Korban tersambar petir – Baru-baru ini 23 warga tersambar petir setelah menonton pertandingan sepakbola di Lapangan Gadok yang berada di Desa Cikareo, Girimukto, Cilograng, Lebak. Tiga diantaranya dinyatakan meninggal dunia karena fenomena ini. Awalnya hujan turun deras, sehingga warga berteduh dibawah pohon. Namun tiba-tiba petir menyambar pohon dan mengenai warga.
Petir itu sendiri dalam ilmu pengetahuan merupakan muatan listrik yang terkandung dalam awan. Dan petir ini memiliki tegangan yang sangat tinggi. Dalam pelepasan muatan listrik ini akan terlihat cahaya terang yang juga diikuti dengan suara ledakan. Suara ledakan inilah yang sering kita kenal sebagai guntur. Petir itu sendiri adalah fenomena alam yang biasa terjadi di musim hujan. Namun tahukah sobat Cahaya Islam bahwa petir bukan hanya sekedar fenomena alam menurut islam?
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُزْجِي سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلَالِهِ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ جِبَالٍ فِيهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَصْرِفُهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ ۖ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهِ يَذْهَبُ بِالْأَبْصَارِ
Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.(1)
Korban Tersambar Petir di Lebak, Petir Bukan Sekedar Fenomena Alam Menurut Islam
Korban tersambar petir yang terjadi di Lebak, ini tentu saja merupakan suatu musibah atau cobaan. Dimana petir yang dianggap sebagai fenomena alam juga bisa membahayakan diri kita. Dalam islam, segala hal yang terjadi di dunia tidak luput dari kehendak dan ketetapan-Nya. Begitu juga dengan fenomena alam yang terjadi. Jika ditelaah dari ilmu pengetahuan, maka petir ini hanyalah sekedar fenomena alam. Dimana kegiatan awan yang teratur dan bersinggungan dengan awan lain membentuk muatan listrik.
Dalam islam, petir ternyata bukan hanya sekedar fenomena alam. Ini dibuktikan dengan ayat-ayat Al Quran dan hadist yang berisi tentang penjelasan mengenai petir. Dalam hadist Rasulullah SAW dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah juga menyebutkan tentang ar ra’du yang mana dalam hadist marfu’ pada riwayat At Tirmidzi ini Rasulullah ditanya tentang ar ra’du. Kemudian beliau menjawab bahwa ar ra’du ini adalah malaikat yang bertugas untuk mengurus awan. Dan juga bersamanya pengoyak api yang memindahkan awan tentu saja dengan ketetapan Allah.
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ
Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya. (2)
Dengan penjelasan ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa petir merupakan bagian dari kehendak Allah. Sehingga terdapat kekuasaan Allah serta hikmah didalamnya.Itu sebabnya, saat mendengar petir alangkah lebih baiknya mengucapkan doa “Subhanalladzi sabbahat lahu”. Dalam doa ini mengandung arti “Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya”
Korban tersambar petir – Fenomena yang terjadi di Lebak ini merupakan bagian dari kehendak Allah SWT. Apalagi petir bukan hanya fenomena alam, melainkan mengandung kekuasaan hingga hikmah yang Allah berikan melalui petir. Itu sebabnya, sebagai seorang muslim dianjurkan berdoa ketika mendengar suara petir.
Catatan Kaki:
(1) – Surat An-Nur Ayat 43
(2) – Surat Ar-Ra’d Ayat 13
