Habib Seggaf Aljufri Meninggal Dunia, Islam Berduka

0
572
Habib Seggaf Aljufri

Habib Seggaf Aljufri4 Agustus 2021, islam kembali berduka. Ulama Habib Saggaf Bin Muhammad Aljufri atau Habib Saggaf Aljufri dipanggil oleh Allah SWT. Tidak ada yang mampu mengetahui kapan dan di mana maut akan menjemput kita.

Sobat Cahaya Islam dapat mengambil dan merenungkan tentang kematian ini. Sejatinya orang yang hidup akan kembali kepada yang telah menciptakan, kehidupan dunia adalah persinggahan semata. Sebagaimana firman Allah;

Kematian Habib Saggaf Aljufri ternyata menimbulkan kesedihan yang merata di kota Palu, tempat ia mengurus Alkhairat. Terbukti dengan datangnya kehadiran Gubernur Sulawesi Tengah bapak Rusdy Mastura dan juga wali kota Palu, bapak Hadiyanto Rasyid, ketua majellis ulama kota palu, dan juga tokoh agama lainnya. Bahkan bapak Rusdy Mastura sendiri yang mempin pelepasan pemakaman Habib Saggaf.

Tidak hanya itu,  ribuan masyarakat Sulawesi Tengah ikut mengantarkan Habib Saaggaf keperistirahataan terakhirnya di pemakaman keluarga Habib Saggaf, kompleks masjid Alkhairaat. Beliau meninggal dunia di rumah sakit Alkairaat pada tanggal 3. Pemakaman dilakukan selepas sholat dzuhur diiringi ribuan orang.

Profil Singkat Habib Seggaf Aljufri

Habib Seggaf Aljufri lahir di pekalongan, 17 Agustus 1937. Beliau , merupakan cucu dari ulama tersohor di kota Palu Sayyid Idrus bin Salim Aljufri pendiri Alkhairaat. Ayah dari beliau bernama Sayyid Muhammad bin Idrus Aljufri. Sedangkan ibunya adalah seorang ulama blasteran Arab-Indonesia.

Meski lahir di pekalongan, Habib Seggaf menyelesaikan pendidikan remajanya di Alkhairaat. Kemudian melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di Al-Azhar, Khairo, Mesir. Selepas itu kembali pilang ke Palu dan mengurusi Alkhairaat.

Oleh karena latar belakang inilah beliau menjadi tokoh masyarakat terkenaldan dihormati banyak orang. Bahkan tak jarang para pejabat mendatangi beliau untuk membahas masalah yang berkaitan dengan agama serta negara. Selain ulama tersohor, beliau juga pernah menduduki jabatan ketua majelis ulama dan anggota MPR Sulawesi Tengah.

Kematian Ulama Duka Umat Islam

Meninggalnya ulama merupakan suatu kesedihan yang mendalam bagi umat islam. Bagaimana tidak ulama adalah pilar, guru, sekaligus penunjuk jalan bagi orang-orang yang kurang memahami agama islam. Firman Allah QS.Ar-Rad: 41

وَلَمْ يَرَوْا اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ وَاللّٰهُ يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهٖۗ وَهُوَ سَرِيْعُ الْحِسَابِ

“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi daerah-daerah (orang yang ingkar kepada Allah), lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; Dia Mahacepat perhitungan-Nya.”

Jelas sekali diterangkan, bahwa kematian seorang ulama merupakan musibah bagi umat muslim. Tidak ada lagi ilmu yang dapat dipetik atau hikmah yang dapat diambil. Oleh sebab itu, Sobat Cahaya Islam harus mampu mencari cara agar menjadi pengganti mereka, ulama yang telah wafat.

Dari meninggalnya ulama ini harus mampu meningkatkan kita dalam beberapa hal, di antaranya:

1.    Semangat belajar

Habib Seggaf Aljufri

Semangat belajar di sini yakni menimba ilmu agama dan dunia secara seimbang. Agar mampu menguasai dunia teknologi saat ini. Menjadi seorang ulama yang menggenggam dunia teknologi dan dunia nyata.

2.    Semangat beribadah

Tidak hanya semangat belajar, meninggalnya para ulama senantiasa mengingatkan kita pada kematian. Dia tidak memandang siapa dan di mana. Sebagai orang yang menginginkan kebahagiaan dunia akhirat harus meninggal dalam keadaan islam. Caranya adalah dengan cara beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dari kejadian wafatnya Habib Seggaf Aljufri ini, Sobat Cahaya Islam harus dapat mengambil pelajaran dan hikmah. Sehingga kualitas beribadah dan mencari ridho Allah lebih baik lagi.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY