Kedudukan Anak dalam Islam: Dari Penyejuk Jiwa Hingga Musuh

0
360
Kedudukan-Anak-dalam-Islam-1

Kedudukan Anak dalam Islam – Bagi orangtua, anak merupakan anugerah dari Allah. Namun, anugerah yang indah ini bisa memiliki kedudukan yang berbeda-beda di dunia. Al-Qur’an pun menyebutkan beberapa kedudukan anak. Oleh karena itu, orangtua wajib bersyukur dan pada saat yang bersamaan juga waspada.

Kedudukan Anak dalam Islam Sebagai Penyejuk Jiwa

Pertama, anak memiliki kedudukan sebagai penyejuk jiwa atau penenang hati. Hal ini bisa kita lihat dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut:

رَبَّنا هَبْ لَنا مِنْ أَزْواجِنا وَذُرِّيَّاتِنا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kami istri dan anak sebagai penyenang hati kami.” (1)

Tentu saja, kehadiran seorang anak dapat menyenangkan hati orangtua. Tapi, kesenangan hakiki yang bisa orangtua rasakan adalah memiliki anak yang solih/solihah, taat pada Allah, berbakti pada orangtua, serta bermanfaat bagi orang lain.

Untuk memiliki anak yang demikian, orangtua harus berjuang mendidiknya, khususnya dengan pendidikan agama yang benar. Nantinya, doa dari anak yang solih/solihah akan sangat bermanfaat bagi orangtuanya.

Anak Adalah Perhiasan Dunia

Tak bisa kita pungkiri, anak adalah sesuatu yang menarik dan selalu ingin kita banggakan layaknya perhiasan. Tak heran Allah menyebut anak sebagai perhiasan dunia bersama dengan harta.

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Harta dan anak-anak merupakan perhiasan dunia.”

Karena begitu berharganya seorang anak hingga diibaratkan sebagai perhiasan dunia, tak heran orangtua selalu menjaga dan memperlakukan anaknya sebaik mungkin. Tentunya, setiap orangtua mendambakan hadirnya anak dalam keluarga.

Sayangnya, kecintaan pada anak yang berlebihan bisa membuat orangtua terlena, seperti halnya kecintaan pada perhiasan. Itulah kenapa dalam Al-Qur’an Allah mengingatkan agar harta dan anak-anak tidak membuat kita melupakan Allah.

Anak Sebagai Fitnah (Ujian)

Di sisi lain, orangtua juga harus hati-hati karena anak bisa menjadi fitnah (ujian) bagi orangtua.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ

“Sesungguhnya harta dan anak-anakmu adalah fitnah (ujian/cobaan).” (3)

Banyak yang tidak menyadari bahwa Allah menguji kita dengan anak-anak kita. Apakah anak bisa membuat kita semakin takwa, sabar, dan bersyukur, atau malah sebaliknya. Faktanya, banyak orangtua yang melalaikan ibadah kepada Allah karena kecintaannya pada anak.

Jadi, anak adalah ujian yang berat. Namun jika kita mampu mendidiknya dengan baik sehingga menjadi anak yang solih/solihah, Allah sudah menyiapkan pahala besar untuk kita.

Anak adalah Musuh

Terakhir, anak bisa menjadi musuh. Meski terdengar aneh dan tidak masuk akal, itulah yang disebutkan dalah Al-Qur’an:

 إِنَّ مِنْ أَزْواجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ 

“Sesungguhnya di antara istri dan anak-anakmu ada yang jadi musuh bagimu.” (4)

Sebagian ahli tafsir menjelaskan bahwa maksud dari musuh dalam ayat ini adalah menjadi penghalang kita untuk menjalani ibadah atau merintangi jalan ketaatan pada Allah. Sementara itu, sebagian mufasir lain memaknai musuh di sini seperti kejadian-kejadian akhir zaman saat ini di mana banyak anak yang dzalim terhadap orangtuanya.

Setelah tahu beberapa kedudukan anak dalam Islam, kita harus lebih berhati-hati dalam bersikap. Setelah bersyukur dengan anugerah berupa anak, kita tidak boleh menaruh cinta yang berlebihan pada mereka. Seharusnya, anugerah yang indah ini bisa menjadi penyemangat kita untuk lebih banyak beribadah. Orangtua juga wajib membekali anak dengan ilmu agama yang benar agar tidak menjadi penghalang untuk taat kepada Allah.


Referensi:

(1) Q.S. Al-Furqan Ayat 74

(2) Q.S. Al-Kahfi Ayat 46

(3) Q.S. At-Taghabun Ayat 15

(4) Q.S. At-Taghabun Ayat 14

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY