Nasehat Rasulullah Tentang Orang Miskin: Cintai dan Dekati Mereka

0
3145
Nasehat Rasulullah

Kajian islam Sebagai umat muslim yuk dengar dan baca baik baik Nasehat Rasulullah Tentang Orang Miskin yaitu Cintai dan Dekati Mereka. Dalam lingkungan kita hidup timbullah banyak label yang biasanya berpengaruh kepada cara kita memandang seseorang. Itulah kenapa dikehidupan bermasyarakat modern ini, ada istilah golongan masyarakat kebawah, menengah dan kalangan atas.

Lingkungan hidup kita membangun perilaku kita, itulah kutipan dari banyak sekali ahli psikologi yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lingkungan hidup yang berbeda-beda dan dari lingkungan tersebut, persona dan perilaku kita dibangun sedikit demi sedikit.

Nasehat Rasulullah Tentang Orang Miskin: Cintai dan Dekati Mereka

Sadar atau tidak sadar, kita hidup dengan hal tersebut yang notabene mirip dengan strata kehidupan masyarakat dibeberapa abad yang telah lewat. Hanya mungkin istilahnya saja yang berbeda, namun Perlakuan dan cara pandang (judgement) kita masih tidak jauh dari kebanyakan orang pada zaman dahulu.

Pastinya, sebagai orang islam, kita harus berusaha terus menyadari bahwasanya bukan strata atau label yang diberikan dalam masyarakat tersebutlah yang membuat orang tersebut Mulia, sebagai seorang islam yang bertaqwa dan mengagungkan Allah, seharusnya kita tahu bahwasanya ‘ketaqwaan’ lah yang menjadi tolok ukur seorang itu mulia atau tidak.

Mungkin beberapa dari sobat Cahayaislam sekalian ada yang menganggap bergaul dengan orang-orang miskin tidak ada faidahnya. Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang baik dan berkah, sehingga kita tidak memiliki pemikiran seperti itu, karena dalam islam, bahkan ada nasihat Rasulullah tentang orang miskin yang telah mewasiatkan kepada kaumnya untuk mendekat kepada mereka orang-orang miskin, seperti yang kami nukil dari Hadits Tabrani dan Ahmad ini (cerita tentang 7 wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar Al-Ghifari):

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: أَوْصَانِيْ خَلِيْلِي بِسَبْعٍ : بِحُبِّ الْمَسَاكِيْنِ وَأَنْ أَدْنُوَ مِنْهُمْ، وَأَنْ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنِّي وَلاَ أَنْظُرَ إِلَى مَنْ هُوَ فَوقِيْ

“Abi Dzar berkata: Bahwasanya Rasulullah (kekasihku) telah memberikan wasiyat berjumlah 7 kepadaku, yang pertama adalah untuk aku agar mencintai dan mendekati orang-orang miskin diantaraku, dan melihat kepada orang dibawahku dan tidak melihat kepada orang diatasku (agar bersyukur)… Al-hadits”

Kira-kira seperti itulah nasihat Rasulullah tentang orang miskin yang menjadi pesan Rasulullah kepada abu dzar, adapun sisanya akan kita bahas dilain kesempatan ya sobat Cahayaislam!

Mendekati Orang-orang yang Miskin Tidak dengan Memberi!

Jangan berpikir bahwa mendekati orang-orang yang miskin hanya bisa dilakukan dengan memberi sedekah atau berderma saja! Anda tidak bisa dikatakan dekat dengan orang yang miskin dengan memberi uang recehan kepada mereka yang menengadahkan tangan mereka didekat perempatan lampu lalu-lintas atau memberikan sejumlah uang kepada pengamen yang datang dari pintu ke pintu.

