Anjuran Bekerja Keras – Setiap orang pasti punya cita-cita. Untuk menggapainya, kita butuh kerja keras. Meski Islam menyuruh umatnya untuk memprioritaskan akhirat, namun Islam juga mengingatkan agar kita tidak melupakan dunia. Bahkan, ada beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits yang menganjurkan umat muslim untuk bekerja keras (mujhid)
Anjuran Bekerja Keras dalam Hadits
Rasulullah memerintahkan umat manusia supaya punya etos kerja tinggi. Salah satunya adalah melalui hadits dari ‘Aisyah berikut ini:
إِنّ اللَّهَ تَعَالى يُحِبّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ
“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika bekerja, mengerjakannya dengan profesional.” (1)
Hadits di atas memerintahkan kita untuk bekerja dengan sungguh-sungguh, tidak main-main. Dalam hal ini, profesionalisme tidak bisa lepas dari kerja keras. Oleh karena itu, bekerja keraslah agar mendapatkan hasil terbaik. Nantinya, hal inilah yang akan memudahkan jalan kita menuju kesuksesan.
Rasulullah Tidak Menyukai Orang yang Malas-malasan
Sayangnya, tidak semua manusia mau bekerja dengan sungguh-sungguh. Kebanyakan dari mereka hanya ingin menikmati hasil besar tanpa mau capek-capek. Padahal, cita-cita tidak akan datang sendiri. Maka, kita yang harus menjemputnya. Bahkan, Rasulullah murka terhadap mereka yang bermalas-malasan (menganggur) seperti dalam hadits dari Ibnu Mas’ud di bawah ini:
إِنِّي لأَمْقُتُ أَنْ أَرَى الرَّجُلَ فَارِغًا، لا فِي عَمِلِ دُنْيَا، وَلا آخِرَةٍ
“Sungguh aku marah kepada orang yang menganggur, yang tidak melakukan amal dunia maupun akhirat.” (2)
Jika menganggur karena tidak ada pilihan lain seperti tidak punya keterampilan atau kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk bekerja, maka hal ini tidak mengapa. Tapi, jika seseorang punya kemampuan dan kesehatan untuk bekerja namun lebih memilih menganggur atau bergantung pada orang lain, maka hal ini tidak boleh dalam Islam.
Bahkan, dampak pengangguran sangatlah besar seperti memicu konflik keluarga, perceraian, hingga penelantaran anak. Padahal, menafkahi anak dan istri hukumnya wajib. Jika menelantarkan mereka, maka dosa besar sudah menanti, sebagaimana sabda Nabi:
كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ
“Seseorang dikatakan berdosa jika dia melalaikan orang yang wajib ia nafkahi.” (3)
Memanfaatkan Waktu untuk Bekerja Keras
Mumpun masih sehat, kita harus menggunakan waktu sehat kita untuk bekerja. Selagi masih hidup, manfaatkan hidup kita untuk bekerja. Ada hadits dari Ibnu ‘Umar:
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِك لِمَرَضِك، وَمِنْ حَيَاتِك لِمَوْتِك
“Dan manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang sakitmu. Manfaatkan waktu hidupmu sebelum datang matimu.” (4)
Kelihatannya, bekerja memang urusan dunia. Namun, jika kita meniatkan untuk menafkahi keluarga, maka ini akan bernilai ibadah. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim wajib bekerja keras untuk menafkahi keluarga. Mudah-mudahan Allah melancarkan segala urusan kita, termasuk urusan pekerjaan. Semoga kita semua bisa mencapai cita-cita kita. Aamiin.
Referensi:
(1) H.R. Thabrani no 891
(2) Mu’jam al-Kabir no 8539
(3) Sunan Abi Dawud 1692
(4) Arbain Nawawi Hadits 40