Elvy Sukaesih Meninggal Dunia, Benarkah? Ini Hukum Berdusta dan Menyebar Berita Palsu!

0
988

Elvy Sukaesih Meninggal Dunia – Media sempat dibuat heboh dengan kabar Elvy Sukaesih meninggal dunia. Sebelumnya pedangdut ternama ini memang dinyatakan positif terpapar virus Corona dan tengah menjalani isolasi mandiri di kediaman pribadinya.

Menyikapi berita Elvy Sukaesih meninggal dunia yang beredar di dunia maya, putrinya Fitria Sukaesih angkat bicara. Melalui laman instagram pribadinya, Fitria membagikan sebuah video singkat yang memperlihatkan kondisi terkini sang Ibunda.

Fitria mengatakan bahwa berita terkait meninggalnya sang Ibunda adalah hoaks. Ia juga memastikan bahwa saat ini kondisi sang Ibunda baik-baik saja dan sedang dalam kondisi pemulihan. Dalam unggahan ini, terlihat Elvy Sukaesih juga memberikan keterangan.

Sobat Cahaya Islam, berita bohong atau hoaks yang kerap tersebar melalui media sosial ini memang menyesatkan. Dalam Islam, kita dilarang untuk berdusta dan menebarkan kebohongan di mana-mana. Tentu saja hal ini bukan tanpa alasan, mengingat begitu besarnya dampak dari perbuatan ini, maka tak heran jika Islam melarang perbuatan tercela yang satu ini.

Berita Elvy Sukaesih Meninggal Dunia Hoaks, Bagaimana Hukumnya Berdusta dalam Islam?

Salah satu perintah Allah kepada setiap muslim adalah menjaga lisannya dari kebohongan. Perbuatan serta perkataan dusta ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kekacauan yang besar di masyarakat. Jika kebohongan sudah merebak dimana-mana, manusia akan saling membenci dan rasa persaudaraan akan menghilang dengan sendirinya.

Ada beberapa dalil dalam Al-Quran yang menegaskan larangan atas perbuatan tercela yang satu ini,

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawaban” (QS. Al-Israa’: 36)

Perbuatan ini tak hanya merugikan orang lain, tetapi pelakunya juga berdosa dan dimintai pertanggung jawaban dari Allah di akhirat kelak. Sekalipun berbohong di larang dalam Islam, Sobat Cahaya Islam tahukah Anda bahwa ada tiga alasan yang menjadikan berbohong ini diperbolehkan?

3 Alasan Berbohong yang Diizinkan Islam

Ternyata tak selamanya Allah melarang umat muslim untuk berbohong, dalam sebuah dalil yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dikatakan ada tiga perkara bohong yang diperbolehkan,

“Dan aku (Ummu Kultsum) tidak mendengar bahwa beliau memberikan rukhsoh (keringanan) dari dusta yang dikatakan oleh manusia kecuali dalam perang, mendamaikan antar manusia, pembicaraan seorang suami pada istrinya dan pembicaraan istri pada suaminya.” (Dinukilkan dari Riyadhush Sholihin, Bab. Al Ishlah bainan naas)

  • Berbohong Ketika dalam Keadaan Bahaya

Alasan pertama seorang muslim diperbolehkan untuk berbohong ketika ia sedang berada dalam bahaya. Tujuan dari berbohong dalam kasus ini adalah menyelamatkan diri sendiri ataupun seorang teman dari bahaya yang tengah mengintai.

Hal ini juga berlaku pada saat situasi perang. Jika seorang prajurit perang tertangkap oleh musuhnya, ia akan dijadikan tawanan dan dimintai keterangan terkait informasi serta strategi perang mereka.

Pada kondisi yang seperti inilah berbohong diperbolehkan, jika prajurit tadi berkata jujur maka pihak lawan akan di untungkan dan pihak kawannya mengalami kerugian yang besar. Jadi, seseorang diperkenankan untuk berbohong demi melindungi informasi penting dari pihak lawan dalam peperangan.

 

  • Berbohong Demi Perdamaian Dua Saudara yang Berselisih

Berbohong dengan tujuan mendamaikan dua saudara yang sedang berselisih paham juga diperbolehkan. Ada situasi dimana perkataan jujur hanya akan membuat kedua pihak semakin terbakar emosi, untuk itu sebagai pihak netral kita diperbolehkan berbohong demi perdamaian di antara keduanya.

  • Berbohong Untuk Kesenangan Pasangan

Alasan lain yang menjadikan berbohong diperbolehkan hanya untuk menyenangkan pasangan masing-masing. Namun bukan berarti semua kebohongan diizinkan kepada suami maupun istri. Misalkan seorang suami membelikan istrinya hadiah, namun warna yang dipilih tidaklah sesuai dengan keinginan sang istri.

Demi menghargai dan menyenangkan suami, istri tersebut tetap berkata bahwa ia menyukai hadiah yang diberikan meskipun yang dirasakannya adalah sebaliknya. Kebohongan semacam inilah yang diperbolehkan dalam Islam.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY