Amalan Rebo Wekasan dan Hukumnya Menurut Islam, Muslim Wajib Tahu!

0
931

Amalan Rebo Wekasan –  Sebagian masyarakat muslim malam ini tengah menjalankan salat 4 rakaat sebagai salat sunah amalan Rebo Wekasan.  Dalam kalender lunar versi Jawa, Rebo Wekasan jatuh pada Rabu 14 Oktober 2020 yakni hari Rabu Terakhir di Bulan Shafar.

Hari itu dipercayai sebagai hari sial oleh sebagian masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Sehingga untuk menangkal kesialan tersebut beberapa ritual dilakukan.

Tradisi Rebo Wekasan ini diketahui sudah dilakukan secara turun temurun. Umumnya dilakukan dengan cara salat, berdoa dengan bacaan khusus, menggelar selamatan, hingga berbuat baik pada sesama.

Namun tak sedikit juga yang melarang ibadah ini, salah satunya Muktamar ke-25 NU di Surabaya. Menurutnya salat khusus Rebo Wekasan hukumnya haram, kecuali jika diniatkan sebagai salat mutlak. Salat yang dilaksanakan pada pagi hari atau setelah salat magrib sebanyak 4 rakaat.

Sobat Cahaya Islam, apakah dalam Islam melaksanakan ibadah Rebo Wekasan diperbolehkan? berikut ulasannya.

Hukum Menjalankan Amalan Rebo Wekasan Menurut Islam

Rebo Wekasan memang dibahas dalam banyak hadist hadist, seperti hadist di bawah ini:

مُسْتَمِرٍّ. رواه وكيع في الغرر، وابن مردويه في التفسير، والخطيب البغدادي..

“Dari Ibn Abbas ra, Nabi Saw bersabda: “Rabu terakhir dalam sebulan adalah hari terjadinya naas yang terus-menerus.” HR. Waki’ dalam al-Ghurar, Ibn Mardawaih dalam at-Tafsir, dan al-Khathib al-Baghdadi. (dikutip dari Al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir, juz 1, hal. 4, dan al-Hafizh Ahmad bin al-Shiddiq al-Ghumari, al-Mudawi li-‘Ilal al-Jami’ al-Shaghir wa Syarhai al-Munawi, juz 1, hal. 23).

Hadist ini menyebutkan bahwa melaksanakan Rebo Wekasan tidak berkaitan dengan hukum wajib, halal dan haram.

Sementara peringatan Bulan Shafar juga sudah tercantum dalam hadist Imam Bukhari dan Muslim:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم.

“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di Bulan Shafar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Hadits itu menurut Al-Hafizh Ibn Rajab Al-Hanbali merupakan respon Nabi SAW terhadap tradisi-tradisi yang berkembang pada masa jahiliyah.

“Maksud hadits di atas, orang-orang Jahiliyah meyakini datangnya sial pada Bulan Shafar. Maka Nabi SAW membatalkan hal tersebut. Pendapat ini disampaikan oleh Abu Dawud dari Muhammad bin Rasyid al-Makhuli dari orang yang mendengarnya. Barangkali pendapat ini yang paling benar. Banyak orang awam yang meyakini datangnya sial pada Bulan Shafar, dan terkadang melarang bepergian pada bulan itu. Meyakini datangnya sial pada Bulan Shafar termasuk jenis thiyarah (meyakini pertanda buruk) yang dilarang.” (Lathaif al-Ma’arif, hal. 148).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa Bulan Shafar sama seperti bulan-bulan lainnya, tidak ada yang berbeda. Sedanngkan berkeyakinan terhadap seuatu  merupakan kebiasaan orang Yahudi, sebagaimana hadist di bawah ini:

“Barangsiapa bertanya tentang hari sial dan sebagainya untuk diikuti, bukan untuk ditinggalkan dan memilih apa yang harus dikerjakan serta mengetahui keburukannya, semua itu merupakan perilaku orang Yahudi dan bukan petunjuk orang Islam yang bertawakal kepada Sang Maha Pencipta. Apa yang dikutip tentang hari-hari naas dari sahabat Ali kw. adalah batil dan dusta serta tidak ada dasarnya sama sekali, maka berhati-hatilah dari semua itu” (Ahkamul Fuqaha’, 2010: 54).

5 Salat Sunnah yang Wajib Diketahui Umat Islam

1. Salat Rawatib

Salat ini dilaksanakan untuk mengiringi salat fardu dan salat wajib. Ada 2 macam salat rawatib, yakni rawatib qabliyah yang dilaksanakan sebelum salat fardu dan salat bakdiyah yang dilaksanakan setelah salat fardu.

2.Salat Wudu

Tak sedikit pula yang jarang mengetahui salat wudu. Salat ini dilaksanakan setelah berwudhu sebanyak dua rakaat.

3.Salat Tahajud

Meski hukumnya sunnah, salat tahajud memiliki keutamaan yang luar biasa karena dipercaya bisa mengabulkan keiginan dan doa yang menjalankannya. Tahajud sebaiknya dilaksanakan di sepertiga malam dan sudah tertidur sebelumnya. Dikerjakan sebanyak 2 rakaat, namun Nabi SAW biasanya mengerjakan sebanyak 11 rakaat atau 13 rakaat.

4. Salat Istikharah

Salat ini biasanya dikerjakan jika ingin meminta petunjuk kepada Allah SWT saat dihadapkan oleh beberapa pilihan. Dikerjakan sebanyak dua rakaat pada dua per tiga malam terakhir.

5. Salat Hajat

Salat ini merupakan salat untuk meminta agar hajat yang akan dilaksanakan mendapat ridho Allah SWT. Biasanya dikerjakan minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat dengan salam setiap 2 rakaat.

 

Sobat Cahaya Islam setelah melihat hadist di atas maka disimpulkan bahwa mengerjakan amalan Rebo Wekasan dilarang jika dimaksudkan untuk menolak kesialan. Karena seperti hadist di atas memepercayai sesuatu selain dari Allah maka disebut perilaku Yahudi.

Untuk itu sebagai seorang muslim, kita hanya menjalankan ibadah-ibadah yang sudah ditentukan oleh Allah dan ajaran Nabi SAW.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY