Lucifer Effect, Psikologi Manusia dalam Perspektif Islam

0
366
Lucifer Effect, Psikologi Manusia dalam Perspektif Islam

Lucifer Effect – kami yakin pasti ada diantara sobat cahayaislam sekalian yang memiliki teman, kenalan atau orang yang sobat ketahui selama ini merupakan orang baik budinya. Namun tiba tiba, DUAR, dia berubah 180 derajat menjadi tipe orang yang jahat dan seolah olah merupakan sosok buruk tidak seperti sebelumnya. Tentu kaget dan bertanya tanya dong, ini orang kenapa ya jadi begini? dan lain sebagainya. Bisa jadi orang itu kena Efek Lucifer!

Apa itu Lucifer Effect? (Serem Amat Namanya dah)

Lucifer Effect itu sebenernya adalah istilah yang oleh Dr. Philip Zimbardo gunakan untuk menggambarkan studi psikologis yang mengungkapkan bagaimana situasi dan lingkungan tertentu dapat mempengaruhi perilaku manusia hingga mereka melakukan tindakan-tindakan yang sangat tidak etis atau bahkan kejam.

Studi paling terkenal yang melibatkan konsep Lucifer Effect adalah Stanford Prison Experiment yang oleh Zimbardo lakukan pada tahun 1971. Dalam eksperimen ini, para partisipan berpisah menjadi 2 kategori. partisipan yang mendapat peran sebagai tahanan atau penjaga menunjukkan perubahan drastis dalam perilaku mereka dalam waktu yang relatif singkat, menunjukkan bahwa lingkungan dan peran yang diberikan kepada mereka memainkan peran penting dalam bentuk perilaku yang muncul.

Gimana Pandangan islam tentang Fenomena Lucifer Effect ini?

Kalo kata hadits yang sering kita denger sih, lingkup pertemanan mempengaruhi akhlak seorang insan.

إِنَّمَا مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

Hadits Muslim 2628 diatas menjelaskan dengan gamblang, lengkap dengan analoginya. Bahwa berteman dengan orang yang berakhlakul karimah ibarat berteman dengan penjual minyak wangi. Di lain sisi, berteman dengan orang yang Suul akhlak layaknya bergaul dengan pandai besi.

Sebenarnya, Pandangan dalam Islam juga mengakui peran lingkungan dan situasi dalam membentuk perilaku manusia. Tetapi pandangan ini ditafsirkan dalam kerangka nilai-nilai etika dan spiritual Islam. Dalam Islam, manusia memiliki akal, kehendak bebas, dan tanggung jawab pribadi atas perbuatan mereka. Pandangan ini dijelaskan dalam konsep “akal” (aql) dan “nafsu” (hawa), di mana manusia memiliki kemampuan untuk memilih antara tindakan yang baik dan buruk.

Dalam pandangan Islam, pengaruh lingkungan dan situasi masih diakui. Tetapi individu dianggap memiliki tanggung jawab untuk mengendalikan diri mereka dan memilih tindakan yang baik. Terdapat penekanan pada pengembangan akhlak (moralitas) dan kepatuhan kepada nilai-nilai Islam dalam berbagai situasi. Banyak ajaran Islam yang menekankan pentingnya kesadaran diri, pengendalian diri, belas kasihan, dan kasih sayang terhadap sesama manusia.

***

Penting untuk dicatat bahwa pandangan Islam bisa memiliki variasi dalam tafsiran dan pemahamannya, tergantung pada aliran atau mazhab tertentu. Namun, nilai-nilai seperti pengendalian diri, keadilan, dan kasih sayang umumnya dihormati dalam pandangan Islam terhadap perilaku manusia.

Dalam konteks Lucifer Effect, pandangan Islam dapat menekankan perlunya kesadaran akan potensi manusia. Apalagi melakukan tindakan yang tidak etis atau kejam dalam situasi tertentu. Serta pentingnya pengembangan akhlak dan kontrol diri agar manusia dapat menghindari jatuh ke dalam perangkap perilaku negatif tersebut.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY