Sajen – Sesaji atau orang Jawa biasa menyebutnya sajen merupakan budaya turun-temurun dari nenek moyang. Sajen merupakan bentuk persembahan kepada roh leluhur atau kepada makhluk halus. Orang-orang memberi persembahan berupa sesajen kepada makhlus halus atau jin karena mereka yakin makhluk halus akan menjaga mereka.
Budaya memberi sesaji merupakan budaya turun-temurun. Bahkan sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Kemudian Allah mengutus Rasulullah ke dunia, yang salah satu tugasnya untuk menegakkan tauhid. Ajaran tauhid adalah ajaran untuk menyembah Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Tidak ada tempat berlindungi selain Allah.
Memberi Sajen Termasuk Perbuatan Syirik
Syirik mengandung arti menyekutukan Allah. Orang disebut syirik jika ia menyekutukan Allah dengan lainnya, misalnya dengan uang, jin, benda-benda keramat, dll. Ritual memberi sesajen kepada makhluk halus adalah contoh perbuatan syirik. Sebab orang-orang meminta perlindungan bukan kepada Allah, tetapi kepada jin. Padahal jin dan syetan adalah ciptaan Allah yang tugasnya menyesatkan manusia.
Meminta perlindungan kepada jin dengan memberi sajen hanya menambah dosa. Bukannya perlindungan yang didapatkan, tetapi malapetaka serta dosa besar yang didapat.
وَأَنَّهُۥ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ ٱلْإِنسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
Arti: Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin ayat 6)
Sesajen dalam Hukum Islam
Tidak pantas sebagai seorang manusia yang diciptakan oleh allah untuk menjadi khalifah di muka bumi memberi sesembahan atau kurban kepada selain Allah. Memberi persembahan kepada Allah bisa berupa ibadah, mengeluarkan harta untuk bersedekah, atau berqurban di Idul Adha.
Mengeluarkan harta dalam rangka menyembah Allah merupakan bentuk ibadah. Tidak ada yang pantas disembah selain Allah. Shalat, kurban / sembelihan, hidup maupun mati manusia hanyalah untuk Allah. Semua yang ada di semesta adalah milik Allah. Penyembahan yang dilakukan oleh manusia selain kepada Allah merupakan pengingkaran atas kuasa Allah.
Shalat dan kurban merupakan dua ibadah yang menjadi bukti kecintaan seorang hamba kepada Allah. Melaksanakan keduanya juga sebagai pengakuan bahwa Allah-lah satu-satunya tempat berlindung. Menegakkan tauhid harus dengan mengamalkan syariat-syariat Islam. Tanpa mengamalkan ajaran Islam secara benar, maka tauhid di dalam diri kita tidak akan tegak.
Sesajen bukan bentuk ibadah kepada Allah. Karena ritual ini disembahkan kepada jin dan setan dengan maksud meminta permohonan atau pertolongan. Memberi sesajen merupakan dosa besar yang membuat seseorang bisa keluar dari Islam atau kafir.
Allah mengharamkan kurban atau sembelihan yang secara khusus dipersembahkan bukan kepada Allah. Allah akan melaknat setiap orang yang berkurban / menyembelih selain kepada-Nya. Orang yang melakukan ritual seperti memberi sesajen, tumbal tidak akan mendapat rahmat dari Allah. Sangat rugi dunia dan akhirat bagi orang-orang yang menyekutukan Allah.
Sobat Cahaya Islam, perlu kita ketahui bahwa keburukan bukan dilihat dari besar kecilnya sesajen itu. Tapi yang paling utama adalah rasa takut dan pengagungan kepada Allah. Meskipun sajen yang dipersembahkan hanya sebesar lalat, tapi hatinya tidak memiliki rasa takut kepada Allah. Itu sudah merusak tauhid serta akidah. Karena rasa takut dan pengagungannya kepada selain Allah. Semoga kita dihindarkan dari perbuatan syirik di sekitar kita.