Siapa yang membukukan Al Quran – Di zaman Rasulullah SAW, banyak para sahabat yang hafal Al Quran. Namun, karena banyak yang gugur saat peperangan, akhirnya muncul rasa khawatir Al Quran hilang. Karena hal itu, ada sahabat yang memiliki ide untuk membukukannya. Pertanyaannya, siapa yang membukukan Al Quran.
Bagi Sobat Cahaya Islam yang penasaran dengan penjelasannya wajib menyimak pembahasan pada artikel ini sampai dengan selesai.
Dalil mengenai Pembukuan Al Quran
Sebelum membahas pada intinya, terlebih dahulu akan dijelaskan perihal dalil mengenai pembukuan Al Quran yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Hadits ini terdapat dalam Kitab Keutamaan Al Quran yang berbunyi sebagai berikut:
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ بْنُ يُوسُفَ أَنَّ ابْنَ جُرَيْجٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ وَأَخْبَرَنِي يُوسُفُ بْنُ مَاهَكٍ قَالَ إِنِّي عِنْدَ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا إِذْ جَاءَهَا عِرَاقِيٌّ فَقَالَ أَيُّ الْكَفَنِ خَيْرٌ قَالَتْ وَيْحَكَ وَمَا يَضُرُّكَ قَالَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَرِينِي مُصْحَفَكِ قَالَتْ لِمَ قَالَ لَعَلِّي أُوَلِّفُ الْقُرْآنَ عَلَيْهِ فَإِنَّهُ يُقْرَأُ غَيْرَ مُؤَلَّفٍ قَالَتْ وَمَا يَضُرُّكَ أَيَّهُ قَرَأْتَ قَبْلُ إِنَّمَا نَزَلَ أَوَّلَ مَا نَزَلَ مِنْهُ سُورَةٌ مِنْ الْمُفَصَّلِ فِيهَا ذِكْرُ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ حَتَّى إِذَا ثَابَ النَّاسُ إِلَى الْإِسْلَامِ نَزَلَ الْحَلَالُ وَالْحَرَامُ وَلَوْ نَزَلَ أَوَّلَ شَيْءٍ لَا تَشْرَبُوا الْخَمْرَ لَقَالُوا لَا نَدَعُ الْخَمْرَ أَبَدًا وَلَوْ نَزَلَ لَا تَزْنُوا لَقَالُوا لَا نَدَعُ الزِّنَا أَبَدًا لَقَدْ نَزَلَ بِمَكَّةَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنِّي لَجَارِيَةٌ أَلْعَبُ { بَلْ السَّاعَةُ مَوْعِدُهُمْ وَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ } وَمَا نَزَلَتْ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَالنِّسَاءِ إِلَّا وَأَنَا عِنْدَهُ قَالَ فَأَخْرَجَتْ لَهُ الْمُصْحَفَ فَأَمْلَتْ عَلَيْهِ آيَ السُّوَرِ
Terjemah: Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa Telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Yusuf bahwa Ibnu Juraij telah mengabarkan kepada mereka, ia berkata; Dan Telah mengabarkan kepadaku Yusuf bin Mahik ia berkata; Suatu ketika, aku berada di tempat Aisyah Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha, tiba-tiba seorang dari Irak menemuinya seraya berkata, “Kain kafan yang bagaimanakah yang lebih baik?” Aisyah menjawab, “Huss kamu, apakah yang menimpamu?” laki-laki itu berkata, “Wahai Ummul Mukminin, tunjukkanlah Mushaf Anda padaku.” Aisyah bertanya, “Untuk apa?” Ia menjawab, “Agar aku dapat menyusunnya. Sebab, Al Qur’an itu dibaca secara tidak tersusun.” Aisyah berkata, “Lalu apa yang menghalangimu untuk membaca bagian apa saja darinya. Sesungguhnya yang pertama-tama kali turun darinya adalah surat Al Mufashshal yang di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka. Dan ketika manusia telah condong ke Islam, maka turunlah kemudian ayat-ayat tentang halal dan haram. Sekiranya yang pertama kali turun adalah ayat, ‘Janganlah kalian minum khamer.’ Niscaya mereka akan mengatakan, ‘Sekali-kali kami tidak akan bisa meninggalkan khamr selama-lamanya.’ Dan sekiranya juga yang pertama kali turun adalah ayat, “Janganlah kalian berzina.’ niscaya mereka akan berkomentar, ‘Kami tidak akan meninggalkan zina selama-lamanya.’ Ayat yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Makkah yang pada saat itu aku masih anak-anak adalah: ‘Balis-sā’atu mau’iduhum was-sā’atu ad-hā wa amarr’.(QS. Al Qamar 46). Dan tidaklah surat Al Baqarah dan An Nisa` kecuali aku berada di sisi beliau.” Akhirnya, Aisyah mengeluarkan Mushaf dan mendiktekan kepada orang Irak itu beberapa surat. (Hadits Shahih Al-Bukhari No. 4609 )
Menjawab Pertanyaan Siapa yang Membukukan Al Quran Pertama Kali?
Rasulullah SAW mendapatkan wahyu Al-Quran dengan cara mutawatir atau berangsur-angsur. Proses penerimaan wahyunya dibagi dalam dua periode yaitu periode sebelum hijrah, disebut sebagai ayat Makiyah, dan setelah hijrah yang disebut dengan ayat Madaniyah.
Pada periode sebelum hijrah, Rasulullah SAW mendapatkan wahyu sebanyak 86 surah yang turun selama kurun waktu 12 tahun 5 bulan. Sementara itu, untuk periode setelah hijrah, Rasulullah SAW mendapatkan wahyu sebanyak 28 surah dalam kurun waktu 9 tahun 9 bulan.
Karena diberi kecerdasan tingkat tinggi, setiap wahyu yang turun langsung dihafalkan oleh Rasulullah SAW, kemudian disampaikan kepada para sahabat yang juga langsung dihafalkan. Selain menghafalkannya, para sahabat juga menulisnya di beberapa media seperti pelepah kurma, lempengan batu, dan tulang.
Sayangnya, karena beberapa perang besar yang terjadi selama periode kepemimpinan Rasulullah SAW dan sepeninggal beliau, akhirnya banyak sahabat yang gugur dalam peperangan tersebut.
Karena takut Al Quran punah, muncullah ide untuk membukukan Al Quran. Para sahabat mulai mengumpulkan ayat-ayat Al Quran yang masih tercerai berai menjadi satu.
Proses pembukuan Al Quran ini semakin digiatkan setelah perang Yamamah, yaitu peperangan kaum muslimin dalam rangka menumpas nabi palsu Musailamah Al Kadzab. Peperangannya sendiri terjadi pada 12 Hijriah yang menyebabkan sebanyak 70 sahabat penghafal Al Quran wafat.
Melihat hal itu, Umar bin Khattab kemudian mengusulkan agar Al Quran dibukukan menjadi mushaf agar tidak lenyap dan dilupakan begitu saja.
Setuju dengan langkah yang diambil Umar bin Khattab, Abu Bakar meminta Zaid bin Tsabit untuk membukukan seluruh ayat Al Quran yang ada padanya. Setelah selesai, mushaf pertamanya disimpan oleh Abu Bakar hingga Beliau Wafat. Setelah itu disimpan oleh sayyidina Umar hingga beliau wafat.
Itulah penjelasan mengenai siapa yang membukukan Al Quran pertama kali serta informasi-informasi penting yang berkaitan dengan pembukuan Al Quran.