Mahasiswi KKN Unram Diusir – KKN di Desa Kayangan, Lombok Utara, NTB tidak berjalan lancar karena ulah salah seorang mahasiswa yang ikut KKN tersebut. Mahasiswi tersebut mengunggah sebuah video yang ucapannya menyinggung perasaan warga setempat karena mengatakan bahwa tidak ada Perempuan yang cantik di desa tersebut. Meski sudah meminta maaf, warga tetap mengusirnya. Alhasil, mahasiswi berinisial NWAP terpaksa harus menyelesaikan KKN dari rumah. Memang, kita harus sangat berhati-hati dalam berucap. Itulah kenapa ummat Islam wajib menjaga lisan.
Mahasiswi KKN Unram Diusir Warga, Ini Dosa Menyakiti Orang Lain Menurut Al-Quran
Sobat Cahaya Islam harus tahu bahwa menyakit perasaan orang lain adalah dosa besar, sebagaimana Al-Quran telah menyebutkannya:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
”Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (1)
Dari ayat tersebut di atas, jelas bahwa Islam melarang ummatnya untuk menyakiti perasaan orang lain, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Jadi, siapapun yang menyakiti perasaan orang lain, hendaklah ia meminta maaf kepada orang tersebut hingga orang tersebut memaafkannya. Begitu juga dengan kasus mahasiswi KKN Unram, maka ia juga harus meminta maaf kepada seluruh warga yang merasa tersinggung atas ucapannya. Tentu saja, harus ada pendampingan dari pihak-pihak tertentu agar suasana tetap aman dan kondusif.
Berpikir Sebelum Berucap
Lisan ibarat pedang. Agar tidak menyakiti orang lain, hendaklah seseorang berhati-hati menggunakannya. Begitu juga seseorang hendaklah berpikir terlebih dahulu sebelum berucap, seperti perintah Rasulullah dalam hadits Riwayat Bukhari-Muslim di bawah ini:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ ، فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik atau diam.” (2)
Terbukti, mahasiswi KKN Unram yang tidak berpikir matang-matang sebelum berucap, teah menyinggung perasaan warga. Itulah kenapa diam lebih baik daripada berkata buruk atau mengeluarkan pernyataan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
Berhati-hati Dalam Bercanda
Salah seorang teman dari mahasiswi KKN Unram tersebut mengatakan bahwa temannya tersebut mengatakan demikian hanya sekedar bercanda. Sebenarnya, Islam tidak melarang bercanda. Bahkan, Rasulullah suka bercanda. Namun, Rasulullah tidak pernah memasukkan unsur kebohongan dan hal yang dapat menyakiti perasaan orang lain dalam candaannya.
Yang penting, seseorang yang berbuat salah harus mengakui kesalahan dan meminta maaf. Sementara itu, ummat Islam juga harus bisa memaafkan kesalahan orang lain. Jika sudah demikian, hidup akan terasa indah dan damai, bukan?
Referensi:
(1) Q.S. Al-Ahzab Ayat 58
(2) Riyad As-Shalihin 314