Inilah Adab Bersengketa dalam Islam

0
396
adab bersengketa dalam Islam

Adab Bersengketa dalam Islam – Fitrah manusia tidak menyukai persengketaan dan mencintai kedamaian. Namun kadang kala Anda tidak bisa menghindari persengketaan. Lantas bagaimana adab bersengketa dalam Islam? Sudahkah Sobat Cahaya Islam menerapkannya?

Bagi seorang muslim tidak boleh berbuat semena-mena walaupun sedang bersengketa. Tetap mengedepankan akhlak yang mulia setiap saat, bahkan dalam persengketaan adalah sebuah keutamaan.

Adab-Adab Bersengketa dalam Islam yang Mesti Anda Ketahui

Islam adalah agama yang mengutamakan kemuliaan akhlak. Karenanya setiap muslim hendaknya senantiasa menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak mulia. Bagaimana adab bersengketa dalam Islam yang mesti Anda terapkan?

1.      Berbuat adil

Adil bermakna meletakkan sesuatu sesuai dengan tempat atau porsinya. Adapun lawan dari adil adalah zalim. Berbuat adil memang tidak mudah karena kadang kala manusia cenderung memperturutkan hawa nafsunya dan membuat keputusan berdasarkan like and dislike.

Hal seperti ini sebaiknya Anda hindari karena bertentangan dengan perintah Allah Ta’ala, sebagaimana firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah engkau orang-orang yang sungguh-sungguh menegakkan keadilan, jadilah saksi karena Allah, meskipun atas dirimu sendiri atau ibu ayah dan karib-kerabatmu. Jika dia (terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu memperturutkan hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran.” (QS An-Nisa’: 135)

2.      Meninggalkan dusta

Dusta sering menjadi alat untuk menghindarkan diri dari kesalahan dan segala akibatnya. Lisan memang mudah mengucapkan kebohongan untuk menyembunyikan kebenaran. Namun hati nurani akan tetap menuntut kejujuran sehingga pendusta tidak akan pernah merasa tenang.

adab bersengketa dalam Islam

Selain itu berkata bohong adalah salah satu ciri orang munafik. Keuntungan dari kebohongan hanya bersifat sementara. Saat akhirnya kebenaran terungkap, hanya rasa malu yang masih ada.

Karenanya jauhilah dusta dan senantiasa berkata jujur. Allah ‘Azza wa Jalla telah memerintahkannya dalam ayat-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.” (QS Al-Ahzab: 70)

3.      Tetap menjaga persaudaraan

Simak perintah Allah Ta’ala untuk menjaga persaudaraan dalam ayat berikut ini, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Karenanya damaikanlah antara dua saudara kalian dan bertakwalah kepada Allah, agar kalian memperoleh rahmat.” (QS Al-Hujurat: 10)

Walaupun sedang bersengketa, tidak semestinya sesama muslim lantas meninggalkan ikatan persaudaraan akidah. Memang perselisihan bisa menyebabkan mengendurnya rasa persaudaraan. Cara untuk tetap menjaga persaudaraan walaupun sedang berselisih adalah dengan menerapkan adab bersengketa dalam Islam.

Salah satu kisah yang layak menjadi teladan adalah peristiwa Haditsul Ifki yang menimpa Aisyah ra. Setelah Allah Ta’ala membersihkan nama Aisyah dari tuduhan palsu, Abu Bakar ra mengatakan, “Demi Allah, aku tidak akan memberinya lagi nafkah barang sedikit pun selama-lamanya setelah apa yang dia katakan mengenai Aisyah.”

Yang Abu Bakar maksudkan dalam perkataannya ini adalah Mistah Ibnu Asasah, salah satu kerabatnya, yang turut serta menyebarkan perkataan buruk tentang Aisyah ra. Namun Allah Ta’ala menurunkan wahyu untuk melarang perbuatan Abu Bakar tersebut, “Dan janganlah orang-orang yang memiliki kelebihan dan kelapangan di antara kalian bersumpah untuk tidak akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya).” (QS An-Nur: 22)

Karenanya Abu Bakar ra lantas mencabut sumpahnya. Selanjutnya dia tetap memberikan nafkah kepada Mistah seperti biasa.

4.      Tidak saling menolong dalam dosa dan permusuhan

Saling menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan menjadikan orang-orang yang berbuat kesalahan merasa menang. Hal ini bisa memicu orang-orang lainnya untuk melakukan dosa yang serupa sehingga kemaksiatan merajalela.

adab bersengketa dalam Islam

Karenanya setiap muslim mesti menjauhi kerjasama dalam perbuatan buruk dan zalim. Sebaliknya sikap amar ma’ruf nahi munkar yang harus senantiasa menjadi pegangan. Pembiaran terhadap perbuatan maksiat pun sudah membuat pelakunya merasa bebas. Jadi bersikap diam terhadap kemungkaran adalah hal yang mesti Anda jauhi.

Perintah untuk meninggalkannya ada dalam firman Allah, “Dan saling menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan saling menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS Al-Maidah: 2)

Demikian, Sobat Cahaya Islam, ulasan mengenai adab bersengketa dalam Islam. Persengketaan memang kadang tak bisa Anda hindari. Menghadapinya dengan kepala dingin dan tetap mengedepankan akhlak mulia adalah sebaik-baik pilihan.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY