Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan, Apa Maksudnya?

0
488
Fitnah-Lebih-Kejam-Daripada-Pembunuhan

Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan – Dari sekian banyak ayat Al-Quran, Al-Baqarah ayat 191. Ayat tersebut mengatakan bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Pernyataan serupa juga bisa kita temukan dalam Al-Baqarah ayat 217. Sobat Cahaya Islam pasti sudah tidak asing lagi dengan penggalan ayat tersebut.

Sayangnya, masih banyak umat Islam yang gagal paham dengan ayat tersebut karena tidak memahami tafsirnya. Untuk memahami ayat tersebut, sobat Cahaya Islam harus tahu sebab-sebab turunnya ayat (asbabun nuzul) dan konteksnya. Selain itu, penting juga untuk mengetahui dalil-dalil yang berkaitan dengan ayat tersebut sehingga kita bisa memahaminya dengan benar.

Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan: Apa yang Dimaksud Fitnah?

Umumnya, orang mengartikan istilah fitnah sebagai perbuatan menuduh tanpa bukti. Tak heran jika banyak Masyarakat awam memahami ayat ini bahwa memfitnah orang dosanya lebih besar dari membunuh. Padahal, maksud yang sebenarnya dari ayat ini bukanlah seperti itu.

Istilah fitnah sendiri artinya cobaan. Dalam agama, cobaan adalah lawan kata dari kenikmatan. Seperti yang kita semua yakini, nikmat terbesar manusia adalah berupa Iman dan Islam. Sebaliknya, cobaan terbesar dalam hidup ini adalah kemusyrikan atau kekufuran.

Fitnah Lebih Kejam Daripada Pembunuhan, Begini Tafsirnya

Islam melarang perang di bulan-bulan suci, kecuali kalau ada orang kafir yang menyerang terlebih dahulu. Saat itu, Abdullah bin Jahsy berperang menghadapi rombongan Quraisy yang berdagang. Itulah kenapa ayat ini turun. Intinya, berperang di bulan-bulan suci adalah dosa besar.

Namun, menghalangi manusia untuk berada di jalan Allah merupakan perbuatan kafir. Jadi, mengusir kaum muslimin dari Mekah dan menghalangi umat Islam masuk ke Masjidil Haram seperti yang orang-orang kafir lakukan dosanya lebih besar. Apalagi, orang-orang kafir Quraisy menyiksa orang-orang Islam seperti Habbab bin Arat, Bilal, Ammar bin Yasir, dll. Orang-orang kafir juga mengajak umat Islam untuk meninggalkan agamanya dan kembali menyembah berhala-berhala seperti Lata dan Uzza.

Dengan demikian, maksud dari ayat ini adalah bahwa kemusyrikan, kekafiran, atau segala perbuatan yang mendzolimi orang Islam dosanya lebih besar di sisi Allah dibandingkan dengan seorang muslim yang membunuh orang kafir yang terlebih dahulu menyerangnya. Dalam Islam, orang kafir yang menyerang umat Islam kita kenal dengan istilah kafir harbi.

Bukti Bahwa Fitnah dalam Ayat Ini Adalah Kemusyrikan/Kekafiran

Sobat Cahaya Islam pasti sudah tahu semua bahwa kufur atau syirik adalah dosa terbesar dalam Islam. Para ulama sepakat bahwa dosa terbesar setelah syirik atau kufur adalah membunuh. Ada banyak hadits yang menjelaskannya. Salah satunya adalah  hadits sahih di bawah ini:

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوْقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

“Mencaci maki seorang Muslim termasuk dosa besar dan membunuh seorang Muslim menyerupai kekufuran.” (1)

Saking besarnya dosa membunuh, Rasulullah mengatakan bahwa membunuh seorang Muslim menyerupai kekufuran. Singkatnya, satu-satunya dosa yang lebih besar dari membunuh adalah kufur atau syirik. Jadi, penjelasan bahwa fitnah (kekufuran/kemusyrikan) lebih kejam (lebih besar dosanya) daripada pembunuhan sejalan dengan hadits tersebut di atas.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 7076

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY