Kajian islam – Beberapa waktu yang lalu tim cahayaislam menerima satu email terusan dari salah satu sahabat pembaca. Tulisan pendek itu sangat menginspirasi sekaligus menampar diri kita itu berjudul “Paradox of life” atau paradoks kehidupan. Usut punya usut tulisan itu merupakan satu coretan kecil dari seorang komedian legendaris bernama Charlie Chaplin yang tenar di tahun 70an. Tulisan itu kira-kira berbunyi seperti ini:
“Kini, manusia memiliki bangunan-bangunan menjulang tinggi, namun kesabaran yang sangat pendek. Manusia pula memiliki jalan bebas hambaran yang lebih lebar, namun sudut pandang yang malah semakin sempit. Manusia memiliki rumah yang besar, namun keluarga yang kecil, rumah yang lebih megah dan mewah, namun keluarga yang berantakan. Manusia hidup di zaman dimana terdapat dua sumber penghasilan, tetapi lebih banyak perceraian.
Paradoks Kehidupan
Manusia kini lebih menambah tahun-tahun dalam kehidupan mereka, namun bukan menambah kehidupan di tahun-tahun yang mereka jalani. Manusia melakukan hal-hal besar, namun bukan hal-hal yang lebih baik dan bermakna untuknya. Manusia menjadi lebih terburu-buru dan berhenti belajar untuk menunggu”
Manusia yang lalai dalam tujuan utamanya: Kehidupan kekal di akhirat
Membaca kalimat singkat diatas, tim cahayaislam mulai mendapatkan rona-rona mekarnya inspirasi. Mata kami kembali terbuka dan mulai menyadari realitas yang ada dalam kehidupan kita sekarang. Semakin kami mengamati jalannya kehidupan, semakin tampak pula paradoks-paradoks yang terjadi di dalamnya. Kita manusia kebanyakan terfokus pada sesuatu yang nampak (dalam konteks ini adalah kehidupan dunia), hingga melupakan apa yang benar-benar berharga untuk kita sebagai orang islam yang beriman kepada Allah.
Sudah jarang kita temukan orang-orang yang membudayakan kehidupan zuhud dengan orientasi pada kebahagiaan akhirat. Yang ada banyak adalah mereka orang-orang yang saling berlomba mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya dan lupa bahwa suatu saat nanti ketika ajal menjemput, apa yang mereka kumpulkan itu tidak akan dibawa ke liang kubur. Tentu itu merupakan hal yang berbahaya dan menyebabkan kerugian yang pasti.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sungguh Kami Allah telah menjadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka memiliki hati, namun tak menggunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (namun) tak menggunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka memiliki telinga (namun) tak menggunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah termasuk orang-orang yang lalai. [1]
Dunia ini tidak berharaga bahkan jika dibandingkan satu sayap nyamuk
Tahukah sobat cahayaislam. Sejatinya dunia ini adalah hina dan tidak memiliki arti atau nilai apapun bahkan bila dibandingkan dengan sayap nyamuk?
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم “ لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ ” . وَفِي الْبَابِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ
Dalam hadits diatas dijelaskan dengan gamblang bahwa bila saja dunia ini memiliki nilai yang sama seperti satu sayap nyamuk, maka niscaya Allah tidak akan memberikan satu teguk air pun kepada mereka yang tidak beriman. Jadi sungguh benar suatu kerugian besar bila kita orang islam yang beriman kepada Allah sampai terjerumus pada kerlip megahnya dunia hingga melupakan akhirat. Semoga bermanfaat ya nasihatnya!
Catatan Kaki
[1] Q.S. Al A’raaf (7) ayat 179
[2] H.R. Jami` at-Tirmidzi 2320 Bab: Yang Telah Berhubungan Tentang Tidak Pentingnya Dunia Bagi Allah Yang Mahakuasa Dan Mulia