Sobat Cahayaislam harus memahami dulu, apa sih definisi orang miskin itu? Dalam salah satu hadits Shahih riwayat Muslim pernah diceritakan tentang definisi orang miskin secara eksplisit:

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ، – يَعْنِي الْحِزَامِيَّ – عَنْ أَبِي الزِّنَادِ، عَنِ الأَعْرَجِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏”‏ لَيْسَ الْمِسْكِينُ بِهَذَا الطَّوَّافِ الَّذِي يَطُوفُ عَلَى النَّاسِ فَتَرُدُّهُ اللُّقْمَةُ وَاللُّقْمَتَانِ وَالتَّمْرَةُ وَالتَّمْرَتَانِ ‏”‏ ‏.‏ قَالُوا فَمَا الْمِسْكِينُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ‏”‏ الَّذِي لاَ يَجِدُ غِنًى يُغْنِيهِ وَلاَ يُفْطَنُ لَهُ فَيُتَصَدَّقَ عَلَيْهِ وَلاَ يَسْأَلُ النَّاسَ شَيْئًا ‏”‏ ‏.‏

Abu Huraira melaporkan Rasulullah (ﷺ) mengatakan: Orang miskin (miskin) bukanlah orang yang berputar-putar kepada orang-orang dan diberhentikan dengan satu atau dua potong. dan satu atau dua tanggal. Mereka (Sahabat Nabi) bersabda: Rasulullah, lalu siapakah yang miskin? Dia berkata: Dia yang tidak mendapatkan cukup untuk memuaskannya, dan dia tidak dianggap begitu (untuk menarik perhatian orang-orang yang baik hati), sehingga cara amal diberikan kepadanya. dan dia tidak mengemis apapun dari orang. [1]

Dalam hadits tentang orang miskin tersebut diceritakan bahwasanya orang-orang miskin bukanlah mereka yang mondar-mandir dengan muka memelas dan meminta-minta kepada orang lain untuk sesuap makan, melainkan (penjelasan Rasulullah), adalah orang-orang yang hidup dalam ketidakcukupan serta tidak memiliki kepandaian dalam hal tersebut, hingga kemudian mereka diberi shodaqoh oleh saudara-saudaranya. Dalam hadits nasihat Rasulullah tentang orang miskin itu, kita bisa memahami bahwa orang miskin sebenarnya bukan peminta-minta.

Tawadu, Meringankan beban dan mengetahui Arti Sabar bersama Mereka!

Yang perlu kita lakukan untuk menjadi lebih dekat dengan mereka orang-orang miskin adalah dengan tidak menjauhi mereka. Seperti yang telah tim Cahayaislam ulas diawal, bahwa dalam masyarakat kita ada label masyarakat bawah, menengah, dan atas.

Untuk memenuhi nasihat Rasulullah tentang orang miskin tersebut, terlebih dahulu yang perlu kita lakukan adalah menghancurkan label tersebut dan tidak membeda-bedakan mereka dalam kehidupan. Bahkan dalam suatu hadits diceritakan, bahwa Nabi sering berkumpul dan berbincang-bincang (nongkrong) bersama orang-orang miskin dan bersendau gurau sambil saling bertukar nasihat.

Dalam penjelasan asbabul nuzul surah Al-An’am ayat 52 yang berbunyi: janganlah Engkau semena-mena mengusir Mereka yang menyeru kepada Tuhannya diwaktu pagi dan petang dengan mengharapkan Ridho dari Allah dikatakan bahwa suatu saat ada seseorang Quraish yang mendatangi Rasulullah karena memiliki keperluan, namun karena pada saat itu Rasulullah sedang bergaul dengan orang-orang miskin, maka orang tersebut kemudian meminta beliau untuk mengusir mereka.

Dari cerita ini, kita bisa memetik kesimpulan bahwa, kita tidak boleh membedakan dan bertindak semena-mena kepada mereka. Nasihat Rasulullah tentang orang miskin untuk mendekatinya adalah dengan bergaul dengan mereka tanpa membeda-bedakan.

Selain berlaku adil dan tidak membedakan orang-orang miskin, kita bisa juga sesekali ikut meringankan beban mereka (dalam artian bukan memberikan sejumlah uang), misalnya dengan memberi mereka pekerjaan atau menalangi hutang yang tidak memberatkan pada mereka. Tak lupa juga kita bisa menjadi lebih dekat dengan mereka dengan bersikap sabar dan memupuk kesyukuran kita kepada Allah.


Catatan Kaki

[1] H.R. Sahih Muslim no. 1039 a (Bab: Orang miskin yang tidak dapat menemukan cukup untuk membuatnya mandiri, tetapi orang-orang tidak menyadari bahwa dia membutuhkan, sehingga mereka tidak memberikan Amal kepadanya)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY