Harlah ke-101 NU, Benarkah Perayaan Ulang Tahun Tidak Sesuai Ajaran Islam?

0
381
Harlah-ke-101-NU

Harlah ke-101 NU – Pada 28 Januari 2024, Nahdlatul Ulama sebagai ormas Islam terbesar di dunia tepat genap berusia 101 tahun menurut penanggalan Hijriah. Untuk merayakannya, PBNU menggelar serangkaian acara yang berpusat di Jogja. Tapi, ada sekelompok umat muslim yang tidak setuju dengan perayaan ulang tahun, bahkan mengatakan hukumnya haram. Lalu, bagaimana hukum yang sebenarnya?

Perayaan Harlah ke-101 NU, Bentuk Syukur kepada Allah

Pada intinya, perayaan hari lahir (harlah) atau ulang tahun adalah sebagai bentuk rasa Syukur kepada Allah. Begitu juga dengan NU, yang telah menjadi ormas Islam yang anggotanya terus bertambah dari tahun ke tahun.

Tentu saja, setiap umat muslim wajib bersyukur kepada Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ

“Ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu ingkar kepada-Ku.” (1)

Memang, organisasi NU bisa sebesar ini tidak lepas dari peran para ulama. Namun, perjuangan para ulama tidak akan bisa berjalan hingga sekarang ini tanpa Ridha Allah. Oleh karena itu, harlah NU yang ke-101 ini menjadi ajang untuk semakin ingat kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya.

Boleh Merayakan Ulang Tahun Selama Tidak Melanggar Syariat

Perayaan ulang tahun adalah tradisi. Jadi, model perayaannya juga Berbeda-beda. Dalam rangka perayaan harlah yang ke-101, NU memulai rangkaian acaranya dengan istighosah, yakni doa bersama. Tentu saja, berdoa juga merupakan perintah Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan:

 ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (2)

Apalagi kalau doanya adalah untuk kemaslahatan bersama. Bersama dengan K.H. Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU, para nahdhiyyin berdoa memohon pertolongan kepada Allah untuk kemaslahatan NU dan juga Indonesia, negara kita tercinta.

Selain itu, PBNU juga menyajikan 101 tumpeng sehingga para hadirin bisa menikmatinya bersama. Seperti kita tahu, menyediakan makanan untuk orang lain termasuk sedekah. Tak hanya itu saja, PBNU juga mengadakan halaqoh nasional dalam rangkaian acara tersebut, sebelum puncak acara pada tanggal 31 Januari 2024. Kesimpulannya, tidak ada acara yang bertentangan dengan syariat. Justru, semua rangkaian acara tersebut sangat bermanfaat dan bernilai ibadah.

Perayaan Ulang Tahun yang Tidak Boleh dalam Islam

Namun, tak selamanya merayakan ulang tahun hukumnya boleh. Jika perayaan ulang tahun mengadopsi tradisi barat di mana laki-laki dan Perempuan bercampur dan berdesak-desakan. Bahkan, ada juga yang merayakan ulang tahun dengan maksiat seperti pesta minuman keras, pesta seks, dll. Maka, perayaan yang semacam itu tidak boleh dalam Islam.

Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus bijak dalam merayakan ulang tahun, baik itu ulang tahun seseorang, Perusahaan, organisasi, atau yang lainnya. Hendaknya, perayaan ulang tahun diisi dengan kegiatan yang bermanfaat, Syukur-syukur bernilai ibadah.


Referensi:

(1) Q.S. Al-Baqarah Ayat 152

(2) Q.S. Ghafir Ayat 60

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY