Proporsional dalam Beribadah, Jangan Berlebih-lebihan dalam Beragama!

0
235
Proporsional-dalam-Beribadah

Proporsional dalam Beribadah – Dalam beribadah, kita harus serius dan sungguh-sungguh. Namun, bukan berarti kita harus melupakan dunia dan fokus untuk beribadah terus-menerus tanpa henti. Justru, Islam melarang berlebih-lebihan dalam beragama. Oleh karena itu, kita harus proporsional dalam melaksanakan ibadah.

Larangan Berlebih-lebihan dalam Beragama

Bukan tanpa dalil, Allah sendiri yang melarang hamba-Nya untuk berlebih-lebihan dalam beragama. Hal ini bisa kita lihat dalam Al-Qur’an. Berikut penggalan ayatnya:

 يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ لَا تَغْلُوْا فِيْ دِيْنِكُمْ 

“Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu.” (1)

Dalam Islam, sikap berlebih-lebihan dikenal dengan istilah ghuluw, yakni melampaui apa yang dikehendaki syariat, baik dalam keyakinan maupun perbuatan. Sikap ghuluw ini cukup ekstrim sehingga kita harus menjauhinya. Islam sendiri mengajarkan agar kita tidak melupakan dunia. Pasalnya, semua manusia berhak mencari kebahagiaan di dunia meski prioritasnya tetap akhirat.

Sebagai Rasulullah, Nabi Muhammad saja tidak berlebih-lebihan dalam melakukan ibadah. Rasulullah juga punya sisi kekeluargaan seperti kita semua. Oleh karena itu, jangan sampai kita terlalu berlebihan dalam beribadah hingga melupakan kewajiban kita terhadap diri sendiri dan keluarga.

Kisah Rasulullah Menegur Sahabatnya yang Berlebihan dalam Beribadah

Alkisah, ada seorang sahabat Nabi yang Bernama Utsman bin Mazh’un. Suatu ketika, ia meminta izin kepada Rasulullah untuk cerai dengan istrinya dan menghabiskan hidupnya untuk beribadah. Tak hanya itu, Utsman bin Mazh’un juga ingin mengosongkan diri, tidak memakan daging, tidak tidur malam, dan berpuasa setiap hari.

Alih-alih mengapresiasi dan setuju, Rasulullah justru menegurnya. Kemudian, beliau menjelaskan bahwa keinginan-keinginannya tadi adalah bertentangan dengan sunnah beliau. Dengan tegas, Rasulullah memperingatkan:

إِنَّ مِنْ سُنَّتِي أَنْ أُصَلِّي، وَأَنَام، وَأَصُومَ، وَأَطْعَمَ، وَأَنْكِحَ، وَأُطَلِّقَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي، فَلَيْسَ مِنِّي

“Diantara sunnahku adalah shalat, tidur, puasa, makan, menikah, dan cerai. Barangsiapa tidak menyukai sunnahku, ia bukan dari bagianku.” (2)

Pentingnya Proporsional dalam Beribadah

Alih-alih mendapatkan pahala yang banyak, terlalu berambisi dalam beribadah justru dapat membuat cepat bosan. Jika sudah bosan, semangat dalam beribadah pun akhirnya turun. Berbeda jika melakukan ibadah sewajarnya, dalam arti tidak berlebihan namun juga tidak malas-malasan. Tentu saja, hasilnya akan lebih konsisten.

Dari hadits-hadits di atas, sangat jelas bahwa Rasulullah menegaskan para umatnya untuk bersikap proporsional dalam melakukan ibadah. Jangan sampai hanya karena berlomba untuk mendapat pahala, justru hasilnya mencelakakan diri dan tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah.

Dalam Al-Qur’an, Allah juga sudah mengingatkan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh lupa akan bagian kita di dunia, namun akhirat tetap menjadi tujuan utama kita.

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu di dunia.” (3)



Referensi:

Q.S. Al-Maidah Ayat 77

Sunan ad-Darimi 2104

Q.S. Al-Qashash Ayat 77

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY