Tips Islami – Munafik. Kata ini pastilah cukup familiar di telingan sobat Cahaya Islam.Biasanya istilah munafik ditujukan untuk orang yang bermuka dua. Di satu pihak dia mengatakan A, di pihak lain dia mengatakan yang sebaliknya. Tapi ternyata sifat-sifat orang munafik dalam Islam tidak hanya itu. Karena Allah mengancam orang munafik dengan ancaman siksa yang tidak tanggung-tanggung, yaitu neraka Jahanam. Sebagaimana tertuang dalam surat An-Nisaa 145 :
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. [1]
Di dalam ayat yang lain juga ditegaskan bahwa mereka kekal di dalamnya:
وَعَدَ اللهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا
“Allah mengancam orang-orang munafik yang laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya.” [2]
Sifat-Sifat Orang Munafik
Orang-orang munafik lebih berbahaya dibanding orang kafir, karena mereka berada diantara orang-orang iman. Mereka menampakkan imannya, tetapi batin mereka tidak beriman sebagaimana orang-orang kafir. Karena itulah Rasulullah SAW sangat berhati-hati terhadap mereka, dan memperingatkan kepada seluruh kaum muslim agar waspada kepada mereka.
Ada beberapa sifat-sifat orang munafik yang disebutkan di dalam Al-Quran dan Al- Hadist, yaitu jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia ingkar dan jika dipercaya dia khianat. Ssebagaimana hadist berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda,
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati” (HR Al-Bukhari, Kitab Iman, Bab Tanda-tanda Orang Munafik, no. 33 dan Muslim, Kitab Iman, Bab Penjelasan Sifat-Sifat Orang Munafik, no. 59).
Selain tanda- tanda yang umum tersebut diatas, masih ada sifat-sifat orang munafik lain yang disebutkan dalam Al-Quran da Al-Hadist yang mungkin tanpa kita sadari ada di dalam diri kita, yaitu:
Malas Beribadah dan Sedikit Berzikir
Firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah SWT kecuali sedikit sekali.” [3]
Orang-orang munafik adalah orang yang ketika dilihat oleh orang lain mereka bersemangat dalam melakukan ibadah sedangkan ketika tidak ada yang melihat maka bereka bermalas-malasan karena tujuan mereka beribadah hanya untuk mendapatkan pujian dari orang yang melihat.
Meninggalkan Shalat Subuh dan Isya
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik daripada shalat fajar dan isya’.” (HR. al-Bukhari no. 657)
Shalat Subuh sebagaimana kita ketahui mengharuskan kita bangun ketika kita sedang enak-enaknya terlelap. Sementara shalat isya harus dilakukan ketika kita mungkin sedang lelah-lelahnya sehabis aktivitas seharian. Sehingga orang-orang munafik merasa bahwa kedua shalat ini adalah shalat yang paling berat dilakukan sehingga mereka sering melalaikannya.
Tidak Memiliki Keinginan Untuk Memperdalam Agama
Rasulullah SAW bersabda,
“Ada dua sifat yang tidak akan pernah tergabung dalam hati orang munafik: perilaku luhur dan pemahaman dalam agama” (HR At-Tirmidzi).
Sobat Cahaya Islam mungkin bisa bertanya kepada diri masing-masing, sudahkah kita memiliki keinginan untuk semakin memperbanyak ilmu agama kita? Karena kalau tidak tentunya perlulah kita melakukan introspeksi, jangan- jangan kita termasuk ke dalam golongan ini. Na’udzubillahimindzalik.
Menjauhi Sifat- Sifat orang Munafik
Melihat beratnya ancaman terhadap orang munafik, maka sudah seharusnya kita semaksimal mungkin menjauhkan diri dari sifat ini dan senantiasa berdoa agar dijauhkan daripadanya. Para sahabat Nabi SAW selalu khawatir akan sifat-sifat orang munafik.
Dikisahkan bahwa sebagian sahabat biasa berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya hamba memohon perlindungan dari khusyuknya nifak (munafik).”
Ada yang bertanya, “Apa yang dimaksud khusyuk nifak?” Sahabat menjawab, “Tubuh yang terlihat khusyu’ namun ternyata hati tidak.”
Saking mutawarik dan ketakutannya dengan sifat ini Al-Hasan Al-Bashri mengatakan, “Tidak ada orang merasa aman dari sifat nifak kecuali orang munafik dan tidak ada orang yang merasa khawatir terhadapnya kecuali orang mukmin.”
Agar seorang mukmin dapat terjaga dari sifat nifak ini, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Mufsidat Al-Qalb: An-Nifaq hlm. 47-52 memberikan beberapa tips yang sebaiknya dilakukan:
- Segera melaksanakan shalat jika waktunya telah tiba dan berusaha mendapatkan takbiratul ihram imam shalat jamaah di masjid.
Hal ini mengingat hadits Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang menunaikan shalat berjama’ah selama 40 dengan memperoleh takbiratul ihram imam, maka ia akan ditetapkan terbebas dari dua hal, yakni terbebas dari neraka dan terbebas dari kenifakan” (HR At-Tirmidzi).
- Menghidupkan shalat malam.
Adalah Qatadah pernah berkata, “Orang munafik itu sedikit sekali shalat malam.” Hal tersebut karena orang munafik hanya akan semangat beramal jika ada orang yang menyaksikannya. Maka jika ada seorang hamba mendirikan shalat malam, maka itu menjadi bukti bahwa dalam dirinya tidak ada sifat nifak dan menjadi bukti keimanannya yang benar.
- Memperbanyak zikir.
Ka’b menyatakan, “Orang yang memperbanyak zikir, akan terlepas dari sifat nifak.” Sedangkan Ibnul Qayyim menulis, “Sejatinya banyak zikir merupakan jalan aman dari kemunafikan. Sebab, orang-orang munafik sedikit berzikir.
Demikianlah, semoga sobat Cahaya Islam semua bias dijauhkan dari sifat-sifat orang munafik ini dan menjadi hamba yang senantiasa khusyuk dalam beribadak kepada-Nya. (saR)
Catatan Kaki :
[1] Q.S. An-nisa (4) ayat 145
[2] Q.S. At-taubah (9) ayat 68
[3] Q.S. An-Nisa’ (4) ayat 142