Bolehkah Memberikan Hibah Tanpa Persetujuan Ahli Waris?

0
280
hibah tanpa persetujuan ahli waris

Hibah tanpa persetujuan ahli waris – Kita sering mendengar terjadinya perkelahian atau sengketa akibat adanya hibah tanpa persetujuan ahli waris. Apa yang dimaksud dengan hibah? Apa perbedaannya dengan waris dan apakah dalam agama Islam dibolehkan memberi hibah tanpa seizin ahli waris?

Masalah hibah dan waris memang sangat sensitif dan kerap memicu sengketa diantara penerimanya. Agar terhindar dari hal demikian maka baik pemberi maupun penerima hibah harus bersikap bijaksana. Mari kita telaah permasalahan ini melalui kacamata agama Islam.

Apakah Hibah Tanpa Persetujuan Ahli Waris Diperbolehkan Dalam Agama Islam?

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 177,

۞ لَيْسَ الْبِرَّاَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَ ۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ ۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْا ۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS Al Baqarah :177)

Allah berfirman bahwa beriman bukan hanya sekedar melakukan ibadah shalat tanpa niat yang khusyu’. Beriman sesungguhnya yaitu dengan berbuat kebajikan bersedekah dan memberikan hartanya kepada mereka yang lebih membutuhkan dengan niat yang tulus ikhlas.

Ayat ini mendasari arti hibah yang diyakini sebagai pemberian harta kepada salah satu pihak tanpa syarat apapun. Dalam surah Ali Imran ayat 92, Allah juga mengajak umat Islam untuk berlomba mengerjakan kebaikan dengan saling berbagi.

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ

“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran :92)

Sebelum memberikan hibah, ada beberapa rukun hibah yang sangat penting untuk diketahui. Sebelum menjawab pertanyaan apakah hibah tanpa persetujuan ahli waris diperbolehkan dalam Islam, mari kita simak apa saja rukun hibah terlebih dahulu.

1. Adanya Orang yang Akan Memberikan Hibah

Pihak yang akan memberikan hibah disebut dengan Wahib. Sebelum memberikan hibah, seorang wahib harus dipastikan dalam kondisi sehat lahir dan batin. Ia juga sudah baligh dan dipastikan merupakan pemilik sah dari harta yang akan dihibahkan.

2. Adanya Orang yang Akan Menerima Hibah

Penerima hibah ini disebut dengan Mawhub-lah. Penerima hibah boleh berupa pribadi perorangan atau sebuah kelompok/organisasi. Jika penerima hibah belum baligh maka Ia akan diwakilkan oleh walinya.

hibah tanpa persetujuan ahli waris

3. Adanya Harta yang Akan Diberikan

Harta apa saja boleh dijadikan hibah, selama masih sesuai dengan ketentuan syari’at Islam dan ada wujudnya. Boleh harta bergerak atau tidak bergerak, selama masih memiliki manfaat dan tidak melanggar norma agama. Pemberi hibah juga harus bisa membuktikan keberadaan harta yang dimaksud.

4. Ijab Kabul

Ini adalah rukun yang terpenting. Tanpa adanya ijab kabul maka proses hibah tidak dapat dilaksanakan. Setelah adanya ijab kabul, barulah terjadi proses pengalihan kepemilikan atas harta yang dihibahkan tanpa syarat apapun.

JIka melihat rukun hibah di atas, tidak dicantumkan keharusan adanya ahli waris sebagai pihak yang harus mengetahui proses terjadinya hibah. Dalam pandangan Islam, pemberian hibah merupakan hak mutlak individu pemilik harta tersebut.

hibah tanpa persetujuan ahli waris

Tidak ada keharusan bagi pemilik harta untuk mendapatkan persetujuan dari ahli warisnya sebelum ia melakukan hibah.Selama sang pemilik harta menghibahkan hartanya dalam kondisi sehat lahir batin dan tanpa paksaan, maka hibah dinyatakan sah.

Namun sebaiknya pada saat melakukan hibah dihadirkan saksi yang menguatkan. Saksi yang ditunjuk harus dapat mempertanggungjawabkan kesaksiannya. Hal ini untuk menghindari adanya perselisihan akibat hibah tanpa persetujuan ahli waris di masa yang akan datang.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY