Mengenal Waqaf Muraqabah dan Contohnya, Simak Ya Sobat!

0
754
waqaf Muraqabah

Waqaf Muraqabah – Dalam Al-Qur’an, Sobat Cahaya Islam pasti sudah tahu bahwa ada tanda-tanda waqaf, termasuk waqaf Muraqabah yang perlu diperhatikan di dalamnya. Sebab, tanda tersebut bagian dari ilmu tajwid dengan karakteristik tersendiri yang memengaruhi baik dan benar, serta estetika bacaan. Itulah mengapa, sobat wajib untuk mengenal karakteristik dari tanda waqaf beserta contohnya.

Mengenal Karakteristik Waqaf Muraqabah atau Waqaf Mu’anaqah beserta Contohnya

Berikut ini adalah beberapa karakteristik yang membedakan tanda waqaf Mu’anaqah dengan tanda-tanda waqaf lainnya, sehingga disebut juga waqaf yang saling terkait (al-mutajâdzib).

1. Simbol

Dilihat dari sisi simbol, tanda waqaf ini dapat dikatakan memiliki simbol yang paling unik atau berbeda dari tanda-tanda waqaf lainnya. Pasalnya, sebagian besar tanda-tanda waqaf ditulis dengan menggunakan huruf hijaiyah. Mulai dari simbol atau huruf lam alif untuk tanda waqaf mamnu, huruf mim untuk tanda waqaf lazim, hingga dengan huruf jim untuk tanda waqaf ja’iz.

waqaf Muraqabah

Selain itu, simbol lainnya ialah huruf qaf dan lam untuk waqaf dengan hukum bacaan berhenti lebih baik (aula), serta huruf shad dan lam untuk tanda waqaf terus lebih baik (al-washlu `awla). Sementara simbol waqaf Muraqabah tidak ditulis menggunakan huruf hijaiyah, tetapi 3 titik berbentuk pyramida sesuai jumlah titik yang terdapat pada kata muraqabah dan mu’aqanah.

Dalam hal ini, kata muraqabah memiliki 1 titik yang terletak pada huruf bâ` dan 2 titik pada huruf qâf sehingga berjumlah 3 titik. Begitu pun dengan kata mu’anaqah yang memiliki 1 titik terletak pada huruf Nûn serta 2 titik di huruf qâf. Selanjutnya, 3 titik tersebut disusun menjadi bentuk pyramida yang biasanya selalu muncul dua kali atau berpasangan, seperti ( ……. ).

2. Posisi Peletakannya

Sesuai penjelasan sebelumnya, tanda waqaf mu’anaqah ini selalu diletakkan sebagai 2 simbol sekaligus yang saling bergandengan atau berpasangan. Di mana, posisinya berada di tengah atau di antara ayat-ayat yang mengandung multi interpretasi. Adapun tata caranya, jika sobat waqaf pada simbol yang pertama maka simbol berikutnya dibaca washal, begitupun sebaliknya.

Secara sederhana, sobat hanya boleh berhenti membaca di salah satu simbol waqaf, baik pada simbol yang pertama maupun simbol kedua. Jika sobat memilih berhenti membaca di simbol pertama, maka sobat wajib meneruskan bacaan (washal) pada simbol kedua atau berikutnya. Untuk itu, pastikan sobat berhenti membaca di salah satu simbol atau tanda waqaf Muraqabah.

3. Gramatika dan Penafsiran

Terakhir dilihat dari aspek gramatika dan penafsirannya, tanda waqaf satu ini hanya diletakkan di antara ayat-ayat yang memiliki dualisme penafsiran.

waqaf Muraqabah

Dalam hal ini, para ulama tentu telah melakukan kajian ayat terlebih dahulu, baik dari segi gramatika maupun penafsirannya sesuai dengan tuntunan bacaan Nabi Muhammad SAW, seperti pada Surah Al-Maidah ayat 26 berikut:

الۡاَرۡضِ‌ ؕ فَلَا تَاۡسَ عَلَى الۡقَوۡمِ الۡفٰسِقِيۡنَ قَالَ فَاِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيۡهِمۡ‌ اَرۡبَعِيۡنَ سَنَةً‌‌  ۚ يَتِيۡهُوۡنَ فِى

(Allah) berfirman, “(Jika demikian), maka (negeri) itu terlarang buat mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan mengembara kebingungan di bumi. Maka janganlah engkau (Musa) bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.”

Dalam hal ini, jika sobat membaca ayat tersebut dan berhenti pada bacaan “arba’îna sanatan” maka ayat tersebut bermakna larangan bagi kaum bani Israni yang mengingkari perintah nabi Musa memasuki kota suci selama 40 tahun saja, sedangkan jika sobat berhenti pada bacaan “muharramatun „alaihim‖” maka bermakna larangan memasuki kota suci sepanjang masa.

Berdasarkan pemaparan karakteristik waqaf muraqabah beserta contohnya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan tanda waqaf mu’aqanah atau muraqabah ini dalam Al-Qur’an menganjurkan pembaca untuk berhenti di salah satu tandanya. Di mana, tanda tersebut tidak hanya berfaedah menjaga ritme bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, juga kesempurnaan maknanya.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY