Debat Capres Saling Serang, Begini Seharusnya Adab Berdebat

0
215
Debat-Capres-Saling-Serang-Begini-Seharusnya-Adab-Berdebat

Debat Capres Saling Serang – Menjelang pemilu 2024 di Indonesia, Masyarakat selalu menantikan debat capres-cawapres yang selalu berlangsung panas. Bahkan, beberapa kali kita melihat di mana terjadi saling serang antar capres. Bukannya mempresentasikan gagasan mereka, para capres malah saling mencari kesalahan dan kelemahan satu sama lain. Lalu, bagaimana adab berdebat dalam ajaran Islam?

Debat Capres Saling Serang, Bolehkah dalam Islam?

Tentunya, setiap orang pasti punya kekurangan dan aib, termasuk para capres dan cawapres. Di dalam debat, para capres memanfaatkan hal tersebut untuk menjatuhkan lawan debatnya, yakni mengorek kekurangan pasangan calong (paslon) lain. Padahal, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

 وَّلَا تَجَسَّسُوْا

“Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain.” (1)

Jadi, mencari-cari keburukan orang lain dan mengungkapkannya di depan umum termasuk perbuatan tajassus. Apalagi jika keburukan orang lain yang mereka kemukakan tidaklah benar, maka jatuhnya adalah fitnah. Tentu saja, dosa fitnah lebih besar daripada dosa tajassus.

Oleh karena itu, daripada mencari-cari keburukan paslon lain, hendaknya para paslon lebih fokus untuk mengemukakan ide-ide cemerlang mereka untuk membuat negara tercinta kita, Indonesia, menjadi negara yang lebih maju.

Adab dalam Berdebat: Harus Sabar

Dalam debat, situasi panas sangat mungkin terjadi. Singgungan, provokasi, dan faktor lain bisa saja membuat emosi. Di sini, sabar adalah kuncinya. Faktanya, debat tidak akan efektif jika tidak bisa mengontrol emosi. Itulah kenapa Allah menyuruh hamba-Nya untuk bersabar dan menguatkan kesabaran, seperti dalam ayat Al-Qur’an di bawah ini:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا

“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu!” (2)

Dalam ayat di atas, ishbiru maknanya menahan diri dari sesuatu. Sementara itu, shaabiru adalah bersabar dari gangguan orang lain, termasuk saat berdebat seperti debat capres-cawapres. Jika seseorang bisa menahan diri (sabar), hati akan tenang dan pikiran akan jernih sehingga dapat menyampaikan pendapatnya dengan baik saat debat.

Jangan Kebanyakan Janji Manis Saat Debat

Umumnya, setiap paslon capres-cawapres pasti akan memberikan janji-janji manis kepada publik, termasuk saat debat. Namun, kebanyakan janji justru akan membuat mereka semakin sulit menepatinya. Padahal, menjadi pemimpin (presiden) adalah sebuah amanat yang sangat besar. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

إِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْىٌ وَنَدَامَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيهَا

“(Kepemimpinan) adalah amanat. Di hari kiamat, ia akan menjadi hina dan penyesalan, kecuali bagi yang mengambil dan menunaikannya dengan benar.” (3)

Tentu saja, menunaikan amanat dari rakyat sangatlah sulit. Jika tidak bisa menunaikan amanat dan janji-janjinya, maka seorang pemimpin akan mendapatkan dosa besar. Oleh karena itu, kita tidak boleh terlalu berambisi dalam kekuasaan, sebagaimana sabda Nabi:

 إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ، وَسَتَكُونُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، فَنِعْمَ الْمُرْضِعَةُ وَبِئْسَتِ الْفَاطِمَةُ 

“Kalian nanti akan sangat berambisi pada kepemimpinan, ujungnya hanya penyesalan di hari kiamat. Di dunia mendapatkan kesenangan, setelah mati penuh derita.” (4)

Kekuasaan memang menghasilkan kenikmatan duniawi, yakni kedudukan, harta melimpah, dan ketenaran. Namun, itu semua bisa menghantarkan ke neraka jika tidak menjaga amanat dengan baik.


Referensi:

(1) Q.S. Al-Hujurat Ayat 12

(2) Q.S. Ali-Imran Ayat 200

(3) Sahih Muslim 1825

(4) Sahih al-Bukhari 7148

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY