Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi, Begini Pandangan Islam

0
836
Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi Menurut Islam

Pendapat tokoh agama – Fenomena mengenai Habib Rizieq Shihab yang sangat dihormati, menimbulkan beberapa pendapat mengenai mendewakan keturunan Nabi. Kepulangan Habib Rizieq yang bahkan disoroti karena banyaknya masa yang menyambut kepulangannya, hingga acaranya yang melibatkan ratusan atau bahkan ribuan orang. Ini merupakan bentuk bagaimana masyarakat sangat menghormati serta mengagumi sosok Habib. Dan bahkan terkesan mendewakan sosok yang disebut sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW ini. Ini juga memancing beberapa pendapat dari tokoh agama-akademisi.

Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi

Dalam ajaran islam sendiri, kaum muslimin dianjurkan untuk menghormati Nabi dan keturunannya. Namun terlepas dari itu, tindakan mendewakan keturunan Nabi tentu saja sesuatu yang berlebihan. Kedudukan Allah SWT merupakan yang nomor satu bagi umat islam. Itu artinya mendewakan keturunan Nabi bukan hal yang tepat, namun menghormatinya tentu saja dianjurkan dalam islam. Lalu bagaimana pandangan islam mengenai sikap mendewakan keturunan Nabi?

Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi, Begini Pandangan Islam dan Hukumnya

Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi Menurut Islam

Pendapat tokoh agama menyebutkan mengenai mendewakan keturunan Nabi yang dianggap tindakan yang salah. Meskipun kita dianjurkan menghormati karena nasabnya, namun bukan berarti membenarkan semua tindakannya baik yang benar ataupun salah. Seorang tokoh agama juga menyebutkan bahwa ini hanya simbolis, dan termasuk perbudakan spiritual. Tahukah sobat CahayaIslam, dalam islam sendiri tidak pernah menyebutkan bahwasanya derajat tidak ditentukan melalui nasabnya. Melainkan melalui amalan yang diperbuatnya.

Meskipun seseorang adalah Habib atau keturunan Nabi, namun amalan dan perbuatannya adalah yang paling utama untuk sebagai penentu derajatnya. Ada beberapa ayat Al Quran dimana menjelaskan tentang betapa nasab seseorang tidak akan berguna, jika tidak didukung dengan akhlak dan amalan yang diperbuatnya.

Pendapat Tokoh Agama Tentang Mendewakan Keturunan Nabi dan Ini Pandangan Islam

Kemuliaan Seseorang Berdasarkan Amalnya

Kemuliaan seseorang bukan semata-mata ditentukan oleh garis nasabnya, atau keturunannya. Melainkan juga amalannya yang akan membuat derajatnya semakin mulia di akhirat.

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ

Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (1)

Nasabmu Tidak Bisa Mengejar Kemuliaan Dihadapan Allah

Garis nasabmu sekalipun keturunan seorang Nabi, ini tidak bisa mengejar kemuliaan di hadapan Allah SWT. Ini karena kedudukan yang mulia bisa diperoleh sesuai dengan amalan yang diperbuatnya. Dan bukan nasabnya.

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ

Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (2)

Beberapa ayat Al Quran diatas menegaskan bahwasanya nasab atau keturunan Nabi sekalipun tidak ada hubungannya dengan derajat di hadapan Allah SWT. Bagaimanapun, amalannya lah yang akan menjadi penentu untuk kedudukan seseorang di hadapan Allah dan di akhirat nanti. Itu sebabnya, sebagai seorang muslim tidak seharusnya memperlakukan seseorang hingga seolah mendewakannya. Ini adalah tindakan yang berlebihan dan tidak dianjurkan dalam islam.

Pendapat tokoh agama – mengenai mendewakan keturunan Nabi, dalam pandangan islam sendiri adalah tindakan yang tidak tepat. Maka dari itu sobat CahayaIslam, sebaiknya mengagumi atau mengidolakan seseorang dengan sewajarnya saja. Bagaimanapun nasab bukanlah suatu hal yang membenarkan kita untuk mendewakan atau berlebihan dalam menghormati.


Catatan Kaki:

(1) – Surat Al-An’am Ayat 132

(2) – Surat Al-Mu’minum Ayat 101

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY