohnya

Pengertian qath’i dan zhanni dan contohnya memang membuat banyak umat Islam yang kebingungan. Mengingat tidak banyak yang tahu akan adanya qath’i dan zhanni dalam penjelasan ayat-ayat Al-Qur’an.
Secara bahasa qath’i berarti putus, diam, atau pasti, ini adalah bahasan cukup rumit. Menurut Abdul Wahab Khallaf, qath’i berarti sesuatu yang menunjukkan pada makna tertentu yang harus dipahami dari hadist atau ayat Al-Qur’an.

Qath’i tidak mengandung kemungkinan takwil, bahkan tidak ada peluang untuk memahami makna lain selain dari teks. Namun qath’i lahir dari gabungan sejumlah dalil yang mendukung makna yang pasti.

Contoh dari qath’i misalnya adalah rukun Islam ada 5, sebagaimana dalam firman Allah SWT:

وَاَقِيۡمُواالصَّلٰوةَ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat…”. (QS. Al-Baqarah [2]:43)

Kemudian ada zhanni yang berarti perkiraan atau sangkaan antara benar dan salah. Sedangkan menurut kesepakatan ulama, zhanni berarti dalil (ayat atau hadits) yang menunjukkan makna yang mengandung pengertian lain.

Qath’i dan Zhanni dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah

Jika Sobat Cahaya Islam pahami dari segi makna, maka ada dua kemungkinan yang sangat penting. Pertama qath’i adalah Nash Al-Qur’an yang menunjukkan makna jelas mudah dipahami, dan tidak membutuhkan ta’wil.

Misalnya fiman Allah Swt:

وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ اَزْوَاجُكُمْ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهُنَّ وَلَدٌ

“Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidakmempunyai anak… “(AI-Nisa’ [4): 12).

Makna ayat tersebut adalah qath’i yang sangat jelas, sehingga tidak boleh dita’wil atau menggunakan pemahaman lain. Jadi suami dalam mewarisi harta peninggalan istri tanpa ada anak adalah setengah dari harta tersebut.

Kedua ada zhanni yang merupakan Nash Al-Qur’an yang menunjukkan suatu makna, tetapi masih bisa dita’wil. Sehingga arti atau maknanya bisa dialihkan kepada makna yang lain.

Sedangkan menurut as-Sunnah, qath’i adalah Sunnah Mutawatirah. Berbeda dengan zhanni yang berarti Sunnah Ahad karena cara penerimaan serta pemberitahuan para riwayat kurang meyakinkan.

Syarat Qath’i dan Zhanni

Pengertian qath'i dan zhanni dan contohnya

Perlu Sobat Cahaya Islam ketahui bahwa ada beberapa syarat qath’i yang perlu terpenuhi agar suatu ayat bisa termasuk qath’i. Syarat-syarat berikut tidak ada yang boleh terlewat, harus terpenuhi.

  1. Riwayat kebahasaan
  2. Riwayat terkait tata bahasa atau gramatika (nahwu).
  3. Riwayat yang mengandung perubahan kata (sharf).
  4. Bukan suatu redaksi yang bersifat ganda.
  5. Redaksi yang ada bukan kata majas atau metaforis.
  6. Tidak mengandung peralihan makna (takwil).
  7. Bukan sisipan (idmar).
  8. Tidak termasuk awalan atau akhiran.
  9. Tidak mengandung penolakan logis.
  10. Bukan pembatalan hukum (naskh).

Jika sepuluh syarat tersebut terpenuhi, maka suatu ayat atau dalil bisa Sobat Cahaya Islam namakan qath’i. Tetapi jika banyak yang tidak terpenuhi, maka bisa saja ayat tersebut tergolong zhanni.

Pengertian qath’i dan zhanni dan contohnya memang cukup membingungkan, tetapi lebih mudah Sobat Cahaya Islam pahami dengan penjelasan tersebut.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY