Kajian Islam Mengenai Adab Menerima dan Memulyakan Tamu

0
2632
Kajian Islam Mengenai Adab Menerima dan Memulyakan Tamu

Kajian Islam – Setiap orang pasti pernah menerima tamu di rumah mereka baik tamu tersebut kita sukai maupun tidak. Perasaan tersebut timbul karena setiap manusia memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga jika kita kesal mungkin sudah biasa. Namun sobat cahaya islam, meskipun kita tidak suka terhadap tamu tersebut, kita juga tidak boleh mencela atau membuat mereka tidak suka terhadap kita.  lalu bagaimana Kajian Islam Mengenai Adab Menerima dan Memulyakan Tamu ?

Kajian Islam Mengenai Adab Menerima dan Memulyakan Tamu

Didalam islam ada adab menerima tamu yang sudah di ajarkan kepada Rasulullah SAW kepada kita. Selain ada beberapa hadits yang mengajarkan kita bagaimana bersikap terhadap tamu, didalam al qur’an juga ada beberapa ayat yang mengatur kita bagaimana bertamu dan menerima tamu. Dengan kata lain, agama islam ini termasuk agama yang sempurna yang tidak hanya mengatur tentang hablum min Allah saja namun juga mengajarkan hablum min annas.

Tata krama menerima tamu berdasarkan Al Qur’an dan As Sunah

Ada banyak hadits yang membicarakan tentang memuliakan tamu, salah satunya adalah hadits berikut :

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الشَّعْبِيِّ عَنْ الْمِقْدَامِ أَبِي كَرِيمَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةُ الضَّيْفِ وَاجِبَةٌ فَإِنْ أَصْبَحَ بِفِنَائِهِ فَهُوَ دَيْنٌ عَلَيْهِ فَإِنْ شَاءَ اقْتَضَى وَإِنْ شَاءَ تَرَكَ

Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Muhammad] telah menceritakan kepada kami [Waki’] telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Manshur] dari [As Sya’bi] dari [Al Miqdam Abu Karimah] dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Menjamu tamu (selama) satu malam adalah wajib, dan jika di pagi harinya tamu tersebut masih berada di pekarangan (rumah), maka ia adalah utang baginya. Jika mau ia boleh menjamunya (lagi), jika tidak maka ia boleh membiarkannya.” [1]

Dengan kata lain, dalam islam memuliakan tamu bisa termasuk dalam adab menerima tamu. Selain itu, ada beberapa hal juga yang wajib dilakukan oleh tuan rumah sebagai adab memuliakan seorang tamu. Salah satu hal yang wajib dilakukan oleh seorang tuan rumah dalam adab menerima tamu dalam islam adalah berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Selain dengan berpakaian yang sopan tersebut, ada baiknya tuan rumah juga menerima tamu tersebut dengan senyum dan penuh syukur.

Selain itu, adab menerima tamu lain yang perlu anda perhatikan menurut ajaran Rasul SAW adalah menerima tamu dengan sikap dan perilaku yang baik dan wajah yang berseri. Kita juga dianjurkan untuk bersikap dan bertutur kata yang tidak menyinggung perasaan tamu baik itu tamu tersebut tua ataupun teman yang lebih muda dari kita. Hendaknya kita menerimanya dengan penuh kasih sayang. Hal itu senada dengan hadits nabi SAW.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَرْزُوقٍ الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ وَاقِدٍ عَنْ زَرْبِيٍّ قَال سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ جَاءَ شَيْخٌ يُرِيدُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبْطَأَ الْقَوْمُ عَنْهُ أَنْ يُوَسِّعُوا لَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُوَقِّرْ كَبِيرَنَا قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو وَأَبِي هُرَيْرَةَ وَابْنِ عَبَّاسٍ وَأَبِي أُمَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ وَزَرْبِيٌّ لَهُ أَحَادِيثُ مَنَاكِيرُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَغَيْرِهِ

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukan termasuk dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil kami dan tidak menghormati orang tua (orang dewasa) kami.”

Adab menerima tamu menurut as Sunah yang wajib kita teladani adalah memberikan jamuan terhadap tamu. Baik itu sekedar makanan ringan ataupun minuman walapun tamu tersebut datang hanya sebentar. Namun, jika tamu tersebut agak lama, hendaknya kita juga perlu memperlakukan tamu tersebut dengan baik seperti keperluan menginap.

Selain itu, jangan lupa pula diberikan suguhan makanan yang baik sesuai dengan kemampuan yang anda miliki. Namun, dalam islam adab menerima tamu juga tidak memberatkan bagi si tuan rumah jika mereka memang seorang yang tidak mampu. Cukup berikan apa yang bisa mereka berikan.

Adab menerima tamu yang diajarkan islam kepada kita semua adalah menanyakan identitas tamu terlebih dahulu sebelum mempersilahkan masuk. Hal ini sangat penting untuk menghindari fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, menanyakan identitas seperti ini juga pernah terdapat dalam hadits rasul saw, Dari Jabir r.a., dia berkata :”saya pernah berkunjung kepada nabi saw maka saya mengetuk pintu, beliau bertanya: “siapa itu?” saya menjawab: “saya”, beliau berkata: “saya, saya!” seolah-olah beliau tidak suka” (Muttafaqalaih). Dari hadits ini, juga memberikan pelajaran bahwa saat ditanya oleh si tuan rumah, ada baiknya kita memberikan jawaban yang jelas dengan identitas nama lengkap bukan hanya kata “saya” saja.

Sedangkan adab menerima tamu terakhir berdasarkan ajaran islam adalah memberikan hidangan yang baik-baik. Untuk hidangan ini, ada baiknya anda menghidangkan dengan segera, mendahulukan buah-buahan, tidak mengambil hidangan sebelum tamu benar-benar selesai, mengantar kepergian tamu dengan wajah berseri, dan menyajikan semua hidangan yang ada. Sobat cahaya islam, dalam islam pun kita diajarkan untuk menghormati tamu selama 3 hari dengan hidangan terbaik jika lebih dari 3 hari maka dihitung sedekah.


Catatan Kaki :

[1] H.R. Ibnu Majah 3677 (Shahih). Bab : Hak-Hak Tamu

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY