Jika kita ditanya apakah kewajiban seorang muslim itu, maka secara otomatis jawaban pertama yang akan kita berikan adalah melaksanakan sholat. Tidak heran, karena sholat adalah pilar agama Islam, yang menandai seberapa jauh kefahaman seorang muslim, sekaligus amalan utama yang akan dihisab pertama kalinya di hari akhir nanti. Lalu bagaimana dengan kewajiban seorang muslim yang lainnya? Nah sahabat, sebenarnya kewajiban manusia dalam Islam dapat kita ringkas dalam beberapa poin berikut ini.
Mencari ilmu
Sahabat Cahayaislam, seperti yang telah kita ketahui, dalam hadits riwayat Ibnu Majjah disebutkan bahwa “Mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap orang Islam.” Nah, kira-kira mengapa demikian? Ternyata sahabat, dengan kita mencari ilmu, Allah akan mengangkat derajat pahala kita di surga nanti melebihi orang yang beriman namun tidak berilmu, sebagaimana yang disebutkan dalam surat Al Mujadilah ayat 11 berikut ini.
Allah akan mengangkat derajatnya orang yang beriman di antara kalian dan juga orang-orang yang diberi ilmu, dan Allah Maha Waspada dengan apa-apa yang kalian amalkan.
Setelah membaca dalil tersebut, akan dimungkinkan muncul pertanyaan lagi: jika memang mencari ilmu adalah salah satu kewajiban seorang muslim, lalu sebenarnya ilmu yang seperti apa sih yang dimaksudkan? Menurut pandangan Islam, jawabannya ada tiga, yaitu: ilmu dari ayat yang menghukumi (Al Quran), sunnah yang ditegakkan (Al Hadits), dan juga ilmu faroidh (ilmu tentang pembagian waris). Adapun ilmu keduniaan yang kita pelajari di bangku sekolah maupun kuliah, sifatnya adalah tambahan, dan jika kita juga mempersungguh di dalamnya dengan diniatkan perjuangan, in shaa Allah itu pun lebih baik, sahabat.
Mengamalkan ilmu yang telah dikaji
Selagi kita mencari ilmu dengan cara mengaji, tentunya kewajiban kita tidak cukup sampai di situ, sobat. Ilmu yang telah kita dapatkan juga wajib kita amalkan, karena beramal memang sudah satu gandengan dengan berilmu, sehingga kefahaman bisa kita rasakan sampai ke dalam hati. Pengamalan kita jugalah yang akan menentukan derajat kita ketika di surga nanti, seperti yang telah disebutkan dalam Al Quran:
Dan demikian surga diwariskan pada kalian sebab apa-apa yang telah kalian amalkan. (Q.S. Az Zukhruf: 72)
Nah sahabat, marilah kita jadikan dalil tersebut sebagai motivasi untuk terus meningkatkan amalan baik kita, agar nantinya kita mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.
Membela agama Allah
Di antara kita, seringkali terbersit pertanyaan, bagaimanakah membela agama Allah itu? Apakah harus dengan perang? Apakah harus dengan berhijrah ke Mekkah ataupun Madinah? Untuk menjawabnya, mari kita simak arti dari sebuah riwayat berikut ini.
Berjihadlah kalian dalam agama Allah dengan beberapa tangan kalian, lisan kalian, dan juga harta kalian. (HR Nasa’i fii kitabul jihad)
Jika kita fahami makna dari hadits tersebut, berjihad dengan tangan tidak harus berarti dengan perang, terutama jika kita lihat kondisi saat ini, di mana secara umum kita dapat menetapi hidup beragama dengan aman. Berjihad dengan tangan dapat diartikan dengan berjihad dengan tenaga yang kita miliki, dengan mencurahkan tenaga kita dalam kegiatan-kegiatan yang sekiranya merupakan amrin jami’, seperti mengaji, membangun masjid, amal sholih bersih-bersih lingkungan masjid, dan sebagainya. Berjihad dengan lisan berarti mengungkapkan ide, gagasan atau pemikiran kita untuk membantu kelancaran amrin jami’, yang dapat kita bagi melalui musyawarah. Sedangkan berjihad dengan harta berarti semangat dalam infaq ataupun shodaqoh. Singkatnya, kita bisa melakukan hal-hal sederhana untuk membela agama Allah, agar dapat terus berjalan ilaa yaumil qiyamah.
Menjalankan syariat dengan tidak berpecah-belah
Sahabat Cahayaislam, Allah SWT menghendaki kita sebagai umat Islam untuk menjalankan syariat dengan berjamaah, dalam artian bersama-sama memiliki satu tujuan sama yaitu masuk surga Allah selamat dari neraka Allah, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat At Tirmidzi yang artinya:
Menetapilah kalian dengan berjamaah dan takutlah pada perpecahan.
Dari dalill tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan berjamaah Allah akan ridho dan memberikan pertolongan-Nya kepada kita.
Menetapkan diri dalam ketaatan
Pada dasarnya kita tidak akan mampu melaksanakan semua kewajiban seorang muslim tanpa didasari ketaatan. Taat sendiri, yang utama ada tiga, yaitu: taat pada Allah SWT, taat pada Rosulullah SAW, dan juga taat kepada pengatur atau pemimpin kita, selagi perintahnya tidak maksiat. Lebih luas lagi dapat juga kita tambahkan taat kepada orang tua kita, sebagai wujud dari birrul walidain.
Nah sahabat, kiranya demikian ringkasan dari kewajiban seorang muslim selama hidup di dunia ini. Sahabat tidak perlu khawatir, karena ini semua merupakan kewajiban umat Islam terhadap Alllah, maka Allah pun tidak akan menyia-nyiakannya. Bahkan Allah SWT akan membalas i’tikad dan amalan baik kita dengan derajat surga yang tinggi di sisi-Nya kelak. Maka kita jangan sampai patah semangat dan harus selalu berusaha untuk istiqomah dalam kebaikan.
[…] Oleh, Penulis […]