Cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah swt – Iman kepada Rasul merupakan bagian dari rukun iman. Hanya saja tidak banyak yang memahami secara pasti bagaimana cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah swt. Karenanya mempelajari rukun-rukun iman dan implementasinya dalam kehidupan sangat penting bagi setiap muslim.
Sobat Cahaya Islam, rukun iman adalah sendi tegaknya iman. Apa saja yang termasuk rukun iman? Yakni iman kepada Allah swt, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitab samawi, iman kepada rasul-rasul Allah swt, iman kepada Hari Akhir, dan iman kepada takdir Allah yang baik atau yang buruk.
Keenam rukun iman harus ada pada diri setiap muslim. Ketiadaan salah satu di antara keenam rukun iman akan menghilangkan iman.
Definisi Nabi dan Rasul
Sebelum mempelajari tentang cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah swt, ada baiknya Sobat Cahaya Islam lebih dahulu menyimak tentang definisi nabi dan rasul. Apa perbedaan dari nabi dan rasul? Mari simak uraian berikut:
Makna Nabi
Secara bahasa, kata nabi bermakna mengabarkan. Selain itu nabi juga memiliki makna tinggi atau naik.
Sementara secara istilah, nabi bermakna seorang laki-laki yang diberi kabar (wahyu) dari Allah swt berupa syariat. Dia mengajarkannya kepada orang-orang di sekitarnya dari kaumnya.
Makna Rasul
Secara bahasa, rasul mempunyai makna orang yang mengikuti berita-berita orang yang mengutusnya. Rasul merupakan nama bagi yang diutus. Sedangkan irsal adalah pengarahan.
Sementara itu, secara istilah rasul bermakna seorang laki-laki merdeka yang diberi wahyu oleh Allah swt dengan membawa syariat. Dia mendapat perintah untuk menyampaikannya kepada umat, termasuk orang yang tidak dia kenal dan juga yang memusuhinya.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Dari definisi nabi dan rasul dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap rasul pastilah seorang nabi tetapi tidak semua nabi adalah rasul. Rasul mendapat tugas dari Allah Ta’ala untuk mengajari umatnya atau membawa mereka kembali kepada syariat Allah swt.
Cara Kita Beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT yang Tepat
Selanjutnya pemahaman yang benar mengenai cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah swt sangat penting. Bagaimana cara beriman kepada rasul-rasul yang tepat? Berikut ini empat di antaranya:
1. Mengimani pengutusan para nabi dan rasul
Membenarkan dengan penuh keyakinan bahwa Allah swt mengutus seorang rasul untuk setiap umat.Tujuan dari pengutusan tersebut adalah agar para rasul mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah swt semata tanpa menyekutukannya dan kufur kepada sesembahan selain-Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 35 sampai 36, “Maka tidak ada kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Dan sungguh Kami telah mengutus rasul untuk tiap-tiap umat (agar menyerukan) ‘Sembahlah Allah (saja) dan menjauhlah dari taghut itu’. Maka di antara umat itu ada orang-orang yang mendapat petunjuk dari Allah dan ada juga di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan untuknya. Maka berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul mereka).” (QS An-Nahl: 35-36)
2. Mengimani para nabi dan rasul secara umum
Iman kepada para nabi dan rasul hukumnya wajib. Siapa yang mengingkari seorang saja dari mereka maka dia telah kafir kepada seluruhnya.
Hal ini Allah Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya, “Rasul telah beriman pada Al-Qur’an yang diturunkan padanya dari Tuhannya, demikian juga orang-orang yang beriman. Seluruhnya beriman pada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan,) ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun (dengan yang lain) di antara rasul-rasul-Nya.’” (QS Al-Baqarah: 285)
Sobat Cahaya Islam, kita wajib mengimani seluruh nabi dan rasul secara umum, baik yang kita ketahui maupun tidak. Di samping itu kita juga wajib mengimani nabi dan rasul yang Allah Ta’ala sebutkan di dalam Al-Qur’an. Ke-25 nabi tersebut adalah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Yaqub, Yusuf, Syu’aib, Ayyub, Dzulkifli, Musa, Harun, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad saw penutup para nabi.
3. Membenarkan semua berita mengenai para nabi dan rasul
Sumber berita tentang para nabi dan rasul adalah Al-Qur’an dan sunnah. Sumber-sumber dari Yahudi dan Nasrani tidak perlu kita yakini kebenarannya serta tidak perlu kita ingkari.
4. Mengamalkan syariat nabi yang diutus kepada kita
Manusia yang hidup pada masa Nabi Nuh as wajib mengikuti syariat beliau. Sedangkan yang hidup pada zaman Nabi Musa as berkewajiban mengikuti syariat Nabi Musa as. Adapun kita sebagai umat akhir zaman, tentunya wajib mengikuti syariat nabi terakhir, Nabi Muhammad saw.
Mengenai hal ini, Allah Ta’ala telah berfirman, “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikanmu (Muhamad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian tidak ada keberatan dalam hati mereka atas keputusan yang engkau berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS An-Nisa’: 65)
Rasulullah saw menyatakan, “Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya! Tidak seorang pun yang mendengar tentangku dari umat (manusia) ini, seorang Yahudi atau Nasrani, kemudian meninggal dunia dan tidak beriman kepada apa yang karenanya aku diutus, kecuali dia termasuk penduduk neraka.” (HR Muslim, 1/134)
Itulah tadi, Sobat Cahaya Islam, uraian mengenai cara kita beriman kepada rasul-rasul Allah swt. Mudah-mudahan kita senantiasa Allah mudahkan untuk senantiasa menegakkan rukun-rukun iman. Aamiin.