Kapan Harus Mendahulukan yang Kanan?

0
79
Kapan Mendahulukan yang Kanan

Mendahulukan yang Kanan – Dalam Islam, ada tradisi mendahulukan yang kanan dulu. Ternyata, ini bukan sekedar tradisi, tapi termasuk sunnah Nabi. Namun, tentu saja hal ini berlaku hanya pada hal-hal tertentu saja. Sementara pada hal-hal lainnya, berlaku sebaliknya.

Dalam Hal Apa Saja Kita Perlu Mendahulukan yang Kanan?

Hendaklah kita mendahulukan terlebih dahulu yang kanan untuk perkara yang baik. Lain halnya saat memulai sesuatu yang jelek atau melepas sesuatu, maka hendaknya kita memulai dari yang kiri dulu. Begitulah adab yang ada dalam ajaran Islam, sebagaimana sabda Nabi:

 كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ

“Rasulullah sangat suka mendahulukan yang kanan saat memakai sendal, menyisir rambut, dan bersuci, juga segala perkara yang baik.” (1)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah suka mendahulukan dari yang kanan sebisa dan semampu beliau dalam tiap-tiap perkara. Hal ini mengisyaratkan bahwa beliau selalu berusaha mendahulukan dari yang kanan, khususnya dalam perkara-perkara yang baik.

Imam Nawawi juga mencontohkan bahwa perkara-perkara baik yang hendaknya dimulai dari kanan antara lain seperti keluar kamar mandi, mencuci anggota wudhu, memberi salam dalam shalat, mencukur rambut, memotong kuku, masuk masjid, memakai Sepatu, dll.

Kapan Harus Mendahulukan yang Kiri?

Jika mendahulukan kanan adalah dalam hal baik dan memakai sesuatu, maka mendahulukan yang kiri adalah sebaliknya. Jika dalam perkara yang baik, seseorang meninggalkan dari memulai dengan yang kanan, maka hukumnya makruh.

Untuk perkara kotor atau hina seperti cebok (instinja’) dan membuang ingus, maka sebaiknya kita memulai dengan yang kiri. Selain itu, contoh lain adalah melepas sendal dan pakaian dari yang kiri terlebih dahulu.

Kalaupun terpaksa melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti di atas dari yang kanan dulu atau menggunakan tangan kanan, maka hukumnya makruh.

Kesimpulan

Kesimpulannya, hendaknya seorang muslim memulai dari yang kanan saat bersuci, berhias, memakai sesuatu, keluar dari kamar mandi, dan melakukan perkara yang mulia.

Sebaliknya, hendaknya kita memulai dari yang kiri saat melepas sesuatu, masuk toilet atau kamar mandi, dan melakukan perkara yang kotor atau hina.

Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus bisa membiasakan diri melakukan sunnah Nabi ini. Terkadang, kita menganggap hal-hal semacam ini terlalu sepele. Padahal, jika kita lakukan dengan niat mengikuti sunnah Nabi, maka akan bernilai pahala.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 168

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY