Heboh Kasus Dokter Gadungan, Ini Hukuman Bila Tidak Segera Bertaubat

0
385
kasus dokter gadungan

Kasus dokter gadungan – Kesehatan merupakan hal yang paling krusial dalam kehidupan semua orang. Tak heran jika orang-orang rela mengeluarkan banyak uang demi menunjang hal tersebut dan memilih dokter terbaik. Lantas bagaimana jika ada kasus dokter gadungan di sekitar kita?

Sayangnya kasus tersebut benar-benar terjadi di Indonesia tepatnya di Surabaya. Ada seorang dokter gadungan yang ternyata hanyalah pria lulusan SMA. Jelas saja ia tidak memenuhi standar kualifikasi seorang dokter yang akan membantu kesehatan manusia.

Kasus Dokter Gadungan di Surabaya

Pihak pengelola Rumah Sakit PHC Surabaya yakni PT Pelindo Husada Citra membeberkan awal mula adanya kasus dokter gadungan Susanto. Diketahui kasus tersebut sudah berada di persidangan Pengadilan Tinggi Surabaya.

Menurut informasi dari PT PHC, Susanto alias S awalnya lolos sebagai pegawai kontrak lewat seleksi saat Covid-19. Seleksi tersebut berlangsung secara online pada tahun 2020 lalu. Setelah melalui seleksi, ia pun menjadi dokter dan mendapat gaji Rp 7.5 juta per bulan.

RS PHC baru mengetahui lamaran Susanto palsu dan lulusan SMA ketika ia mengajukan perpanjangan kontrak pada bulan April 2023. Pihaknya kemudian mengetahui bahwa berkas tersebut merupakan hasil unduhan dari file di internet. Bahkan pihak RS PHC juga menemukan bahwa Susanto pernah melakukan kejahatan serupa di tahun 2011 lalu.

Dokter Gadungan Sama dengan Penipuan

Sobat Cahaya Islam, kasus dokter gadungan tentu sangat disayangkan terjadi. Apalagi beredar informasi bahwa dokter gadungan tersebut pernah menjabat sebagai seorang kepala rumah sakit di kasusnya terdahulu. Hal ini jelas merupakan tindakan penipuan dan pembohongan yang merugikan banyak orang.

Apalagi ia menangani kesehatan yang jelas-jelas membahayakan kondisi pasien. Padahal agama islam senantiasa mengajarkan manusia agar tidak melakukan hal-hal tercela seperti berbohong dan menipu. Islam mengingatkan bahwa perbuatan yang tercela akan mendatangkan hal yang nantinya merugikan pelakunya termasuk menipu dan berbohong.

Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan umatnya untuk selalu berlaku jujur. Pasalnya kejujuran akan membawa manusia kepada kebaikan. Lalu kebaikan tersebut akan mengantarkan seseorang masuk ke dalam surga.

Sebaliknya, kebohongan dan penipuan akan mengantarkan seseorang ke adzab dan neraka. Bahkan orang yang selalu berdusta maka akan tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.

Hukuman Bagi Penipu dan Pembohong

Sobat Cahaya Islam, ada beberapa hukuman bagi penipu dan pembohong di dunia maupun di akhirat kelak. Hukuman tersebut di antaranya:

1.       Mengurangi Keberkahan Rezeki

Menipu orang untuk mendapatkan keuntungan sendiri sama seperti menzalimi orang lain. Jelas saja Allah SWT tidak ridha apabila hamba-Nya dizalimi. Oleh sebab itu, hukuman pertama bagi seorang penipu adalah berkurangnya keberkahan dalam rezeki yang ia dapatkan.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

 الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا – أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا – فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا ، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Kedua orang penjual dan pembeli masing-masing memiliki hak pilih (khiyar) selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya berlaku jujur dan saling terus terang, maka keduanya akan memperoleh keberkahan dalam transaksi tersebut. Sebaliknya, bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi, niscaya akan hilanglah keberkahan bagi mereka pada transaksi itu” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2079 dan Muslim no. 1532).

2.       Siksa Api Kubur

Rasulullah SAW senantiasa memperingatkan umatnya agar tidak berbohong lantaran ada siksa kubur yang begitu pedih. Siksa kubur tersebut bisa manusia dapatkan apabila ia tidak segera bertaubat dan memperbaiki kesalahannya di dunia.

kasus dokter gadungan

Hal ini tertulis dalam:

رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي، قَالاَ: اَلَّذِى رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ، يَكْذِبُ بِالْكَذْبَةِ تُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغُ الآفَاقَ، فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ

“Aku melihat dalam mimpi dua orang Malaikat, keduanya berkata: “Orang yang engkau lihat mulutnya dikoyak hingga telinga, adalah seorang pembohong. Ia berbohong hingga kebohongannya tersebut dibebankan kepadanya hingga mencapai ufuk, maka dibuatlah ia diberi beban seperti itu hingga hari kiamat” (Al Bukhari Nomor 1297).

3.       Mendapat Siksa yang Pedih

Menipu dan berbohong termasuk dalam perbuatan yang melampaui batas. Apalagi jika pelakunya enggan bertaubat semasa hidupnya. Allah SWT berfirman:

 ”Sesungguhnya, dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”(QS Asysyura [42]: 42).

Sobat Cahaya Islam, betapa pedihnya hukuman bagi penipu dan pembohong yang tidak bertaubat. Semoga saja, tak terulang kembali kasus dokter gadungan di tempat lain.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY