G30SPKI, Sejarah Kelam Bangsa Indonesia Yang Tidak Bisa Dilupakan

0
686
G30SPKI

G30SPKI – Tanggal penutupan di bulan September ini memiliki kisah sejarah yang tidak pernah bisa dilupakan oleh bangsa Indonesia. Terjadi tragedi besar pada malam 30 September tahun 1965, dimana para petinggi Indonesia menjadi korban kudeta orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Tujuh Jendral bukanlah angka yang sedikit, mati sia-sia dilubang yang sempit.

Sobat Cahaya Islam, 30 September yang lalu adalah peristiwa yang menyakitkan bagi rakyat Indonesia. Banyak yang berspekulasi bahwa kejadian tersebut karena oknum PKI, tetapi sejarah tidak ada yang mengetahui kebenarannya. Sebagai generasi penerus bangsa, mari tengok kejadian tersebut untuk memacu pribadi yang lebih baik. Supaya kematian dari 7 Jendral tidak berdosa tersebut terbayarkan.

Kematian para Jendral tersebut banyak yang mengatakan sebagai tragedi G30SPKI. Tetapi tahukah umat jika presiden pertama Indonesia tidak pernah memakai nama G30SPKI pada peristiwa kelam tersebut. Ir. Soekarno menyebutkan kejadian tersebut dengan nama Gestok atau Gerakan Satu Oktober. Menurut sejarah Soekarno memakai nama Gestok karena kejadian tersebut terjadi pada malam 30 September dan menjelang pagi 1 oktober 1965.

Sejarah G30SPKI Terjadi Pada Tanggal 30 September

Sobat Cahaya Islam, nama G30S sudah tidak asing lagi ditelinga. Setiap tahun pada 30 September film dokumenter tentang gerakan tersebut diputar di Televisi Nasional. Apalagi pada jaman Orde Baru film G30S wajib ditayangkan, tidak terkecuali di pelosok desa. Hal ini dilakukan pemerintah untuk mengenang sejarah yang terjadi pada malam berdarah tersebut.

Sehingga generasi bangsa tahu akan sejarah Indonesia dari kemerdekaan hingga saat ini. Tetapi film hanyalah sebuah film, yang bermaksud tidak sepenuhnya dibuat dengan aslinya. Pasti sedikit banyak mengandung narasi fiksi yang dibuat-buat, ini supaya adegan yang ada didalam film tersebut semakin greget. Dan membuat penonton seolah-olah berada saat kejadian itu.

Ada kisah mengharukan ketika kejadian malam tersebut yaitu, putri dari bapak A. H. Nasution yaitu Ade Irma  Suryani Nasution tertembak peluru pasukan Cakrabiwa dan mengenai dari punggung Ade Irma. Nyawa putri kecil itu tidak bisa tertolong dan menghembuskan napas terakhir saat itu juga.

7 Jenderal Yang Diculik Pada Peristiwa G30SPKI

Sobat Cahaya Islam, malam 30 September 1965 menjadi pil pahit yang harus ditelan ketika mengenang kejadian tersebut.

G30SPKI

Apalagi bagi keluarga para Jendral yang menjadi korban pembantaian bengis itu. Berikut nama-nama korban yang meninggal akibat peristiwa G30SPKI.

1.  Jendral TNI (Anumerta) Achmad Yani

2. Letjen (Anumerta) Suprapto

3. Mayjend (Anumerta) MT Haryono

4. Letjen (Anumerta) Siswondo Parman

5. Mayjend (Anumerta) DI Panjaitan

6. Mayjend ( Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo

7. Letnan Satu Corps Zeni (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.

Itulah nama-nama Jendral yang menjadi korban kebiadaban peristiwa G30S. Peristiwa ini terjadi karena ingin mengkudeta Presiden Soekarno dari jabatannya.

Serta sasaran utama dari G30Sadalah Jendral A.H. Nasution, namun Nasution berhasil melarikan diri. Akibat dari peristiwa G30SPKI itu Indonesia mengalami kegoncangan politik yang luar biasa. Partai PKI yang di diduga menjadi dalang langsung menjadi amukan rakyat Indonesia.

Ir. Soekarno dituntut oleh rakyat untuk membubarkan partai PKI tersebut, sehingga Jendral Soeharto yang diperintahkan oleh Ir. Soekarno langsung menumpas PKI beserta Organisasi yang berada dibawahnya. Pemimpin PKI yaitu D.N Aidit juga menjadi sasaran TNI/Polri waktu itu.

Sobat Cahaya Islam, peristiwa G30SPKI dalam islam bisa dikatakan sebagai peristiwa adudomba. Dimana pelaku mencoba menggulingkan pemerintah dengan cara yang tidak sepatutnya. Agama islam melarang umatnya untuk melakukan perbuatan adu domba karena akan merugikan banyak pihak.

Dari Ibnu Abbas dia berkata; Nabi saw pernah keluar dari salah satu kebun yang ada di Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di kuburnya, setelah itu beliau bersabda: “Tidaklah keduanya disiksa karena dosa besar namun hal itu adalah perkara yang besar, salah satu darinya adalah tidak bersuci dari kencingnya sedangkan yang lain selalu mengadu domba.” Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua, sepotong beliau tancapkan di kuburan yang satu dan sepotong di kuburan yang lain. Beliau kemudian bersabda: ‘Semoga ini bisa meringankan siksa keduanya selagi belum kering.” (HR. al-Bukhari).

Hadits ini terdapat dalam kitab al-jami’ as-Shahih li al-Bukhari pada bab “An-namimah min al-kaba’ir”, (Mengadu domba termasuk dosa besar), nomor 5595. Matan Hadits ini juga terdapat dalam bab Ghibah, nomor: 5592, kitab Jenazah nomor 1289, 1273, dalam kitab Wudhu, nomor 211, 209, dan kitab Thaharah, nomor 439.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY