Ikhlas menjadi syarat diterimanya – Sobat Cahaya Islam pasti pernah mendengar tentang ikhlas. Istilah ini memang sangat akrab dengan umat Islam. Ikhlas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama Islam. Akan halnya, ikhlas menjadi syarat diterimanya amal.
Ikhlas merupakan bagian dari amalan hati. Di samping itu, ikhlas juga menjadi puncak kemuliaan amal dan penyempurna amal. Sesungguhnya kunci pertama dakwah Nabi Muhammad saw adalah ikhlas, yakni memurnikan aqidah manusia, membebaskannya dari kesyirikan.
Makna Ikhlas
Perlu bagi setiap muslim untuk memahami makna ikhlas yang sebenarnya. Apakah ikhlas berkaitan dengan penerimaan hati atas musibah yang menimpa? Ataukah ikhlas memiliki makna selain dari itu?
Sobat dapat mengikuti penjelasan tentang makna ikhlas berikut ini:
1. Ikhlas menurut Ibnul Qayyim
Adapun makna ikhlas menurut Ibnul Qayyim adalah menjadikan tujuan hanya Allah ‘Azza wa Jalla semata, dalam segala bentuk ketaatan dan menghilangkan tujuan-tujuan selain Dia.
2. Ikhlas menurut sebagian ahli ilmu
Sebagian ahli ilmu menggambarkan ikhlas sebagai seseorang melakukan sesuatu dengan tujuan hanya meminta balasan dari Allah Ta’ala dan tidak meminta balasan dari selain-Nya.
Dalil Ikhlas Menjadi Syarat Diterimanya Amal Ibadah
Sobat Cahaya Islam, terdapat banyak dalil di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits mengenai ikhlas menjadi syarat amal yang maqbul. Sebagian dalil-dalil tersebut adalah:
1. Surat Al-Kahfi ayat 110
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam ayat ini, “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan amal shaleh dan jangan mempersekutukan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.”
2. Hadits Arbain An-Nawawi
Bersabda Rasulullah saw dalam sebuah hadits, “Sesungguhnya amalan bergantung pada niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya untuk dunia yang menjadi harapannya atau wanita yang ingin dia nikahi, maka hijrahnya untuk apa yang menjadi tujuannya.” (HR Bukhari no 1 dan Muslim no 1907)
Manfaat Ikhlas
Sobat Cahaya Islam, tentunya ikhlas membawa manfaat yang besar bagi setiap muslim. Apa saja manfaat ikhlas? Silakan simak uraian berikut:
1. Allah Ta’ala menerima amal hamba-Nya
Sebuah hadits menyebutkan, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali ada padanya ikhlas dan hanya mencari keridhaan Allah semata.” (HR An-Nasa’i no 3140)
2. Pahala yang berlipat ganda
“Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan harta dengan mengharap ridha Allah semata kecuali akan memperoleh pahala besar, bahkan makanan yang kauberikan untuk istrimu.” (HR Bukhari no 56)
3. Senantiasa mendapat pahala walaupun sedang tidak beramal
Terdapat sahabat Nabi saw yang mendapatkan pahala jihad walaupun mereka tidak pergi untuk berjihad bersama Rasulullah saw. Mereka adalah orang-orang yang terhalang udzur tetapi memiliki niat yang kuat untuk turut serta berjihad di dalam hatinya.
4. Orang miskin dapat memperoleh pahala besar sebagaimana orang kaya
Para sahabat yang miskin mengeluhkan kepada Rasulullah saw bahwa mereka ingin seperti sahabat-sahabat yang kaya, yang beramal dengan ilmu dan harta mereka. Beliau menanggapi dengan menyatakan bahwa mereka bisa bersedekah dengan tasbih, takbir, tahmid, tahlil, dan amar ma’ruf nahi munkar.
5. Selamat dari siksa neraka
Allah Ta’ala menjauhkan orang yang bertakwa dari siksa neraka, yakni orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Dia melakukannya bukan untuk membalas jasa seseorang melainkan hanya karena mencari keridhaan Rabbnya semata. (QS Al-Lail: 17-20)
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla hanya menerima amal yang benar-benar bersih dari tujuan-tujuan selain-Nya. Niat-niat lain yang mengiringi sebuah amal akan menyebabkan amalan tersebut tertolak. Karenanya seorang muslim tidak bisa menggabungkan niat duniawi dan ukhrawi dalam sebuah amal.
Sobat Cahaya Islam, itulah tadi pembahasan tentang ikhlas menjadi syarat diterimanya amal ibadah beserta dalil-dalilnya. Semoga Sobat semua dapat mengambil manfaatnya.