Mari Belajar Shalat hifdzi!?

0
2940
shalat

Tafsir Al Quran dan Sunnah – Jika kita berbicara tantang belajar shalat, mungkin yang ada di benak sebagian sobat Cahayaislam bertanya-tanya,” Masa umur segini masih belajar shalat?  Yaa kenyataannya masih banyak orang yang belajar bacaan sholat lengkap dengan artinya, memang sebaiknya seperti itu agar kita mengetahui apa yang kita baca, apa yang kita lakukan, sehingga dapat lebih khusuk dalam salat.

Salat merupakan rukun islam ke 2 setelah syahadat , syarat sah menjadi seorang muslim salah satunya ya dengan salat. Sehingga patutlah kita sebagai umat muslim belajar shalat. Berbagai macam salat yang telah kita ketahui baik salat wajib maupun shalat fardhu, namun ada beberapa jenis salat sunah juga yang banyak orang belum mengetahuinya salah satunya yaitu shalat Hifdzi.

Apa sih Shalat Hifdzi itu?

Mari kita bersama-sama belajar salat hifdzi itu seperti apa. Suatu saat Sahabat Abdullah bin Abbas menceritakan bahwa sahabat Ali bin Abi thalib pernah mengeluh kepada Rasulullah SAW atas hafalannya yang lemah.

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، وَعِكْرِمَةَ، مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، أَنَّهُ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ عَلَيْهِ ‏.‏ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ يَا أَبَا الْحَسَنِ أَفَلاَ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَعَلِّمْنِي ‏.‏ قَالَ ‏”‏ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الآخِرِ فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ ‏:‏(‏سوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي ‏)‏ يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَسُورَةِ يس وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَ (‏ حم ‏)‏ الدُّخَانَ وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةَ وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلَ فَإِذَا فَرَغْتَ مِنَ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدِ اللَّهَ وَأَحْسِنِ الثَّنَاءَ عَلَى اللَّهِ وَصَلِّ عَلَىَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالإِيمَانِ ثُمَّ قُلْ فِي آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لاَ يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي لأَنَّهُ لاَ يُعِينُنِي عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلاَ يُؤْتِيهِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ أَوْ خَمْسَ أَوْ سَبْعَ تُجَابُ بِإِذْنِ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللَّهِ مَا لَبِثَ عَلِيٌّ إِلاَّ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ عَلِيٌّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي كُنْتُ فِيمَا خَلاَ لاَ آخُذُ إِلاَّ أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُهُنَّ عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا وَإِذَا قَرَأْتُهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللَّهِ بَيْنَ عَيْنَىَّ وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ أَسْمَعُ الأَحَادِيثَ فَإِذَا تَحَدَّثْتُ بِهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْهَا حَرْفًا ‏.‏ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم عِنْدَ ذَلِكَ ‏”‏ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لاَ نَعْرِفُهُ إِلاَّ مِنْ حَدِيثِ الْوَلِيدِ بْنِ مُسْلِمٍ

Beliau lalu bersabda, “Wahai Ali, maukah engkau aku ajari doa, mudah-mudahan dengan itu Allah swt. Memberimu dan anak didikmu manfaat? Juga hafalanmu menjadi kuat?” “Tentu, ya Rasulullah,” jawab Ali senang. Rasulullah saw. lalu bersabda, “Lakukanlah salat empat rakaat pada malam Jum’at. Pada rakaat pertama bacalah surat Al-Fatihah dan surah Yaasin. Pada rakaat kedua bacalah Al-Fatihah dan Ad-Dukhan, setelah itu pada rakaat ketiga membaca Al-Fatihah dan  As-Sajdah. Pada rakaat keempat membaca Al-Fatihah dan Tabarok Mufashshol (surat Al-Mulk). Dan setelah salat selesai, maka bacalah dzikir kepada Allah lalu bacalah shalawat kepada-ku dan mendo’akan baik kepada semua Nabi, dan memintakan ampun pada semua orang beriman, kemudian berdo’alah do’a hifdzi ini, maka kerjakanlah salat dan do’a hifdzi tadi sebanyak tiga kali malam jum’at, atau lima kali malam jum’at, atau tujuh kali malam jum’at, maka atas seizin Allah pasti engkau dikabulkan (yaitu tidak gampang lupa hafalannya).”

Subhanallah begitu jelas penjelasan Rasulullah dalam hadis tersebut sehingga memudahkan umatnya untuk belajar salat hifdzi demi memperkaya hafalan Al-Quran kareem

“Wah surat yang dibaca panjang-panjang ya.. kalau tidak hafal bagaimana? Kita kan belajar salat ini tujuannya untuk memperkuat hapalan kita dan menambah tingkat kecerdasan otak kita.”

Tenang saja sobat Cahayaislam yang insyaallah selalu diberi kemudahan oleh Allah dalam mengerjakan berbagai hal karena sesungguhnya ketika belajar salat kita tahu bahwa dalam salat sunah diperbolehkan bergerak memegang atau menaruh mushaf berbeda halnya jika kita melakukan banyak gerakan diluar aktivitas salat yang kemudian menyebabkan sholat khita tidak tuma’ninah dan kurang sempurna pahalanya.

Doa Setelah Tasyahud

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِى بِتَرْكِ الْمَعَاصِى أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِى وَارْحَمْنِى أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لاَ يَعْنِينِى وَارْزُقْنِى حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِى حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِى وَارْزُقْنِى أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِى يُرْضِيكَ عَنِّى اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِى لاَ تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا اللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلاَلِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ بَصَرِى وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِى وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِى وَأَنْ تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِى وَأَنْ تَسْتَعْمِلَ بِهِ بَدَنِى فَإِنَّهُ لاَ يُعِينُنِى عَلَى الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلاَ يُؤْتِيهِ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيمِ

Ya Allah, kasihinilah aku dengan bisa meninggalkan maksiat selamanya selagi Engkau menetapkanku (selama hidupku), dan kasihinilah aku dari melakukan perkara yang tidak berguna bagiku, dan berikanlah aku baiknya penglihatan kepada perkara yang membuat Engkau ridho kepadaku.

Wahai Allah yang menciptakan langit dan bumi, yang mempunyai keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang tidak dapat dicapai (oleh makhluk), aku memintamu Ya Allah…. Ya Rahman… demi keagungan-Mu dan cahaya Dzat-Mu agar Engkau menetapkan hatiku untuk bisa menghafal kitab-Mu sesuai dengan yang Engkau ajarkan padaku, dan berikanlah aku pertolongan untuk membaca kitab-Mu sesuai dengan cara yang membuat-Mu ridho padaku.

Wahai Allah, Pencipta langit dan bumi yang mempunyai keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang tidak dapat dicapai (oleh makhluk), aku meminta kepada-Mu Ya Allah…. Ya Rahman… agar Engkau menyinari penglihatan batinku dengan kitab-Mu, agar Engkau membuat lisanku berucap dengannya, dan agar Engkau hilangkan dengannya kesusahan dari hatiku dan Engkau lapangkan dengannya dadaku, dan agar Engkau membuat tubuhku mengamalkanya karena sesungguhnya tidak ada yang mampu menolongku kepada kebenaran kecuali Engkau dan tidak ada yang mampu mendatangkanya kecuali Engkau.Tidak ada daya dan upaya selain dari Allah yang maha tinggi lagi maha agung.

Begitulah penjelasan belajar salat hifdzi. Meskipun Hadits ini dihukumi sebagai hadits palsu karena di dalamnya terdapat seorang perawi yang bernama Al Walid bin Muslim (Dia adalah seorang perawi yang terkenal gemar melakukan tadlis taswiyah (penghilangan nama guru perawi yang lemah dari sanad).

Adz Dzahabi berkata: “Ini adalah hadits yang aneh (syadz), dan saya khawatir tidak demikian (shahih menurut Al Hakim). Barangkali yang benar adalah hadits ini palsu dan bagusnya sanad ini sungguh membuatku heran.” Hadits ini pun telah dihukumi palsu oleh Ibnul Jauzi rahimahullah. Lihat Silsilatul Ahadits Adh Dha’ifah (7/384-385) karya Al Albani rahimahullah) namun melaksanakannya bukanlah sebuah kesalahan bahkan disebutkan di beberapa tempat bahwa setelah melaksanakan salat ini benar saja hafalan mereka lebih kuat dan tingkat kecerdasan mereka bertambah.

Sebagai manusia yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha salah satunya ya dengan belajar salat yang benar baik itu wajib ataupun sunah seperti salat hifdzi di atas, perkara hasil kita serahkan saja semua hanya kepada Allah Aza wa Jalla. Semoga bermanfaat ya sobat!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY